Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sedayu Tempat Slow Living Terbaik, Mengalahkan Jogja dan Daerah-Daerah Lain

Puji Lestari oleh Puji Lestari
2 April 2024
A A
Sedayu Tempat Slow Living Terbaik, Mengalahkan Jogja dan Daerah-Daerah Lain Mojok.co

Sedayu Tempat Slow Living Terbaik, Mengalahkan Jogja dan Daerah-Daerah Lain (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sedayu adalah kapanewon atau kecamatan di sebelah barat Kota Jogja. Kecamatan yang berada di bawah Kabupaten Bantul ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulon Progo. Berada di daerah pinggiran membuat Sedayu belum begitu banyak dijamah dan cocok untuk slow living. Itu mengapa, di kecamatan ini masih cenderung lengang daripada perkotaan.  

Kendati berada di pinggiran, akses ke Sedayu tidaklah sulit. Daerah ini dilewati oleh jalan arteri yang menghubungkan Kota Jogja dengan Kulon Progo, yakni Jalan Jogja Wates. Nah, sekitar kilometer 9 hingga 14 jalan ini terdapat banyak jalan-jalan kecil ke arah utara dan selatan. Jalan-jalan itu menuju pemukiman penduduk Kecamatan Sedayu yang masih asri dan lengang. Sangat bertolak belakang dengan Jalan Jogja Wates yang penuh hiruk pikuk dan tak pernah lengang. 

Sebagai seorang perantauan yang telah tinggal selama hampir 7 tahun, saya berani bilang Sedayu jauh lebih cocok jadi tempat slow living daripada daerah-daerah lain. Apalagi dibandingkan Kota Jogja, Sedayu menang telak. Saya berani jamin karena pernah mencicipi tinggal di Kota Jogja. 

Harga hunian di Sedayu masih terjangkau 

Siapa saja pasti sepakat, harga tanah dan properti di Jogja sangat mahal. Apalagi dibandingkan dengan UMR Jogja yang sangat kecil itu. Kalau kalian adalah pekerja Jogja dengan gaji UMR dan tabungan tidak seberapa, kubur dalam-dalam mimpi punya rumah di kota. Namun, kalian masih punya harapan kalau menginginkan rumah di pinggiran seperti Sedayu. 

Beberapa tahun terakhir, para developer dan investor begitu getol membangun tipe perumahan cluster di kawasan Sedayu. Calon konsumen diiming-imingi harapan harga properti yang kelak bakal melambung berkat bandara baru dan jalan tol yang segera dibangun.

Tentu saja perumahan cluster ini laris manis terjual. Sayangnya hanya segelintir orang asli Jogja yang tertarik membelinya. Lebih banyak para pendatang dari luar Jogja yang sekedar membeli lalu membiarkannya kosong tak berpenghuni.

Ironi memang, tapi menyenangkan bagi saya. Bertetangga dengan rumah-rumah kosong membuat saya serasa jadi pemilik seluruh cluster. Suasana sepi dan tenang yang sangat mendukung untuk menjalankan konsep slow living!

Hiburan warga Sedayu yang murah meriah

Setelah hampir 7 tahun tinggal di pinggiran barat Jogja, saya paham betul betapa daerah ini minim tempat hiburan. Tak ada bioskop, apalagi mal. Kalau kangen gemerlap peradaban kota, saya harus menempuh jarak pulang pergi sekitar 30 km. Biasanya sih di tengah perjalanan, niatan untuk main ke kota menguap bersama panas matahari yang menyengat.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Akan tetapi, bukan berarti warga Sedayu nggak punya hiburan sama sekali. Di sini terdapat beberapa spot hiburan murah meriah populer. Salah satunya pintu perlintasan kereta api Stasiun Rewulu atau di pintu perlintasan kereta api Sedayu. Ketika sore hari tiba, keluarga-keluarga muda dan para railfans berkumpul untuk menikmati sore dan kereta api yang melintas. 

Awalnya saya tak paham dimana nikmatnya nongkrong di area pintu perlintasan kereta api. Lalu saya mencoba duduk diam merasainya. Udara sore yang berangsur dingin, matahari yang semakin ke barat mengurangi sengatannya. Sesekali angin sepoi-sepoi tanpa bau asap berhembus berhembus, lalu klimaksnya lewatlah kereta api yang ditunggu-tunggu. 

Sejalan dengan konsep slow living, atmosfer di area pintu perlintasan kereta api yang sederhana sudah bisa meredakan stres. Di sana, warga juga belajar hidup dengan menikmati moment yang ada alias lebih mindful. 

Pengeluaran rendah, hidup lebih hemat

Biaya hidup di pinggiran barat Jogja ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tinggal di Kota Jogja. Pasalnya selain harga-harga yang lebih miring, di sini tak ada waralaba kekinian seperti McDonald’s, Pizza Hut, Lawson, Richeese Factory atau Mixue. Waralaba makanan dan minuman yang secara nggak kita sadari cukup menguras kantong. 

