TOEFL (Test of English as a Foreign Language) adalah salah satu ujian standar untuk mengecek seberapa jago kemampuan bahasa Inggris seseorang. Tes ini cukup populer di Indonesia karena sering menjadi dipakai sebagai syarat melanjutkan studi maupun melamar kerja. Khususnya di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.
Menguasai berbagai kosakata menjadi modal vital mengerjakan TOEFL. Namun, itu bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan. Pun, fasih berbicara atau terbiasa mendengar percakapan dalam bahasa Inggris tidak menjamin seseorang lolos. Sebab, terdapat sederet taktik dan aspek lain yang perlu diwaspadai untuk menggondol skor memuaskan.
Daftar Isi
Memahami format tes terdengar sepele, tapi krusial
Bentuk tes TOEFL sendiri dikategorikan menjadi dua. Pertama, TOEFL iBT berbasis internet dengan model ujian berupa listening, reading, speaking, dan writing. Kedua, TOEFL ITP atau paper-based test yang terdiri atas tiga bagian yakni listening, grammar (structure and written expression), dan reading.
Dengan mengetahui jenis tes yang hendak dihadapi, peserta dapat merencanakan persiapan yang efektif dan efisien. Sebab, mereka tidak perlu membuang waktu mempelajari aspek yang tidak diujikan. Oleh karenanya, proses pematangan materi menjadi fokus dan mendalam. Umumnya, kriteria keperluan kerja dan studi dalam negeri sebatas mensyaratkan TOEFL ITP yang lebih menekankan pada kemampuan berbahasa Inggris secara pasif.
Mencoba simulasi TOEFL berulang kali sampai nggak perlu berpikir lagi
Setelah memahami ragam dan format tes, langkah yang perlu diperhatikan berikutnya adalah latihan sampai bosan. Pasalnya, TOEFL menyimpan pola khusus yang unik dalam setiap materi uji, terutama untuk model TOEFL ITP. Sebagaimana kalimat bisa karena terbiasa, jam terbang melakukan simulasi akan sangat membantu untuk membuat prediksi.
Misalnya pada area listening, pertanyaan yang nyaris tidak pernah luput diajukan adalah tentang waktu atau arah. Petunjuk kemungkinan pertanyaan yang muncul terbaca ketika dihadapkan dengan jawaban pilihan ganda. Kebiasaan berlatih secara otomatis membangkitkan intuisi seseorang untuk menerka potensi kecocokan soal dan jawaban sehingga bisa mengesampingkan dialog yang kurang relevan.
Hal serupa berlaku untuk bagian lainnya. Di materi grammar, orang tidak perlu menerjemahkan setiap kata dalam bahasa sendiri. Cukup kapabel memaklumi sifat kelas kata seperti verba dan nomina, seseorang memperoleh keuntungan untuk menemukan jawaban yang dimaksud.
Demikian pula pada paruh terakhir materi uji reading. Boleh jadi, peserta sanggup mengantongi jawaban dengan waktu relatif singkat. Kepiawaian ini diperoleh lantaran akrab dengan pola reading yang kerap menyuguhkan pertanyaan seputar sinonim, kata ganti, dan inti paragraf. Bila belum kenal ciri khas TOEFL semacam ini, sangat mungkin seseorang mengonsumsi waktu terlampau lama hanya demi memecahkan satu butir soal saja.
Mengetahui skor TOEFL minimal yang dibutuhkan
Adalah bijak mengerti medan yang hendak dilalui sebelum maju berperang. Prinsip ini sepatutnya layak diaplikasikan pula oleh calon peserta ujian TOEFL. Setiap institusi pendidikan atau program tertentu memiliki persyaratan skor TOEFL yang berbeda.
Lazimnya, calon mahasiswa S1 hanya ditarget perolehan skor minimal 450 untuk TOEFL ITP. Sementara, mereka yang ingin melanjutkan studi ke jenjang berikutnya wajib memenuhi setidaknya skor 500. Informasi ini berguna untuk menghemat waktu, biaya, dan tenaga sebelum terjun ke ujian sesungguhnya.
Maksudnya, mereka yang harus meraih skor minimal 550 membutuhkan waktu belajar lebih lama. Bahkan, mengambil kursus persiapan khusus di lembaga pelatihan. Di sisi lain, pemenuhan skor 450 mungkin dapat diwujudkan hanya dengan berlatih mandiri. Terlebih, bila bahasa Inggris bukan merupakan sesuatu yang asing lagi di kehidupan sehari-hari.
Memiliki wawasan luas adalah suatu keberuntungan
Sejatinya, TOEFL memang merupakan parameter kemampuan berbahasa Inggris. Akan tetapi, topik yang disodorkan dalam tes sangat bervariasi. Tak jarang, audio materi listening atau bacaan reading berasal dari disiplin ilmu tertentu seperti biologi, sejarah, atau politik.
Sialnya, beragam disiplin ilmu tersebut umumnya mempunyai terminologi khusus saat mendefinisikan sesuatu. Buta terhadap topik yang disajikan tentu memunculkan batu sandungan. Maka, tidak ada salahnya memperluas pengetahuan di luar kemahiran berbahasa Inggris sebagai bekal tambahan melibas tes TOEFL.
Menghadapi tes TOEFL untuk pertama kali memang bisa bikin deg-degan. Namun, dengan persiapan yang matang dan kiat yang tepat, TOEFL bukan lagi ancaman yang berat. Yang terpenting, datanglah ke lokasi tes tepat waktu karena ujian TOEFL tidak bisa diulang dan dirancang dengan alokasi waktu beruntun.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Tempat Les Kumon Memang Berkualitas, tapi Nggak Semua Anak Cocok
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya