Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jembatan Suramadu Pusat Segala Pelanggaran Lalu Lintas, Pantas Banyak yang Kapok Melewatinya

Abdur Rohman oleh Abdur Rohman
1 Februari 2024
A A
Jembatan Suramadu Pusat Segala Pelanggaran Lalu Lintas, Pantas Banyak yang Kapok Melewatinya Mojok.co

Jembatan Suramadu Pusat Segala Pelanggaran Lalu Lintas, Pantas Banyak yang Kapok Melewatinya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Cerita perjalanan Dito Yudhistira Iksandy, salah satu penulis Terminal Mojok, ketika melewati Jalan Suramadu menggambarkan betapa berbahayanya jembatan yang satu ini. Jalur sepanjang 5,4 kilometer itu punya jalur motor yang sempit. Belum lagi angin yang begitu kencang. Tidak jarang pengendara motor terpaksa berhenti karena angin yang dinilai membahayakan melanjutkan perjalanan. 

Sebagai seseorang yang kerap bolak-balik Surabaya-Bangkalan melewati Jembatan Suramadu, saya mengakui pengalaman Mas Dito itu benar adanya. Selain jembatannya yang membuat deg-degan ketika melintas, saya merasa kelakuan pengendara yang melewatinya nggak kalah bikin jantungan. Ada-ada saja kelakuan yang membahayakan dirinya sendiri maupun pengendara lain.  

Pengendara tidak pakai helm di Jembatan Suramadu

Pengendara motor tidak mengenakan helm adalah pemandangan biasa di Jembatan Suramadu. Setiap saya lewat, pasti ada pengendara motor yang tidak memakai helm. Bahkan kemarin, ketika perjalanan pulang, saya bebarengan dengan seorang ibu-ibu pengendara motor matic, berpakaian daster lengan pendek, dan rambutnya diikat tanpa helm. Ketika saya menyalip, ternyata ada anak kecil yang dibonceng di depannya.

Saya kaget, ini kompleks perkampungan atau jembatan terpanjang Indonesia, sih? Kondisi seperti itu biasa ditemui di siang hari. Kondisinya tidak lebih baik ketika malam hari. Coba saja kalian lewat jembatan ini sekitar tengah malam hingga subuh. Banyak remaja melewati Jembatan Suramadu tanpa helm, kausnya dilepas, hanya pakai celana pendek. Jalur jembatan dikuasai untuk balapan liar. Jika lewat sendirian, saya yakin kalian akan banyak-banyak baca istighfar karena takut dibegal. 

Muatan yang berlebihan

Pelanggaran lain yang saya temui ketika bolak-balik melewati Jembatan Suramadu adalah kendaraan yang kelebihan muatan. Kondisi semacam ini menyulitkan pengendara di belakangnya untuk menyalip. Apalagi jalur motor di Jembatan Suramadu sangatlah sempit, sebagian besar jalur sudah diambil alih oleh pengendara yang kelebihan muatan tadi. 

Pengalaman ini juga terjadi pada saya belum lama ini. Setelah berhasil menyalip ibu-ibu berdaster yang tidak menggunakan helm, saya terus melaju kencang karena hampir hujan. Nahas, tepat di depan saya ada pengendara motor dengan muatan berlebih. Tahu apa yang diangkutnya? Dua karung sak yang berisi rumput.

Situasi tersebut  membuat macet kendaraan di belakangnya. Saya akhirnya tetap menyalip motor dengan muatan berlebih itu karena sudah diklakson oleh pengendara lain. Tentu saja jalan yang sempit membuat saya menyalip dengan bonus kibasan rumput-rumput tadi. Rasanya ingin sekali berkata kasar. 

Pengendara bebas memilih jalur motor atau mobil

Saya mengamati, pengendara motor yang melewati jalur mobil di Suramadu mulai dinormalisasi. Mungkin pengguna Jalan Suramadu sama-sama menyadari jalur motor di jembatan terpanjang se-Indonesia itu sangat sempit. 

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Sebagai pengendara motor, saya tidak membenarkan maupun mendukung pengendara yang mengambil jalur mobil. Sekalipun jalur motor sempit, tindakan itu tidak bisa dibenarkan karena berbahaya. Selain itu mengambil jalur mobil bukanlah solusi yang tepat. Tetap perlu campur tangan dari pengelola maupun pemerintah untuk memperluas jalur motor di Jembatan Suramadu. 

Kalau penerapan jalur motor dan mobil tidak dipertegas, ketakutan saya mobil-mobil yang mengambil jalur motor juga akan dibenarkan. Ini bukan tidak mungkin lho, sudah viral 2 video pengendara mobil di Jembatan Suramadu yang mengambil jalur motor. Benar-benar tidak habis pikir saya, jalur sesempit itu dilewati oleh mobil. 

Pengalaman bolak-balik Surabaya-Bangkalan membuat Jembatan Suramadu dan berbagai keajaiban pengendaranya menjadi hal yang biasa. Namun, tidak dengan mereka baru pertama kali melintasi jembatan ini. Itu mengapa saya tidak heran dengan Mas Dito yang merasa jembatan terpanjang se-Indonesia ini begitu berbahaya. 

Sebenarnya kengerian-kengerian yang dirasakan oleh pengendara semacam Mas Dito bisa menjadi alarm bagi pengelola atau pemerintah untuk berbenah. Entah memperluas jalur motor atau menertibkan pengendara yang melintas. Namun yang selama ini terjadi, pelanggaran-pelanggaran ini dibiarkan begitu saja. Apa iya perlu menunggu berjatuhan korban dan viral dahulu baru berbenah? 

Penulis: Abdur Rohman
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Solusi Konkret untuk Bangkalan Madura agar Nggak Terus-terusan Kena Bully

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 31 Januari 2024 oleh

Tags: jalur mobiljalur motorjembatan suramadulalu lintasmaduraPelanggaran Lalu LintasSurabaya
Abdur Rohman

Abdur Rohman

Warga sipil Bangkalan yang phobia sama ketidakadilan.

ArtikelTerkait

Jangan Senang Dulu kalau Bangkalan Madura Mulai Bebenah, Ini Cuma Sementara Mojok.co

Jangan Senang Dulu kalau Bangkalan Madura Mulai Berbenah, Ini Cuma Sementara

6 Oktober 2024
Penerapan Sistem One Way Ponorogo Cenderung Maksa dan Bikin Ruwet

Penerapan Sistem One Way Ponorogo Cenderung Maksa dan Bikin Ruwet

28 Februari 2024
Nasi Godog, Kuliner Magelang yang Bikin Orang Surabaya Gagal Paham, tapi Lama-lama Doyan Mojok.co

Nasi Godog, Kuliner Magelang yang Bikin Orang Surabaya Gagal Paham, tapi Lama-lama Doyan

12 Juni 2025
Terminal Bungurasih Surabaya Bukan Milik Calo dan Tukang Palak (Unsplash)

Tips Menghindari Calo di Terminal Bungurasih bagi Newbie agar Tidak Terjebak dan Tertekan

1 Maret 2025
67 kosakata bahasa madura

Duka di Balik Gemerlap Toko Kelontong Madura

5 Februari 2023
Gaji Pekerja Jogja Sepele di Depan Gaji Penjaga Warung Madura (Unsplash)

Warung Madura Bahagia Kantongi Omzet 90 Juta per Bulan: Penjaganya Hidup Bahagia Banyak Duit Sementara Pekerja Jogja Merana Sampai Kiamat

25 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.