Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kabupaten Jember Belum Pantas Disebut Kota Tembakau kalau Peredaran Rokok Ilegal Masih Beredar Bebas

Adhitiya Prasta Pratama oleh Adhitiya Prasta Pratama
2 Agustus 2024
A A
Kabupaten Jember Belum Pantas Disebut Kota Tembakau kalau Peredaran Rokok Ilegal Masih Beredar Bebas

Kabupaten Jember Belum Pantas Disebut Kota Tembakau kalau Peredaran Rokok Ilegal Masih Beredar Bebas

Share on FacebookShare on Twitter

Kabupaten Jember masih belum layak mengaku diri sebagai kota tembakau kalau peredaran rokok ilegal masih sebegitu bebasnya

Selama ini Kabupaten Jember dijuluki sebagai kota tembakau. Julukan ini bagi saya memang sedikit masuk akal karena Kabupaten Jember merupakan daerah penyumbang tembakau terbesar di Jawa Timur. Tentu ini bukan klaim sepihak dari saya. Lantaran data per 2022 saja, Kabupaten Jember bisa menghasilkan tembakau sekitar 27,251 ton. Jumlah ini secara telak mengalahkan kota-kota lainnya yang juga didaulat sebagai kota tembakau. Seperti Probolinggo, Pamekasan, dan Bojonegoro yang masing-masing hanya menghasilkan 11 ton.

Namun, sebagai warga Jember asli dan lahir sebagai anak petani tembakau, julukan seperti itu agaknya perlu dipertanyakan kembali. Pasalnya, semakin hari, julukan tersebut kian mengikis hati. Bagaimana tidak, karena julukan itu, Jember seperti berada di tengah-tengah sisi yang saling berlawanan.

Logika sederhananya seperti ini. Misal, jika ada suatu daerah menghasilkan sesuatu yang paling tinggi, maka tingkat kerawanan akan sebuah masalah di daerah itu juga akan semakin tinggi pula.

Malahan, saya bisa menerawang tingkat kerawanan itu secara jelas. Yang mungkin sekarang ini bahkan sudah bisa dirasakan secara nyata. Efek julukan kota tembakau membuat Jember seakan-akan memiliki nilai penuh dalam produksi tembakau. Entah itu produksi secara mentah dalam bentuk daun tembakau kering, atau dalam keadaan yang telah diolah seperti rokok. Dan, dari dua jenis produksi itu, sangat jelas akar masalahnya. Yakni produksi rokoklah yang memiliki risiko paling tinggi.

Julukan kota tembakau seperti pedang bermata dua

Mengapa saya bisa bilang begitu, sebab julukan Jember kota tembakau sebenarnya membuat Jember seperti ada di posisi yang nggak bisa melangkah. Utamanya jika bicara soal produksi rokok tadi. Di satu sisi, produksi rokok yang dihasilkan dari petani lokal akan sangat menguntungkan mereka. Karena ekonomi petani tembakau Jember tentu sangat terdongkrak dan kesejahteraan mereka semakin meningkat.

Akan tetapi, di sisi lain, produksi tembakau ini juga memunculkan masalah baru, yakni produksi rokok ilegal. Rokok ilegal memang merugikan dan semeresahkan itu. Peredarannya seperti buah beracun yang sengaja diselundupkan. Sebab ia dikemas dengan cantik, tetapi ketika dikonsumsi, dampaknya akan sangat merugikan.

Tentu saya nggak mengada-ada. Ketika saya pergi ke toko kelontong misalnya, rokok ilegal tersebut berkamuflase di antara rokok-rokok legal lain. Ia bersembunyi menyamar tak terlihat, tetapi setelah dicek, ternyata tak ada pita cukai yang melekat di sana. Lebih anehnya lagi, si penjual justru menawarkan rokok ilegal itu secara terang-terangan. Katanya, rokok ilegal merek ini rasanya hampir mirip dengan rasa rokok legal itu. Dan, lebih jelas lagi ditambah dengan embel-embel harganya yang lebih murah.

