Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Menjadi Dosen Muda Tak Seindah Konten di TikTok!

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
11 September 2024
A A
Tabiat Dosen Gaib, di Kelas Tidak Pernah Ada, tapi Sogok Mahasiswa dengan Nilai A dosen muda

Tabiat Dosen Gaib, di Kelas Tidak Pernah Ada, tapi Sogok Mahasiswa dengan Nilai A

Share on FacebookShare on Twitter

Percayalah, jadi dosen muda itu tak seindah di konten TikTok

Entah sejak kapan, tapi tidak bisa dimungkiri bahwa TikTok cukup memberi pengaruh dalam beberapa hal di hidup saya. Khususnya tentang referensi tempat wisata, outfit, atau hal-hal yang berbau wawasan lainnya.

Iya, saya suka sekali memantau tema-tema tersebut. Selain itu, saya juga menyimak konten dengan genre “a day in my life”. Bagi saya, konten tersebut cukup menghibur dan punya kesan “menambah wawasan”. Sebab, dari sana, saya jadi tahu sedikit-banyak bagaimana macam-macam orang menjalani kehidupan dan pekerjaannya.

Namun, dari genre konten tersebut ada satu tema yang saya kurang sepakat. Yakni, tentang dosen muda. Beberapa konten yang lewat di FYP saya, seakan menunjukkan betapa serunya menjadi dosen di usia muda. Saya langsung mbatin, “Halah, ngapusi”.

Harus diakui, meski sempat heboh di X dengan tagar #janganjadidosen, profesi ini memang masih cukup popular. Apalagi bagi warga kabupaten. Menjadi dosen adalah satu hal yang cukup diidamkan. Meski tentu saja, sama halnya dengan pekerjaan lainnya, bakal ada saja hal-hal yang kurang menyenangkan ketika dijalani.

Disclaimer, di usia yang belum genap 28 tahun ini, saya sudah dua tahun lebih menjadi dosen di sebuah kampus swasta dekat rumah saya. Dan perlu saya tegaskan bahwa keindahan menjadi dosen muda itu hanya ada di dunia konten semata.

Gampang akrab dengan mahasiswa

Mari kita bedah pelan-pelan. Kita mulai dari anggapan dosen muda itu gampang akrab dengan mahasiswa. Iya, jarak usia yang tidak terpaut jauh dengan mahasiswa memang membuat kami lebih mudah mencari tema obrolan yang yang relate dengan mahasiswa.

Suasana kelas juga lebih terkesan riang-gembira ketika mahasiswa diajar oleh dosen yang masih muda ketimbang dosen-dosen senior yang terkesan serius banget itu. Hanya saja, hal ini malah bikin serba salah. Sebab, sekat hubungannya jadi tipis. Kami jadi agak susah kalau mau pasang wajah gahar untuk menunjukkan keseriusan.

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

Nah, kalau hal ini tidak diimbangi dengan menjaga jarak, bisa-bisa hubungan antara dosen dan mahasiswa bakal kebablasan. Dan dosen jadi kehilangan aura wibawanya.

Kedua, sering dianggap masih mahasiswa. Untuk sebuah konten, hal ini memang terkesan lucu. Tapi, pada kenyataannya terasa agak menyebalkan. Bayangin saja, di awal-awal sebelum banyak dikenal, saya beberapa kali disuruh memindahkan motor di area parkir mahasiswa. Saat meminta bantuan administrasi pun sering ditanggapi dengan sewajarnya mahasiswa.

Saling bergantian untuk salim

Selain itu, selalu ada kemungkinan yang tidak diprediksi ketika menjadi dosen muda. Misalnya, kita tidak pernah tahu bakal mengajar siapa. Saya masih ingat, dua tahun lalu, ketika saya baru masuk kelas, ada mahasiswa yang nyeletuk, “lho, kok mas iki”. Usut punya usut, mahasiswa tersebut adalah adik satu tingkat saya ketika di sekolah.

Pernah juga saya mengajar teman satu angkatan ketika ikut organisasi di zaman sekolah. Dan yang paling parah, saya pernah ngajar guru saya sendiri. Iya, guru SD saya dulu tiba-tiba menjadi mahasiswa saya.

