Sebagai warga Kecamatan Mranggen yang punya kerabat di Kecamatan Sayung, bolak balik melewati Jalan Onggorawe Demak merupakan hal yang lazim saya lakukan. Sebab, jalan tersebut merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan antara Mranggen dan Sayung. Jika nggak lewat jalan tersebut, pengendara harus berputar jauh banget, antara lewat Karangawen atau Pedurungan.
Akan tetapi sebagaimana jamak diketahui, Kabupaten Demak tampaknya nggak pernah selesai dengan problematika jalanannya. Selalu saja ada sesuatu yang membuat warga Demak nggak nyaman saat berkendara. Hal tersebut dapat kita jumpai tanpa terkecuali di Jalan Onggorawe. Kalau boleh saya katakan, berkendara di Jalan Onggorawe Demak itu seperti simulasi masuk rumah hantu. Kok bisa?
Daftar Isi
Bagaikan gelapnya rumah hantu, Jalan Onggorawe Demak juga minim penerangan
Salah satu dari kengerian rumah hantu adalah gelapnya ruangan di setiap sudut. Ditambah lagi adanya penampakan-penampakan seperti pocong, genderuwo, ataupun tuyul yang kadang membuat jantung tambah dag dig dug ser. Begitulah rumah hantu, nuansa gelapnya selalu melekat kepadanya.
Nah, meski bukan rumah hantu, tapi Jalan Onggorawe Demak tampaknya memang memiliki kemiripan. Salah satu aspek kemiripannya terletak pada sisi gelapnya. Kalau kalian nggak percaya, cobalah lewat Jalan Onggorawe saat malam hari, khususnya di sekitar daerah Tambakroto hingga tembus daerah jalan raya Pantura. Di sana kalian akan menjumpai situasi yang gelapnya bukan main, dan penyebab utamanya ya karena minim penerangan. Jadi jika lampu motor kita nggak terlalu terang atau bahkan mati bisa sangat berbahaya.
Kengerian selanjutnya akan kita jumpai tatkala pengendara dari arah depan kita menggunakan lampu yang menyilaukan. Nahasnya, hal ini sering kita jumpai di Jalan Onggorawe Demak. Banyak pengendara yang lampu motornya berwarna putih hingga membuat silau pengendara dari arah berlawanan. Alhasil pandangan kita sebagai pengendara dari arah berlawanan jadi kabur dan susah menerka jalan. Sialnya, saya pernah di posisi tersebut hingga hampir mblasak di pinggir sawah.
Rumah hantu dan Jalan Onggorawe sama-sama punya efek jumpscare
Jika rumah hantu memiliki suara-suara horor serta penampakan yang bikin jumpscare, nggak beda halnya dengan Jalan Onggorawe Demak. Di malam hari, Jalan Onggorawe gelapnya bukan main. Namun nggak hanya berhenti di situ, selain gelap jalan ini juga berlubang, khususnya di sekitaran daerah Tambakroto ke utara. Nah, lubang-lubang yang nggak terprediksi tersebut, ditambah lagi situasi yang gelap banget saat malam hari, tentu sukses membuat jumpscare para pengendara.
FYI saja, dulu saya pernah dicap “pemberani” oleh salah satu tetangga saat nekat lewat Jalan Onggorawe Demak jam dua pagi. Selidik punya selidik, kata tetangga saya, selain gelap dan berlubang, jalan ini ternyata juga rawan terhadap begal. Buktinya pernah terjadi pembegalan di daerah Pilangsari beberapa tahun yang lalu.
Nah, kan! Bayangkan saja, jumpscare-nya nggak hanya jalanan yang berlubang, Gaes, tapi juga begal! Maka tetap hati-hati dan selalu waspada saja kalau terpaksa lewat sana malam-malam.
Sama-sama memiliki bau-bauan yang khas
Sebagaimana jamak diketahui, bau bunga melati memang kental dengan hal-hal mistis. Itulah sebabnya, terkadang ada beberapa rumah hantu yang memberikan aroma tersebut agar lebih terasa kengeriannya. Hal ini membuat siapa pun yang memasukinya merasa takut sejak awal karena muncul asumsi negatif terhadap bau bunga melati.
Nah, kalau rumah hantu identik dengan bau bunga melati, Jalan Onggorawe Demak juga memiliki bau-bauan yang khas, yakni bau tengik tai ayam yang menyebar di sekitaran jalan penghubung antara Mranggen dan Sayung tersebut. Memang baunya nggak tercium di sepanjang jalan, melainkan tepat di daerah Tamansari. Iya, tepat di pinggiran jalan tersebut terdapat peternakan ayam yang bau kotorannya nggak main-main. Teman saya saja selalu refleks tutup hidung saat lewat di sekitaran jalan tersebut.
Begitulah kondisi Jalan Onggorawe Demak yang sama ngerinya seperti rumah hantu. Kalau dipikir-pikir lucu juga, padahal jalan ini merupakan jalan utama penghubung Mranggen dan Sayung, tapi kenapa untuk memberikan lampu penerangan jalan saja susahnya minta ampun?
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jalan Kudus-Demak buat Pengendara Bernyali Besar.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.