Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sapa Mantan

Menjadi Pribadi Jomblo yang Merdeka

Adib Khairil Musthafa oleh Adib Khairil Musthafa
28 Desember 2019
A A
Menjadi Pribadi Jomblo yang Merdeka
Share on FacebookShare on Twitter

Ngopi, nongkrong, rebahan. Kurang lebih begitulah kehidupan para jomblo. Status yang konon sudah terdiskriminasi bahkan sejak dalam selangkangan, eh pikiran. Banyak yang bilang bahwa perbincangan para jomblo tak akan lebih baik dari perbincangan seputar kenangan, hujan, dan mantan~

Lah ya gimana. Akan sedikit kemungkinan para jomblo berbincang perihal lamaran, pertunangan, apalagi pernikahan. Namun di sisi lain, banyak kok para jomblo yang berbincang perihal negara dan hiruk pikuk perpolitikan. Biasanya jomblo jenis ini adalah “Jomblo Revolusioner”. Jomblo yang memilih jadi aktivis, atau seorang yang gara-gara aktivisme-nya sampai-sampai menjomblo.

Tapi jangan karena bisa ngomong politik, para jomblo lalu berharap negara hadir dan menyelesaikan persoalan jomblo. Lalu bikin Kartu Tanda Jomblo, gitu? Apalagi berharap negara mau menggaji para jomblo seperti wacana negara yang mau kasih gaji untuk pengagguran,

Hashhh. Sebaiknya para jomblo tidak usah bermimpi keduwuran~

Perkara ini memang selalu menjadi topic bercandaan ditengah-tengah masyarakat kita. Status jomblo kerap kali dikonotasikan sebagai semacam penyakit sosial. Padahal apa sih yang salah dari status jomblo? Bukankah setiap orang berhak menentukan setiap pilihan dalam hidupnya? Bukankah men-jomblo atau punya pasangan  itu sama saja, setiap orang berhak untuk merdeka?

Siapa Anda yang dengan seenaknya mengatur status tubuh orang lain? Apakah Anda sang pengatur takdir? Tidak, kan?

Jika saja kita mau periksa dari hulu hingga ke hilir lalu mencoba tetap konsisiten terhadap upaya menghargai setiap hak-hak mendasar setiap orang, Bukankah pilihan menjomblo adalah termasuk hak asasi manusia?

Bercinta dengan tubuh sendiri, kenapa tidak? Menghabiskan sabun di kamar mandi, bisa sampai ejakulasi bahkan mesturbasi, bagi sebagian orang adalah kenikmatan paling haqiqi~

Baca Juga:

Saya Menyesal Pernah Ikut Paskibra karena Isinya Cuma Dibodohi Senior

5 Destinasi di Semarang yang Cocok untuk Jomblo buat Menangis

Logika paling dangkal dari tradisi asmara adalah soal penampilan, standar tubuh, bahkan urusan selangkangan. Jika tidak perawan/perjaka tidak masuk standar orang suci, katanya~

Saya punya beberapa teman yang memilih untuk tetap melajang, you know-lah~ Secara otomatis mereka selalu mendapatkan perlakuan nyinyir, dicerewetin bahkan tak jarang niatnya bercanda malah menghina personal. Ledekannya semacam, “Hitam sih makanya nggak laku.”

Padahal, kita kan nggak pernah tau alas an apa yang membuat mereka memilih menjomblo,? Dan saya kira kebanyakan dari kita nggak mau tau,sih~

Bahkan jutaan orang tidak menyadari bahwa banyak kok orang bahagia memilih menjomblo. Salah anggapan bahwa para jomblo hidupnya selalu sepi, berantakan dan tidak bahagia. Setiap orang punya standar kebahagiaan masing-masing, termasuk kaum jomblo. Mereka bahagia dengan cara mereka masing-masing.

Berhenti ber-stigma bahwa mereka para jomblo adalah orang-orang yang selalu gagal dalam urusan asmara, padahalkan nggak selamanya begitu. Menjadi jomblo hanya perihal pilihan. