Tulisan Terminal Mojok beberapa kali membahas soal Kampung Durian Runtuh dalam serial Upin dan Ipin. Bahkan, ada yang menuliskan bahwa kampung ini sebagai salah satu tempat ideal untuk hidup, terutama untuk pensiunan. Saya setuju sih, kondisi alam dan sosial Kampung Durian Runtuh Upin Ipin memang terlihat nyaman.Â
Jangankan mereka yang sudah pensiun, anak muda seperti saya juga tertarik tinggal di kampung itu. Di tengah isu sulitnya membeli rumah dikalangan anak muda Indonesia, Kampung Durian Runtuh rasa-rasanya lebih baik daripada rumah-rumah pinggiran kota yang harganya kadang sudah tidak masuk akal bagi kantong. Saya jadi penasaran, kalau Kampung Durian Runtuh memang ada di dunia nyata, kira-kira berapa harga hunian di sana ya?
Daftar Isi
Memperkirakan lokasi Kampung Durian Runtuh
Sudah ada banyak orang yang mencoba menebak lokasi kampung ini di dunia nyata. Di Terminal Mojok bahkan ada 2 penulis yang mencoba menelusurinya. Pertama, tulisan Gusti Aditya, berdasarkan hasil wawancara dengan kawan di Malaysia Kampung Durian Runtuh diduga terletak di daerah Johor, tepatnya di Segamat. Alasannya sederhana saja, di sana banyak kebun kelapa sawit. Namun, menurut penelusuran Iqbal AR, ada beberapa tempat yang kemungkinan lokasi asli Kampung Durian Runtuh. Sebut saja, Negeri Perak, Negeri Selangor, bahkan Penang.Â
Di antara banyak versi itu, saya lebih percaya teori Mas Iqbal AR bahwa Kampung Durian Runtuh terletak di Negeri Perak. Ada bukti kuat yang menunjukkan kampung fiksi itu terletak di sana, yakni petunjuk berupa munculnya bendera berwarna putih-kuning-hitam di salah satu episode. Warna itu mirip dengan bendara Negeri Perak.
Sedikit informasi, Negeri Perak merupakan negara bagian yang terletak di pantai barat Semenanjung Malaya. Daerah ini berada di sisi utara Selangor. Negeri Perak berbentuk Kesultanan Melayu dan menjadi salah satu dari 13 buah negeri yang membentuk Malaysia.
Mempertimbangkan berbagai faktor
Setelah mengetahui lokasi Kampung Durian Runtuh Upin Ipin, kita tidak bisa langsung menentukan harga tanahnya. Sebab, harga sebuah lahan tergantung pada banyak faktor. Itu mengapa, kita perlu menilik kembali episode-episode Upin Ipin untuk mendapat petunjuk.Â
Pertama-tama, kondisi geografis dan akses ke kampung. Apabila sebuah kampung terletak di lokasi yang strategis, akses mudah, padat penduduk bebas banjir, pasti harganya lebih mahal daripada yang lain.Â
Sekarang coba kita tengok kampungnya Upin Ipin. Kak Ros pernah bilang, untuk menuju kota saja harus menempuh waktu 1 jam. Lalu, di film Hantu Durian juga dengan blak-blakan menunjukkan betapa akses ke kampung ini butuh effort yang nggak main-main. Sudah jauh, akses transportasi sangat susah pula. Level keamanan kampung ini juga masih rendah. Banyak maling dan hantu jadi-jadian.Â
Kedua, kondisi alam. Kampung Durian Runtuh memang subur. Kalau tidak, mana mungkin Tok Dalang busa jadi juragan durian dengan tanah berhektar-hektar. Namun, ada harga yang harus dibayar untuk itu. Kampung Durian Runtuh tidak terbebas dari potensi bencana alam maupun kehadiran hewan buas.Â
Seingat saya, di kampung Upin Ipin ini pernah terjadi beberapa bencana alam seperti badai, angin puting beliung, hingga jerebu atau asap. Bahkan, binatang buas pun juga pernah memasuki kampung ini. Abang Iz, Abang Saleh dan Tok Dalang yang menangkapnya.
Menerka harga rumah di sana
Setelah mengetahui hal-hal di atas, sekarang saatnya kita berhitung. Mengulik berbagai sumber di Google, saya mendapati harga rumah di Negeri Perak sekitar RM150.000 hingga RM1 juta, tergantung luas dan fasilitasnya. Catatannya, harga tersebut merupakan rumah-rumah di Ipoh, pusat kota Perak.Â
Seperti yang sudah kita kulik sebelumnya, kampungnya Upin Ipin bukanlah pusat kota dan cukup memakan waktu menuju kampung ini. Itu mengapa saya perkirakan harga huniannya tidak akan semahal rumah-rumah di Ipoh, Perak. Mungkin harganya bisa separuh lebih murah atau sekitar RM60.000-Rp150.000. Apabila ditaksir dengan Rupiah dengan rata-rata kurs dalam 30 hari terakhir (Rp3.565), maka harga hunian mencapai sekitar Rp200-400 juta.Â
Sejujurnya, saya kurang memahami soal properti, itu mengapa kurang memahami apakah harga hunian ratusan juta itu termasuk mahal atau murah. Namun, berdasar analisis awam saya, sepertinya ratusan juta itu bukan harga yang buruk. Dengan harga segitu kalian bisa mendapat hunian dengan pemandangan yang masih asri dan tetangga yang guyub. Kalian hanya perlu sedikit bersabar menempuh 1 jam perjalanan kalau ingin ke kota. Kadang, perlu lebih waspada terhadap hewan buas dan bencana alam. Tapi, dua hal itu tidak akan terjadi setiap minggu juga kan?Â
Itu dia perkiraan harga tanah di Kampung Durian Runtuh. Memang kampung ini tidak sempurna, tapi selama bisa berdamai dengan kekurangan-kekurangannya, saya rasa kampung ini nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Kapan lagi kan bisa jadi tetangganya Upin Ipin?
Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia IntanÂ
BACA JUGA 3 Dosa Serial Upin Ipin kepada Penonton Indonesia
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.