Demi Tuhan, jangan gunakan bahu jalan tol untuk menyalip!
Pertama, izinkanlah saya untuk mengucapkan ucapan belasungkawa yang sebesar-besarnya untuk kecelakaan yang terjadi di Tol Pemalang yang dialami oleh mobil tvOne. Kecelakaan tersebut membuat nama Sunardi (pengemudi/driver), Marwan (jurnalis tvOne), Alwan Syahmidi (jurnalis tvOne) meninggal dunia. Selain itu, kecelakaan tersebut pun membuat dua jurnalis tvOne lainnya Felicia Amelinda Deqi Priatna dan Geigy Yudhistira mengalami luka-luka.
Saya memang tidak pernah mengenal Almarhum Sunardi, Almarhum Marwan, dan Almarhum Alwan. Saya juga bukan ahli agama. Namun saya yakin, mereka meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Sebab, mereka gugur saat mencari nafkah. Mudah-mudahan Tuhan mengampuni dosa mereka dan menempatkan mereka di Surga-Nya. Untuk keluarga korban, saya juga turut mengucapkan ucapan duka cita yang sebesar-besarnya.
Kronologi
Dilansir dari iNews, kecelakaan maut tersebut terjadi saat mobil yang mereka tumpangi sedang berhenti di bahu jalan untuk mengelap kaca mobil yang buram di bahu jalan. Saat sedang berhenti bahu jalan itulah, mobil ditabrak truk dari belakang.
Membaca berita kecelakaan maut tersebut membuat saya merinding sekaligus geleng-geleng kepala. Sebab, hampir beberapa minggu sekali, saya hampir selalu melakukan perjalanan dinas ke luar kota via jalan tol ke sejumlah kota di Pulau Jawa. Seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, hingga Malang dari Kota Bandung. Terlebih, saya selalu jadi driver saat melakukan perjalanan dinas tersebu. Biar saya nggak ngantuk sekaligus biar bisa healing, saya mendengarkan playlist Spotify yang sudah saya susun sedemikian rupa.
Hampir selalu, saat ada pengemudi lain yang menyalip kendaraan saya dari bahu jalan tol, saya selalu misuh-misuh menggunakan bahasa Sunda kasar saking kesalnya. Terutama, kendaraan besar seperti Pajero atau Fortuner. Itu bikin saya kaget dan itu bisa saja bikin saya celaka! Selain itu, kalau sembarangan mendahului dari bahu jalan, bisa saja ada kendaraan yang berhenti di bahu jalan untuk keperluan darurat seperti kendaraan yang digunakan kru tvOne tersebut.
Padahal, menurut Wikipedia Indonesia, bahu jalan adalah bagian tepi jalan yang dipergunakan sebagai tempat untuk kendaraan yang mengalami kerusakan berhenti atau digunakan oleh kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran, polisi yang sedang menuju tempat yang memerlukan bantuan kedaruratan dikala jalan sedang mengalami tingkat macet yang tinggi.
Bertaubatlah, dan berhenti menggunakan bahu jalan tol!
Sudah baca definisi bahu jalan di atas? Kalau sudah, kalian, para pengemudi kendaraan bermotor ayo bertaubatlah sebelum terlambat. Berhentilah menggunakan bahu jalan hanya untuk sekadar mendahului kendaraan lain. Agar tidak ada lagi kejadian di mana istri kehilangan suami maupun anak kehilangan ayah seperti yang dialami oleh tiga kru tvOne yang sudah saya sebutkan di atas.
Izinkan saya sombong. Sejak mengantongi SIM A pada 14 tahun yang lalu, saya tidak pernah sekali pun menggunakan bahu jalan untuk mendahului kendaraan lain. Sebab, saya tahu persis apa itu fungsi bahu jalan. Saya hanya pernah menggunakan bahu jalan ketika kendaraan yang saya kendarai mengalami masalah tanpa lupa menyalakan lampu hazard dan memasang segitiga pengaman.
Saya hanya pernah menggunakan bahu jalan untuk ugal-ugalan saat saya bermain gim Need for Speed: Most Wanted atau Grand Theft Auto. Di dunia nyata, saya gak pernah berani. Sebab, saya bukan Dominic Toretto dalam franchise Fast and Furious dan saya mengerti bahwa kebut-kebutan di jalan raya seperti dalam gim atau film itu mustahil dilakukan di dunia nyata sekalipun dilakukan oleh  pembalap profesional.
Itulah sedikit unek-unek yang ingin saya sampaikan kepada kalian, Jamaah Mojokiyah. Belajarlah dari kesalahan orang lain, agar kejadian serupa tidak lagi terjadi di masa depan. Terakhir, saya pun ingin mengucapkan ucapan duka cita yang sedalam-dalamnya untuk seluruh kru tvOne. Saya tak ada hentinya merinding menyaksikan reporter tvOne yang meliput musibah kawan sendiri. Tak ada kata lain selain hormat setinggi-setingginya.
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Perusahaan yang Menguasai Jalan Tol di Indonesia