Dua minggu belakangan ini, saya rutin keluyuran ke Sidoarjo untuk keperluan pekerjaan. Dan setiap melintasi jalanan di sana, saya selalu dibuat stres sama kondisi lalu lintasnya. Ini nggak berlebihan, sebab dari dulu lalu lintas di kabupaten ini memang problematik. Salah satu spot yang paling brengsek adalah di Jembatan Layang Trosobo.
Flyover satu ini terkenal sebagai jalur tengkorak. Bahkan saking seringnya memakan korban, sempat muncul cerita tentang sosok gaib yang bermukim di sana. Lho, iya, cerita mistis ini nggak main-main. Buktinya, bulan April lalu, sejumlah polisi sampai menjalankan patroli ruqyah demi menekan angka kecelakaan di Jembatan Layang Trosobo Sidoarjo.
Tentu saja saya nggak tahu apakah keputusan pak polisi itu efektif atau tidak. Yang jelas, kalau Anda berniat melintasi flyover ini, betul-betul jangan ngebut dan gagal fokus. Jembatan layang Trosobo ini udah kayak titik temu berbagai masalah lalu lintas. Berikut saya jabarkan sejumlah masalahnya.
Daftar Isi
- Aspal Jembatan Layang Trosobo yang bisa bikin senam jantung dan terpelanting
- Lampu penerangan yang bikin pandangan kabur dan berbayang
- Paku dan pasir sering berserakan di ujung jembatan
- Truk-truk kontainer sering berhenti di pinggir jembatan
- Jembatan Layang Trosobo, arena ngebut bus Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu
Aspal Jembatan Layang Trosobo yang bisa bikin senam jantung dan terpelanting
Di sepanjang Jembatan Layang Trosobo ini, aspalnya cukup bermasalah. Di beberapa titik ada yang bergelombang, di titik yang lain ada yang berlubang. Saya nggak ingat betul di mana titik gelombang dan lubang kejutnya. Pokoknya lumayan banyak. Dan pastinya, bisa bikin senam jantung atau (amit-amit) terpelanting, kalau Anda melintasinya kebut-kebutan.
Sebenarnya, Jembatan Layang Trosobo Sidoarjo ini beberapa kali mengalami perbaikan. Tapi entah karena aspalnya kurang kuat, atau setiap hari kena tekanan roda kendaraan berat, lubang-lubang kejut dan gelombang aspal pun selalu muncul lagi. Itulah kenapa saya nggak bisa pastikan di mana titik-titik kerusakannya.
Lampu penerangan yang bikin pandangan kabur dan berbayang
Masalah aspalnya ini akan terasa semakin parah kalau Anda melintasinya saat malam hari. Sebab, sepanjang Jembatan Layang Trosobo, lampu penerangannya amat sangat redup, bahkan sering kali mati. Lampu yang mati pun nggak tanggung-tanggung, jumlahnya kadang 10 sampai 15 lampu. Ngeri memang, potensi Anda senam jantung atau terpelanting pun semakin besar karena padangan mata jadi kabur dan berbayang.
Kadang kala, lampu penerangan di sana tidak mati, tapi berkedip-kedip, kayak lampu diskotik. Inilah yang bikin mata jadi makin berbayang. Kalau Anda tanya apakah permasalahan lampu di Jembatan Layang Trosobo nggak pernah diperbaiki, jawabannya sering. Saya beberapa kali menyaksikannya. Tapi entah karena apa lagi, sehabis diperbaiki, lampu-lampu di sana selalu redup dan mati lagi.
Paku dan pasir sering berserakan di ujung jembatan
Tak hanya itu, masalah lain yang membuat flyover ini semakin berbahaya adalah keberadaan paku dan pasir. Jadi, di ujung Jembatan Layang Trosobo Sidoarjo, kerap saya temui paku dan pasir berserakan. Bahkan juga lumayan sering saya menjumpai orang-orang bawa tongkat magnetik buat cari paku di sana.
Ya syukurnya, selama saya melintas Jembatan Layang Trosobo, ban motor saya nggak pernah bocor. Hanya saja memang, pasirnya yang bikin saya tratapan. Ngebut dikit, udah jelas kepeleset dan wassalam.
Kalau Anda tanya apa penyebabnya, saya nggak tahu pasti. Tapi asumsi saya, truk-truk di sana kemungkinan banyak yang mengangkut paku dan pasir. Nah, karena aspalnya banyak yang berlubang dan bergelombang, barang-barang tersebut akhirnya tumpah ke jalan. Tapi ini asumsi saya lho, ya.
Truk-truk kontainer sering berhenti di pinggir jembatan
Sebagai bagian dari jalan arteri, Jembatan Layang Trosobo punya dua lajur: utara dan selatan. Lajur utara untuk kendaraan dari arah kota-kota sekitar Mojokerto menuju Surabaya, sedangkan lajur selatan untuk arus sebaliknya. Di sekitar flyover ini juga banyak berdiri pabrik, seperti PT Pokphand, PT Wings Surya, PT Garuda Food, dan lainnya. Karenanya, kendaraan yang melintas di sana didominasi oleh truk-truk kontainer.
Nah, petakanya, tanjakan di Jembatan Layang Trosobo Sidoarjo lumayan curam bagi kendaraan berat semacam itu. Akibatnya, truk-truk kontainer itu sering bahkan hampir setiap hari berhenti di pinggir aspal karena gagal nanjak. Inilah kenapa Anda haram hukumnya untuk ngebut. Risiko kecelakaan jelas amat besar; baik karena Anda bisa tertabrak mundur oleh truk kontainer, atau justru menabrak mereka karena kurangnya jarak aman saat ngebut.
Jembatan Layang Trosobo, arena ngebut bus Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu
Selain didominasi truk-truk kontainer, Jembatan Layang Trosobo juga menjadi jalur langganan bus Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu. Tapi, masalahnya bukan karena mereka berhenti di pinggir aspal, melainkan atraksinya yang kelewat brutal. Nggak heran memang, kedua bus antarkota ini markasnya di Sidoarjo, dan merupakan regenerasi bus Sumber Kencono, yang dulu terkenal akan kecepatannya.
Makanya, ketika Anda bertemu mereka di Jembatan Layang Trosobo Sidoarjo, jangan harap bisa menyalip bahkan berkendara dengan tenang. Sedikit saja berada di tengah, sudah pasti Anda akan dibuat senam jantung sama klakson dan kebrutalannya. Pokoknya jangan pernah menyalip mereka, dan sering-seringlah lihat spion supaya tidak senam jantung saat didahului mereka.
Begitulah tadi masalah-masalah lalu lintas yang ada di Jembatan Layang Trosobo Sidoarjo. Terkait cerita mistisnya, Anda boleh percaya, boleh juga tidak. Yang jelas, mau percaya atau tidak, risiko kecelakaan tetap ada kalau tidak hati-hati. Karena memang, ya, se-tengkorak itu jalurnya.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten yang Perlu Banyak Berbenah