Saya bukan orang asli Malang. Saya sempat kebingungan ketika pertama kali merantau ke Kota Apel ini. Saat itu saya belum punya kendaraan pribadi sehingga mengandalkan transportasi publik untuk bepergian. Seperti yang diketahui, transportasi publik di Malang belum tertata, hanya ada angkot yang jalurnya membingungkan.
Berbeda dengan daerah asal saya, angkot di Malang punya banyak sekali rute. Masing-masing rute ditandai dengan 2 hingga 3 huruf. Misalnya, angkot AL yang melayani rute Terminal Arjosari ke Terminal Landungsari atau sebaliknya. Jadi kalau mau menuju suatu tempat dengan lancar, kalian perlu tahu kawasan atau jalan yang dituju dan jenis angkotnya.
Permasalahannya, Malang itu luas. Sebagai perantau dari daerah yang tidak begitu luas, menghafal nama-nama kawasan dan jalan di Malang jelas sebuah tantangan besar. Taruhannya adalah tersesat atau dimarahi oleh sopir angkot. Dan itu terjadi pada saya.
Angkot Malang terjangkau, tapi membingungkan
Masih ingat betul di ingatan, pada waktu itu saya ingin menuju sebuah mal di Malang. Saya memilih naik angkot karena harganya yang murah. Bayangkan hanya Rp5.000 saja dan tidak dibedakan jarak dekat atau jauh.
Saya bertanya kepada ibu kos, jenis angkot yang bisa dinaiki untuk sampai ke mal itu. Setelah berbincang-bincang, saya diarahkan untuk naik satu jenis angkot dari depan kampus. Saya bergegas berangkat. Semuanya berjalan lancar, saya sampai mal dengan selamat.
Masalah muncul ketika ingin kembali ke kos dari mal. Saya bertanya pada orang sekitar mal angkot yang bisa dinaiki. Saya menurut dengan polosnya. Bodohnya, ternyata saya salah naik rute angkot yang berujung kena marah oleh sopir. Akhirnya saya diturunkan begitu saja di pinggir jalan yang menurut saya antah berantah.
Saya cek di Google Maps. Ternyata jarak ke kos masih jauh, setidaknya cukup jauh untuk dilanjutkan dengan berjalan kaki. Akhirnya saya tetap menggunakan transportasi online untuk pulang. Niat hati ingin bepergian murah-meriah, eh tetap boncos karena harus naik ojek online.
Baca halaman selanjutnya: Malang bisa lebih ….