Halo Jamaah Mojokiyah! Ada yang berencana melakukan perjalanan dinas atau pelesir ke Kota Bandung? Sebagai warga Kota Bandung, saya hanya bisa berpesan: selamat bermacet-macetan!
Kali ini, macet-macetan yang akan kalian alami bukan disebabkan sepenuhnya oleh tidak adanya transportasi publik yang proper di Kota Bandung. Melainkan karena ada begitu banyaknya galian kabel yang dikerjakan pada sejumlah titik ruas jalan di Kota Bandung.
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, galian ini sudah dimulai sejak bulan November yang lalu pada sejumlah titik ruas jalan di Kota Bandung. Dilansir dari PRFM, galian ini merupakan galian terkait pembangunan jalur ducting atau Infrastruktur Pasif Telekomunikasi (IPT) yang meliputi Jl Merdeka, Jl Gudang Selatan Jl Lombok, Jl Kalimantan Jl Tongkeng, Jl Bangka Jl Trunojoyo, Jl Cilaki, Jl Sumatera, dan Jl Rangga Gading.
Beberapa teman dan sanak saudara saya banyak yang mengeluh dengan keadaan galian tersebut. Pasalnya, jalanan Kota Bandung itu pada sempit, beda dengan Jakarta atau Surabaya yang dari zaman Belanda pada lebar. Jadinya, begitu ada proyek galian kayak gini, ya bikin macet!
Galian memperparah keadaaan
Kondisi ini pun diperparah dengan pengerjaan proyek galian yang dilakukan pada musim hujan, sehingga bikin becek dan rujit. Cukup sampai di situ? Ternyata nggak! Pada sejumlah titik, bekas galiannya gak langsung ditutup dan rapikan. Bahkan ada 1-2 titik di Jl Tamansari, dekat dengan kampus saya yang bekas galiannya ditutup dengan asal-asalan sehingga sangat berbahaya baik bagi pengendara kendaraan bermotor.
Pengendara sepeda motor yang tidak tahu medan bisa saja tiba-tiba jatuh. Saya sendiri sempat melihat salah satu ojol yang terjatuh karena gak tahu medan. Kalaupun gak jatuh, sangat tidak sehat untuk velg dan shock breaker kecuali motor kamu adalah motor trail. Bagi kendaraan roda empat pun sama berbahayanya. Bisa bikin kaki-kaki mobil rusak!
Ada banyak topik pembicaraan di Kota Bandung yang menyebut proyek galian ini sebagai proyek rutin akhir tahun seperti yang pernah ditulis Mas Rizky. Ada juga semacam teori konspirasi di Kota Bandung yang menyebut bahwa ada permainan antara pihak (oknum) kontraktor dan (oknum) Pemerintah Kota Bandung terkait proyek tersebut. Coba aja scroll-scroll Twitter dan Instagram yang menampilkan foto/video galian proyek di Kota Bandung, ada banyak yang membicarakan hal tersebut.
Saya sih nggak peduli. Mau ini proyek rutin akhir taun atau memang ada “permainan” yang melibatkan pihak manapun, saya nggak peduli. Akan ada balasannya kalau emang beneran ada permainan, bukan? Biarlah semesta yang bekerja.
Saya sih cuma mau berpesan, “Naha sih kudu dikerjakeun di musim hujan? Emang pas halodo ka mana wae?
PR Bandung kelewat banyak!
Memang, saya bukan lulusan teknik sipil atau arsitektur. Tapi, setahu saya, proyek galian yang dikerjakan di musim hujan pasti banyak kendalanya jika dibandingkan dengan proyek yang dikerjakan di musim kemarau, bukan? Yang paling utama adalah durasi pengerjaan proyek yang semakin lama karena terkendala hujan. Kan nggak mungkin keukeuh ngerjain proyek pas hujan turun? Saya aja benerin genteng pas hujan turun nggak mau, apalagi ini? Risikonya nggak main-main, mulai dari masuk angin sampai kecelakaan kerja!
Pemerintah Kota Bandung pun kayak AFK, alias terkesan nggak ngapa-ngapain. Memang kalian sebagai pihak yang ngasih proyek ke kontraktor nggak bisa menindak kontraktor? Nggak bisa menertibkan kontraktor? Supaya kerja tepat waktu biar anggaran nggak terbuang percuma, supaya bekas galian ditutup biar masyarakat pada nggak mengalami kemacetan atau bahkan kecelakaan lalu lintas?
Ah iya, ngomong-ngomong soal Pemerintah Kota Bandung, akhirnya Bandung punya Wali Kota dan Wakil Wali Kota baru, akni Kang Farhan dan Kang Erwin. Mangga, Kang, PR-nya udah banyak nih. Dah numpuk, tolong dicicil ya, Kang. Sebagai warga Bandung saya cuma bisa ngasih support aja kayak kritik gini. Sekali lagi, punten kang, PR-nya dicicil dan dikerjakan ya. Ini baru masalah galian doang, belum lagi pungli, ormas, kemacetan, pendidikan, dan kemiskinan. Selamat bekerja!
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Fakta Kota Bandung yang Banyak Dilupakan Warganya