Lucunya, setelah menjadi mahasiswa saya, guru saya ini tiap ketemu saya jadi salim (cium tangan). Pun sebaliknya, saya juga demikian. Akhirnya tiap ketemu, kami saling bergantian untuk salim. Benar-benar nggak bisa diprediksi, sih.

Fyi, di kampus swasta memang banyak mahasiswanya yang sudah bekerja. Tidak sedikit mahasiswa yang sudah menjadi guru tapi kuliah lagi, entah karena belum sarjana atau mengejar sarjana pendidikan agar linier.

Teman saya yang menjadi dosen muda di salah satu kampus Mojokerto juga mengalaminya. Ia mengajar kampus yang jadi satu sama pondok. Sehingga mahasiswanya santri banget. Saking santrinya mereka jarang pegang HP. Sehingga komunikasi antara dosen dan mahasiswanya jadi serba terbatas.

Beban sosial dosen muda

Selain hal-hal tidak terduga, ada dua hal paling menyebalkan menjadi dosen muda. Pertama adalah beban sosial. Iya, meski masih muda, tapi sebagai dosen bakal tetap “diharuskan” memberikan contoh yang baik di kampus maupun di masyarakat.

Kedua, adalah gaji. Percayalah, gaji dosen muda di kampus swasta ini terbilang kecil. Meski beban ngajarnya tidak seberat guru, tapi tetap saja nominalnya bikin ngelus dada. Dan yang bikin lebih ngelus dada adalah anggapan “Dosen itu pasti kaya”.

Saya selalu ngakak dengan anggapan itu. Ya, gimana, motor saya saja masih Honda Revo, lho ini. Iya, motor khas pegawai koperasi itu. Kalau saya sudah kaya raya mah ke mana-mana nggak naik motor, tapi naik jet pribadi. Haisssh.

Intinya menjadi dosen muda itu paket komplit. Ada sisi menyenangkan, ada pula sisi menyebalkannya. Sebab, kalau isinya cuma menyenangkan saja, hal semacam itu hanya ada di surga kelak. Takbirrr!

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jadi Dosen Itu Nggak Mudah, apalagi Jadi Dosen yang Nggak Bisa Nulis, Remuk!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 September 2024 oleh

Tags: beban sosialdosen mudaKampusMahasiswatiktok
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Seorang tenaga pendidik lulusan UIN Malang dan UIN Jogja. Saat ini tinggal di Lamongan. Mulai suka menulis sejak pandemi, dan entah kenapa lebih mudah menghapal kondisi suatu jalan ketimbang rute perjalanan.

ArtikelTerkait

Wisuda UIN SAIZU Purwokerto: Wisuda Terbaik yang Nggak Menguras Duit, Justru Dapat Banyak Benefit

Wisuda UIN SAIZU Purwokerto: Wisuda Terbaik yang Nggak Menguras Duit, Justru Dapat Banyak Benefit

5 Desember 2023
Jawaban untuk Semua Orang yang Tidak Tahu tentang Kabupaten Lumajang terminal mojok.co

Tips Travelling (Nekat) untuk Mahasiswa Low Budget

13 Januari 2020
fabulous

Tampil Fabulous di Hari Kemerdekaan ala Mahasiswa Miss Queen

26 Agustus 2019
Alfa X by Alfamart Cocok untuk Skripsian: Lebih Murah daripada Kafe, Lebih Nyaman daripada Warmindo Mojok.co

Alfa X by Alfamart Cocok untuk Skripsian: Lebih Murah daripada Kafe, Lebih Nyaman daripada Warmindo

12 Juli 2024
Beasiswa Kuliah Influencer, Orang Eksis Lebih Punya Kesempatan ketimbang Orang Pintar Mojok.co

Beasiswa Kuliah Influencer, Orang Eksis Lebih Punya Kesempatan ketimbang Orang Pintar

21 Mei 2024
Ribetnya Punya Dosen Terkenal, tapi Suka Bikin Statement Aneh di Medsos terminal mojok.co

Baju Korsa: Pilihan Fesyen Paling Fleksibel bagi Mahasiswa

22 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.