Baca Juga:

Alun-Alun Jember Habiskan Dana Puluhan Miliar untuk Pembangunan, Sayang Fasilitasnya (Tetap) Memprihatinkan

Kenangan Berebut Sebungkus Pecel dari Balik Gerbong Kereta di Stasiun Garahan Jember

Rokok ilegal menaikkan angka perokok anak

Yang paling saya soroti sebenarnya adalah embel-embel kata murah itu, yang menurut saya sebenarnya sangat merusak. Lantaran jika murah, akses untuk membelinya bisa mencakup siapa pun, bukan hanya orang dewasa tapi juga anak-anak. Saya bahkan mendapat informasi dari detikFInance, bahwa tingginya harga rokok legal menjadi stimulus maraknya rokok ilegal. Saya lalu menyimpulkan kalau harga yang lebih murah itu seakan memfasilitasi anak-anak untuk membelinya.

Melihat itu, tentu penanganan soal perokok anak sangat gencar dilakukan. Buktinya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) juga menyoroti kasus serius ini. RPJMN menargetkan penurunan prevalensi perokok anak dari 9,1 persen pada 2018 menjadi 8,7 persen pada 2024. Tentu, dengan status Jember sebagai kota tembakau, potensi menambah peningkatan jumlah perokok anak semakin besar. Dan, pasti cara menurunkannya akan memiliki tantangan tersendiri.

Apalagi ketika baru-baru ini Bea Cukai Kabupaten Jember berhasil mengamankan sekitar 34.816 batang rokok ilegal dari berbagai merek. Rokok ilegal tersebut terindikasi baik rokok yang tidak berpita atau yang menggunakan pita palsu. Jika dihitung, perkiraan harga dari semua batang rokok ilegal itu sekitar Rp48 juta, dan kerugian negara ditaksir mencapai Rp28 juta. Ngeri betul, bukan?

Jember belum layak jadi kota tembakau

Melihat masalah ini, saya jadi berpikir agak dalam. Apakah julukan Jember sebagai kota tembakau sudah tepat tersematkan, ya. Kalau sudah, kenapa hal-hal buruk seperti itu kok masih terus-terusan terjadi di sana. Bukannya julukan tersebut mestinya membantu pemasaran dan peningkatan potensi wilayah, ya. Kok, hasilnya malah jadi menurunkan citra wilayah itu.

Dari sini, saya memutuskan kalau julukan kota tembakau bagi Jember perlu ditunda dulu, atau malah dihapus saja. Setidaknya, sematan “kota tembakau” perlu ditahan sampai citra yang mencerminkan julukan itu berubah jadi positif. Tujuan saya sangat baik, sebenarnya. Sebab warga Jember yang pada dasarnya memang hidup dari tembakau perlu dimurnikan kembali. Lantaran jika tembakau yang mereka hasilkan itu tercoreng dengan maraknya peredaran rokok ilegal, sebenarnya sama saja hal itu membunuh mereka secara perlahan. Benul apa benul?

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 7 Merek Rokok Ilegal Ternama yang Jangan Pernah Kamu Beli

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Agustus 2024 oleh

Tags: Kabupaten Jemberkota tembakaurokok ilegal
Adhitiya Prasta Pratama

Adhitiya Prasta Pratama

Seorang mahasiswa yang hobi baca apa aja di depannya.

ArtikelTerkait

Jember Tempo Dulu: Kala Toko Roti Wina Berjaya hingga Gebang Theater yang Jadi Andalan Muda-Mudi Jember Mencari Hiburan

Jember Tempo Dulu: Kala Toko Roti Wina Berjaya hingga Gebang Theater Jadi Andalan Muda-Mudi Jember Mencari Hiburan

9 Desember 2024
Jauhi Rokok Ilegal, Dekati Tingwe

Jauhi Rokok Ilegal, Dekati Tingwe

20 Oktober 2022
4 Kampung Durian Runtuh yang Ada di Jember

4 Kampung Durian Runtuh yang Ada di Jember

17 Juni 2023
Pulau Nusa Barong, Tempat Bersejarah di Jember yang Keindahannya Tertutup Mitos dan Kisah Kelam

Pulau Nusa Barong, Tempat Bersejarah di Jember yang Keindahannya Tertutup Mitos dan Kisah Kelam

1 Februari 2024
Sisi Lain Jember Fashion Carnaval, Pagelaran Paling Bergengsi Sekaligus Jadi Penyumbang Sampah di Kabupaten Jember

Sisi Lain Jember Fashion Carnaval, Pagelaran Paling Bergengsi Sekaligus Jadi Penyumbang Sampah di Kabupaten Jember

6 Agustus 2024
Starter Pack Nonton Jember Fashion Carnaval 2023 biar Nyaman dan Asyik

Starter Pack Nonton Jember Fashion Carnaval 2023 biar Nyaman dan Asyik

4 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.