Akan tetapi, ketiadaan waralaba itu berarti hidup bakal tersiksa. Di Sedayu masih banyak kulineran yang nggak kalah nikmat. Misalnya, Sego Megono Sor Ringin yang bisa didapat di pagi hari. Kuliner ini rasanya lebih nikmat karena dinikmati sambil menikmati pemandangan area persawahan dengan latar belakang Merapi. Jika beruntung, kalian juga bisa melihat kereta api yang melintas.

Beranjak malam hari, kalian bisa mencicipi Bakmi Bagong Tugu Doyong yang legendaris. Warung bakmi di tepi Jalan Sedayu ini menempati bangunan lama berukuran kecil, bertembok bata tanpa plester dan berlantai tanah. Suasananya benar-benar tempo dulu.

Sarana pendidikan lengkap, bilingual boarding school hingga universitas

Meski jauh dari tempat hiburan, kawasan Sedayu punya pilihan fasilitas pendidikan yang lengkap. Pendidikan berbagai jenjang seperti SD, SMP dan SMA semua ada. Kualitasnya pun nggak kalah dengan sekolah di kota, sebut saja SMA Pangudi Luhur, SMP dan SMA Kesatuan Bangsa bilingual boarding school, kampus 1 Universitas Mercu Buana, hingga kampus terpadu madrasah Mu’alimin.

Sekolah-sekolah ini pula yang membuat perekonomian Sedayu menggeliat. Banyak kamar-kamar kos dibangun dan terisi. Pedagang-pedagang makanan kaki lima pun ikut mendulang rejeki.

Penduduk asli yang hangat

Wajah asli penduduk Jogja bisa kalian temukan di daerah ini. Gaya hidup yang bersahaja, keramahan yang tak dibuat-buat dan kepedulian pada orang lain, termasuk pendatang. Untuk berbaur dan melihat kehidupan mereka dari dekat, sebagai pendatang kalian bisa bergabung dengan kegiatan-kegiatan masyarakatnya. Mulai dari kelompok ronda untuk bapak-bapak, arisan pedukuhan untuk ibu-ibu, dan ikut takziah atau melayat terutama di sekitaran rumah sekalipun tak kenal.

Setelah mengikuti berbagai kegiatan itu, kalian akan mendapat banyak privilese. Mulai dari keamanan, kiriman paket yang nggak mungkin kesasar karena sudah dikenal warga, undangan kenduri plus oleh-oleh besek menu lengkap. Kekeluargaan di daerah ini juga masih terjaga, tampak dari kunjungan ketika ada warga yang sakit hingga jatah daging kurban yang diantar kepada siapa saja. 

Penjelasan di atas saya harap bisa memberikan kalian gambaran mengenai Sedayu. Kalau kalau kalian bermimpi menerapkan slow living di Jogja, daerah ini adalah pilihan yang tepat. Suasana pedesaan membuat hidup lebih tenang. Selain itu lokasinya yang berada jauh dari pusat kota akan memaksa kalian untuk hidup melambat dan lebih mindful. Bagaimana, berminat pindah ke Sedayu?

Penulis: Puji Lestari
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Salatiga, Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Tengah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 April 2024 oleh

Tags: BantulJogjaKota Jogjasedayuslow living
Puji Lestari

Puji Lestari

ArtikelTerkait

Warteg Kharisma Bahari Ngringin Condongcatur, Tempat Sahur Paling Nyaman di Jogja dan Aman dari Klitih

Warteg Kharisma Bahari Ngringin Condongcatur, Tempat Sahur Paling Nyaman di Jogja dan Aman dari Klitih

13 Maret 2024
5 Pertanyaan yang Membuat Orang Jogja Kesal Mojok.co

5 Pertanyaan yang Membuat Orang Jogja Kesal

1 November 2024
Orang yang Bikin Viral Kasus Parkir Bis di Jogja Memang Pantas Dilaporkan

Orang yang Bikin Viral Kasus Parkir Bis di Jogja Memang Pantas Dilaporkan

22 Januari 2022
Jogja Darurat Sampah, Monumen Ketidakbecusan Pemerintah (Unsplash) sampah di jogja

Retribusi Sampah Jogja: Solusi Jangka Pendek yang Bagus, Tinggal Menunggu Solusi Jangka Panjangnya

30 Oktober 2024
Masih Pantaskah Sewon Bantul Menyandang Sebutan Sewonderland? Mojok.co

Masih Pantaskah Sewon Bantul Menyandang Sebutan Sewonderland?

5 Januari 2024
Purwokerto, Kota Pelajar tapi Nggak Punya Trotoar yang Memadai, kok kayak Jogja?

Purwokerto, Kota Pelajar tapi Nggak Punya Trotoar yang Memadai

1 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.