Nasib Pasar Cinde Palembang memang mengenaskan. Pasar yang dahulu jadi pusat belanja warga Palembang itu kini berakhir menjadi gedung mangkrak yang nggak jelas statusnya. Padahal, bangunan pasar ini menyandang status cagar budaya. Amat disayangkan.
Niatan awal merobohkan pasar yang berdiri sejak 1933 itu sebenarnya baik. Pasar Cinde ingin dibangun ulang dengan konsep lebih modern. Tujuannya supaya siapa saja yang belanja ke sana bisa lebih nyaman.
Sayangnya, semua rencana apik itu hanya mimpi belaka. Bangunan Pasar Cinde nyatanya lebih mirip seperti gedung hantu, bahkan bisa dikatakan sarang segala hantu di Palembang. Bangunan berusia ratusan tahun itu kini berakhir mengenaskan.
Pasar Cinde satu dari sedikit bangunan cagar budaya di Palembang
Pasar Cinde Palembang merupakan bangunan cagar budaya yang nggak boleh dirobohkan. Apalagi, bagunan ini adalah salah satu dari sedikit bangunan lama di Palembang. Amat disayangkan kalau bangunan ini dirobohkan atau diubah bentuk aslinya.
Asal tahu saja, pondasi Pasar Cinde bukan disusun dari balok-balok, melainkan tiang-tiang menjulang berbentuk menyerupai jamur. Ini menjadi salah satu keunikan Pasar Cinde Palembang. Sebab, pondasi semacam ini hanya bisa ditemui di dua pasar di Indonesia, Pasar Johar di Semarang dan Pasar Cinde di Pelembang.
Sebenarnya tiang-tiang berbentuk cendawan ini menjadi salah satu perhatian sejarawan. Mereka mendukung renovasi pasar dengan syarat tiang-tiang tersebut dipertahankan keasliannya. Memang sih, hingga saat ini tiang-tiang tersebut masih utuh, tapi tidak dengan bangunan lainnya.
Baca halaman selanjutnya: Ada indikasi korupsi …