Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

Nurul Fauziah oleh Nurul Fauziah
7 April 2024
A A
Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Mudik selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari kampung halaman. Bagi sebagian orang, musim mudik seperti sekarang ini adalah saat yang tepat untuk kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga di rumah. Salah satu kota di Jawa Tengah yang menjadi tujuan mudik orang-orang yang merantau di ibu kota adalah Solo.

Sebenarnya saya heran, kenapa Solo identik dengan kampung halaman atau “desa” oleh orang kota seperti Jakarta. Padahal fasilitas di Solo lengkap dan hampir sama kok kayak kota-kota besar seperti Jakarta dan bahkan Jogja. Keponakan saya yang tinggal di Jakarta bersama orang tuanya saja dengan polosnya ngomong mau pulang kampung ke desa. Begitu ditanya desanya mana, dia jawab Solo. Hehehe.

Eits, di balik kegembiraan pulang ke kampung halaman, saya mau mengingatkan teman-teman pemudik, nih, terutama yang mau balik ke Solo. Di sini, setidaknya ada tanggung jawab besar yang harus kalian pikul. Tanggung jawab ini berupa peraturan yang sebaiknya ditaati selama berada di Kota Batik. Sebab, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Setidaknya, ada 4 aturan tak tertulis yang terpaksa saya tuliskan di sini bagi para pemudik di Solo.

#1 Jangan membunyikan klakson sembarangan di Solo

Aturan pertama yang seharusnya menjadi perhatian banyak pemudik di Solo adalah jangan membunyikan klakson sembarangan. Di tengah kepadatan lalu lintas, klakson kerap dianggap sebagai salah satu cara untuk mempercepat perjalanan.

Kemarin waktu saya berada di bangjo Flyover Purwosari, saya diklaksonin oleh pemudik dengan plat kendaraan B alias dari Jakarta. Padahal waktu itu lampu lalu lintas masih menyala merah, lho. Ya memang tinggal beberapa detik lagi hijau, tapi mbok yo sabar. Aku yo mudeng kudu mlaku kapan.

Coba bayangkan kalau orang yang diklaksonin kagetan terus tiba-tiba langsung gaspol padahal lampu belum hijau. Apa nggak membahayakan pengendara lain?

Sebenarnya penggunaan klakson di Solo seperti nggak ada gunanya. Bahkan saat ada mobil berhenti di agak ke tengah jalan, alih-alih membunyikan klakson, pengemudi di belakang pasti memilih melewati ruas jalan yang kosong. Malah kalau ada kendaraan di lampu merah masih tetap berhenti padahal lampunya sudah hijau, tak jarang pengendara lain malah nyamperin dan bertanya, “Kenapa, Mas?”. Lha, saiki malah wong asli Solo ndelik wedi diklaksoni pemudik!

#2 Taati peraturan lalu lintas kapan pun

Peraturan lalu lintas di sini macam-macam, ya. Tapi lagi-lagi yang saya soroti adalah kelakukan pemudik yang bablas wae meskipun lampu sudah menyala merah. Ha kalau sudah merah yowis mandeg wae, Bro, meskipun baru beberapa detik.

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

Saya mengakui kalau durasi bangjo di Solo memang lama. Tapi, sebaiknya jangan sampai melanggar lampu lalu lintas lah. Bisa fatal akibatnya. Lagi pula kebiasaan berkendara yang grusa-grusu di Jakarta nggak usah dibawa pulang ke Solo, Bro. Beda budaya!

#3 Ojo ngebut, iki udu dalane mbahmu!

Aturan tidak tertulis selanjutnya di Solo yang kudu ditaati para pemudik adalah jangan ngebut. Kalau kata warlok, “Iki dudu dalane mbahmu!” Jangan sampai jalanan Solo yang lengang dan mulus menjadi arena pacu adrenalin para pemudik.

Kemarin saat saya berkendara di Jalan Slamet Riyadi, mulai banyak pengendara dari luar Solo yang ugal-ugalan dan berkendara kencang. Haduh, Mas, Mbak, Jalan Slamet Riyadi memang jalan raya, tapi ojo banter banget leh numpak. Nek wong Solo mesti alon-alon sembari melihat kanan kiri, siapa tahu ada toko yang ingin dikunjungi.

Selain itu, saran saya buat para pemudik yang balik ke Solo, mending gunakan Google Maps ketika berkendara daripada tiba-tiba belok arah. Saya paham, kalian mungkin merasa sudah hafal jalan-jalan di kampung halaman kalian ini, tapi Solo sudah banyak berubah. Pembangunan pesat di kota ini bikin kagok juga kalau kalian nggak tinggal di sini setiap harinya. Jadi, biar aman, pakai Google Maps aja ketika berkendara, ygy.

#4 Berusahalah jadi wong Solo

Aturan terakhir yang perlu diketahui para pemudik yang datang ke Solo adalah berusahalah jadi wong Solo. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, begitu juga yang harus diterapkan ketika berada di Kota Batik. Menjadi orang Solo, berarti harus bisa menjaga sikap kalian. Wong Solo iku sabar. Dadi nak diklakson terus i marai wedi.

Mudik itu hanya sekali dalam setahun. Malah kadang ada juga yang nggak bisa mudik rutin tiap tahun karena nggak ada biaya. Makanya kalian harus memanfaatkan momen mudik Lebaran kali ini dengan sebaik-baiknya. Jangan samakan kampung halaman kalian dengan kota perantauan kalian, Gaes. Setidaknya begitu kalian kembali ke kampung halaman, ikuti cara orang sini.

Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Solo Memang Tidak Kalah dari Jakarta, Tidak Kalah Memprihatinkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 April 2024 oleh

Tags: jawa tengahKampung HalamanKota SoloMudikMudik Lebaransolo
Nurul Fauziah

Nurul Fauziah

Anak rumahan yang suka dengan isu sosial.

ArtikelTerkait

Panduan Singkat Memahami Keraton Solo untuk Menjawab Pertanyaan: Kenapa Bukan Gusti Bhre yang Jadi Raja? Mojok.co

Panduan Singkat Memahami Keraton Solo, Biar Nggak Nanya “Kenapa Bukan Gusti Bhre yang Jadi Raja?”

20 November 2025
Sugeng Rahayu, Raja Jalanan Jawa Timur

Sugeng Rahayu, Raja Jalanan Jawa Timur

23 Juni 2023
Purwokerto Timur, Kecamatan Paling Maju di Kabupaten Banyumas dan Nggak Mungkin Disaingi Kecamatan Lain

Purwokerto Timur, Kecamatan Paling Maju di Kabupaten Banyumas dan Nggak Mungkin Disaingi Kecamatan Lain

2 Mei 2024
3 Hal Tidak Menyenangkan yang Saya Jumpai di Perlintasan Kereta Pasar Nongko Solo

3 Hal Tidak Menyenangkan yang Saya Jumpai di Perlintasan Kereta Pasar Nongko Solo

28 Oktober 2025
Solo Grand Mall (SGM), Mall Pertama yang Masih Eksis (Unsplash)

Solo Grand Mall (SGM), Mall Pertama di Solo yang Masih Eksis Hingga Sekarang

29 November 2023
Semarang Bisa Menjadi Tempat yang Tidak Ramah Mahasiswa (Unsplash)

Siasat Mengakali Hawa Panas Semarang yang Kadang Tidak Ramah bagi Mahasiswa

24 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.