Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Ekonomi

Investasi Sapi Disukai Warga Desa Saya daripada Investasi Emas dan Saham: Bukan Mengejar Kekayaan, melainkan Ketenteraman

Firdaus Al Faqi oleh Firdaus Al Faqi
26 Juni 2024
A A
Investasi Sapi Disukai Warga Desa Saya daripada Investasi Emas dan Saham: Bukan Mengejar Kekayaan, melainkan Ketenteraman

Investasi Sapi Disukai Warga Desa Saya daripada Investasi Emas dan Saham: Bukan Mengejar Kekayaan, melainkan Ketenteraman (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Investasi menjadi semacam sabuk pengaman untuk ketidakpastian masa depan. Bukan cuma bagi orang-orang kota, warga yang ada di desa tempat tinggal saya juga memikirkan soal investasi. Tapi beda dengan tujuan investasi untuk membeli McLaren dalam semalam, orang desa menjadikan investasi sebagai alat untuk menentramkan pikiran. Dan sapi, menjadi instrumen investasi yang paling banyak dipilih orang desa alih-alih emas atau bahkan saham.

Nggak percaya? Mari datang ke desa-desa yang ada di Kabupaten Situbondo. Jangan kaget jika kebanyakan warga desa di sini memiliki kandang sapi tepat di depan rumahnya. Saya yang sudah seperempat abad tinggal di kabupaten yang biasa-biasa saja ini sudah pasti penasaran soal investasi sapi ini.

Pekerjaan utama warga desa di Situbondo umumnya menjadi buruh tani

Di desa saya, warga kebanyakan menjadi buruh tani. Kalau ada yang panggil untuk tanam benih, mereka berangkat. Kalau ada proyek tabur pupuk, mereka ready. Ada yang mau panen? Weekend pun mereka siap buat kerja. Tapi kalau orderan lagi sepi, satu-satunya aktivitas yang biasa dilakukan warga desa adalah ngarit buat sapi.

Melihat hal semacam ini, bisa dipahami kalau sebenarnya ternak sapi sekadar side hustle atau pekerjaan sampingan. Hasilnya pun baru bisa didapatkan setelah satu dua tahun memberi makan si sapi.

Benar, warga desa nggak pernah libur ngarit. Di pagi hari yang dingin, siang yang terik, kala mendung, atau saat senja datang, ngarit menjadi aktivitas sebelum dan sesudah mengerjakan pekerjaan utama mereka sebagai buruh tani.

Dilihat dari skemanya, beli sapi termasuk investasi

Awalnya saya kebingungan untuk menentukan apakah membeli sapi sekadar jadi kerjaan sampingan, atau bisa juga masuk dalam ketegori investasi. Tapi menyimak beberapa definisinya, investasi menjadi aktivitas penanaman modal yang mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini yang tujuan utamanya untuk dapat keuntungan di masa depan.

Kalimat yang perlu digarisbawahi adalah “keuntungan di masa depan” dan ini sangat relate dengan tujuan utama warga di Desa Alasmalang, Situbondo ketika membeli sapi. Warga ingin mendapatkan keuntungan di hari-hari depan.

Jadi, warga bukan berharap pada crypto yang begitu fluktuatif. Warga juga nggak membeli emas sebagai investasi atau membeli saham dan menunggu dividennya. Mereka memilih menunggu sekitar 1-2 tahun dengan merawat sapi setiap hari sebagai investasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Baca Juga:

4 Hal yang Bikin Orang Kota seperti Saya Kagok Hidup di Desa

Hidup di Desa Nggak Seindah Bayangan, Banyak Iuran yang Harus Dibayarkan kalau Nggak Mau Jadi Bahan Omongan

Tujuan investasi sapi bukan kekayaan, melainkan ketenteraman

Dari sekian banyak narasi yang setiap hari kita baca, sepertinya banyak yang mengatakan kalau tepat maka kekayaan adalah manfaat paling masuk akal dan selalu menjadi tujuan saat seseorang melakukan investasi. Tapi berbeda dengan orang-orang di desa, mereka hanya membeli sapi untuk tujuan ketenteraman. Warga desa nggak muluk-muluk melihat masa depan, asal ada yang bisa dimakan, maka semua urusan sudah dianggap terselesaikan.

Nggak cuma itu, warga desa juga investasi sapi untuk anak-anak mereka. Misalnya, si anak pengin beli motor, maka satu sapi akan langsung dijual. Kemudian ketika anaknya akan menikah, warga desa juga nggak segan menjual sapi mereka untuk biaya pernikahan. Atau bisa juga sapi dijual ketika istrinya ngambek minta beli emas atau untuk merenovasi rumah secara bertahap, dan sebagainya.

Memilih sapi karena paling terjangkau

Mungkin banyak yang mengatakan kalau orang desa punya banyak tanah. Memang benar, tapi nggak semua demikian.

Harga tanah di desa, meskipun tergolong terjangkau daripada di kota besar, masih belum affordable bagi kebanyakan orang. Termasuk bagi orang-orang yang akhirnya memilih membeli sapi dan memeliharanya di halaman rumah. Alasannya sederhana, sapi menjadi instrumen yang paling bisa dijangkau warga desa secara harga sekaligus mereka benar-benar mengerti cara merawatnya.

Maka nggak usah heran kalau pada akhirnya alih-alih investasi emas, saham, atau bahkan membeli tanah, warga desa memilih membeli sapi. Nggak masalah ngarit tiap hari, asalkan mendapat ketenteraman, itu sudah cukup. Pada akhirnya sapi menjadi instrumen investasi terbaik bagi warga desa.

Penulis: Firdaus Al Faqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Investasi Boleh, tapi Lunasi Dulu Utangmu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2024 oleh

Tags: DesaInvestasiinvestasi emasinvestasi sahamorang desasapi
Firdaus Al Faqi

Firdaus Al Faqi

Sejak lahir belum pernah pacaran~

ArtikelTerkait

Desa Bebas Polusi Itu Hoaks: Perkara Sampah, Desa dan Kota Sama-sama Pemula

Desa Bebas Polusi Itu Hoaks: Perkara Sampah, Desa dan Kota Sama-sama Pemula

15 Februari 2024
6 Jenis Asuransi yang Kurang Populer, tapi Penting untuk Dimiliki Mojok.co

6 Jenis Asuransi yang Kurang Populer, tapi Penting untuk Dimiliki

12 Januari 2025
Tabungan Emas Pegadaian Memang Banyak Kekurangannya, tapi Sangat Membantu Hidup Saya Selama 6 Tahun Terakhir Mojok.co

Tabungan Emas Pegadaian Memang Banyak Kekurangannya, tapi Sangat Membantu Hidup Saya Selama 6 Tahun Terakhir

15 Agustus 2024
Semrawutnya Lalu Lintas di Desa Mengalahkan Kota: Banyak Motor Nggak Sesuai Standar hingga Bocil Kebut-kebutan di Jalan

Semrawutnya Lalu Lintas di Desa Mengalahkan Kota: Banyak Motor Nggak Sesuai Standar hingga Bocil Kebut-kebutan di Jalan

17 Juli 2024
4 Ide Usaha yang Cocok Dijalankan di Desa selain Toko Sembako Mojok.co

4 Ide Usaha yang Cocok Dijalankan di Desa selain Toko Sembako

14 November 2024
4 Profesi yang Lekat dengan Orang Madura

Krisis Rumput Pakan Sapi di Madura Itu Bukan Hal Sepele, Masak Nyari Rumput Aja Harus Melintasi Suramadu?

19 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.