Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Efek Dunning-Kruger: Kenapa sih Orang-Orang Bisa Merasa Paling Tahu?

Dicky C. Anggoro oleh Dicky C. Anggoro
14 Januari 2020
A A
Efek Dunning-Kruger: Kenapa sih Orang-Orang Bisa Merasa Paling Tahu?
Share on FacebookShare on Twitter

Jujur setiap saya menelusuri media sosial jenis apa pun, saya selalu merasa kasihan pada satu golongan spesifik. Yaitu mereka yang di-bully habis-habisan oleh netizen lain karena berkomentar ngaco dan keluar dari konteks tapi tetap ngeyel dengan ‘teori’-nya dan merasa dirinya paling benar. Padahal kalau dilihat dari pendapatnya, satu pesan untuk mereka: “Mbok ya belajar lebih banyak dulu, baru berkomentar.”

Memang menjadi sebuah kecenderungan bahwa orang yang baru memiliki sedikit pengetahuan atau keterampilan merasa dirinya paling jago di bidang itu. Kecenderungan ini juga sempat saya rasakan ketika pertama kali masuk kuliah di salah satu fakultas di ranah kesehatan. Dengan ilmu baru yang cukup fresh, saya merasa paling tahu tentang bidang tersebut dan tak segan-segan menceramahi orang lain bahkan orang tua saya sendiri karena merasa berkepentingan untuk itu. Aduh, jadi malu.

Namun, seiring berjalannya waktu, saya jadi merasa frustasi karena ilmu yang baru saya kuasai ternyata hanya segelintir dari setumpuk pelajaran-pelajaran baru yang lebih mendalam. Di situ, kepercayan diri saya mulai meredup dan lebih berfokus untuk belajar lebih dalam lagi. Tak jarang, saya jadi merasa lebih malu ketika menyadari bahwa apa yang sudah saya kuasai dan saya bangga-banggakan dulunya ternyata kurang tepat.

Satu pengalaman lain yang cukup serupa dengan kecenderungan ini adalah mendapat cercaan dari orang-orang yang ‘baru saja hijrah’. Saya sempat disodorkan dalil-dalil panjang untuk mendiskreditkan tingkah laku saya sebagai sebuah dosa. Padahal jika boleh jujur, saat saya menanyakan dari mana ia memperoleh sumbernya, sering kali dijawab dari referensi yang sebatas hanya kajian online di media sosial. Ketika saya tanya mana dalil aslinya, justru kelabakan dalam menjawab. Maaf.

Hingga bertahun-tahun sejak kejadian-kejadian itu, saya menemukan satu topik yang cukup menarik saat sedang browsing di internet mengenai kecenderungan tersebut. Yang cukup menarik perhatian saya adalah kecenderungan ini sudah diwanti-wanti oleh orang-orang bijak dari zaman dahulu. Dalam istilah psikologi populer, situasi tersebut dikenal sebagai Efek Dunning-Kruger.

Efek ini pertama kali dikembangkan oleh dua orang yang menjadi cikal bakal namanya, yaitu David Dunning dan Justin Kruger dari Cornell University, dalam penelitian ilmiah yang dilakukan sejak tahun 1999. Satu kesimpulan yang mereka kemukakan adalah orang dengan tingkat keahlian rendah cenderung menilai dirinya melebihi kenyataan, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan membentuk khayalan bahwa dirinya hebat (illusory superiority). Di sisi lain, mereka yang benar-benar ahli dan hebat dalam bidangnya merasa dirinya kurang baik dan perlu banyak belajar lagi. Situasi ini dapat digambarkan secara sederhana dalam kurva berikut.

(Sumber gambar: psychologytoday.com)

Efek ini menjawab mengapa ketika suatu isu sedang berguncang, para ahli, pakar, ataupun ulama yang sudah pasti menguasai bidangnya, cenderung untuk menahan diri dalam berkomentar sambil menelaah dan membentuk pendapat yang benar-benar berdasar dan kuat, dibandingkan dengan orang-orang lain yang belum berkapasitas sedang ramai berdebat nggak karuan.

Baca Juga:

Netizen Indonesia Memang Paling Nggak Sopan, di Tengah Kabar Duka Masih Ada yang Bacot Ngeributin Agama Kiki Fatmala

7 Ide Buah Tangan untuk Membesuk Orang Sakit yang Kebal dari Nyinyiran Netizen

Jika ditelaah lebih lanjut, salah satu penyebab paling dominan mengapa hampir semua orang memiliki kecenderungan Efek Dunning-Kruger ini adalah karena ego. Pada dasarnya, setiap orang ingin dipandang superior, tahu segala hal, dan tidak ingin berpikir bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan. Hal ini yang membuat orang tersebut meningkatkan penilaian terhadap dirinya sendiri dan mengabaikan kelemahan yang dimiliki. Alhasil, rasa percaya diri akan meningkat saat terpapar pemahaman baru.

Sebenarnya, sebelum kecenderungan ini memiliki nama yang keren, ia sudah menjadi ajaran universal di berbagai kebudayaan di dunia. Contohnya dalam perkataan sastrawan Shakespeare: “Orang bodoh merasa dirinya bijak, tetapi orang bijak merasa dirinya bodoh.” Umar bin Khattab pernah menyinggung juga dalam tahapan menuntut ilmu, yaitu jika seseorang memasuki tahapan pertama belajar, ia akan sombong. Di kebudayaan kita sendiri, pasti sudah jamak didengar pepatah “jadilah seperti padi, makin berisi makin merunduk”.

Efek Dunning-Kruger memang adalah kecenderungan alami para pembelajar. Namun satu yang dapat dilakukan agar mampu melewati kecenderungan ini tanpa malu-maluin adalah dengan terus belajar dan menyadarkan diri bahwa masih banyak lagi yang harus dipelajari.

BACA JUGA Memasuki Era Berpengaruhnya Pendapat Netizen dalam Menentukan Nasib Para Anonim atau tulisan Dicky C. Anggoro lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: Efek Dunning-KrugerNetizensok tahu
Dicky C. Anggoro

Dicky C. Anggoro

Mahasiswa Apoteker yang gemar meracik kata-kata.

ArtikelTerkait

Dear Ferdian Paleka, YouTuber yang Udah Ngerjain Transpuan terminal mojok.co

Nggak Ada yang Peduli Tahun Berapa dan Asalmu saat Nonton Video di YouTube

9 Juni 2020
Menyuruh Orang untuk Cari Kerja Biar Nggak Protes Melulu Itu Aneh nyi roro kidul kritis skeptis netizen indocomment war facebook mojok.co

Menyuruh Orang untuk Cari Kerja biar Nggak Protes Melulu Itu Aneh

20 September 2020
Mencermati Logo Baru Ancol yang Katanya Nggak Ancol-ancol Banget Terminal Mojok

Mencermati Logo Baru Ancol yang (Katanya) Nggak Ancol-ancol Banget

25 Juli 2022
Laporan Microsoft DCI Keliru, Netizen Indonesia Itu Cuma Baperan kok terminal mojok.co

Memasuki Era Berpengaruhnya Pendapat Netizen dalam Menentukan Nasib Para Anonim

1 Januari 2020
jerinx musik hardcore rock post hardcore punk mojok

Jerinx, Nora, dan Kemarahan yang Salah Sasaran

23 Juni 2021
go international

Fenomena Go International dan Sikap Sok Tahu Kita

11 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.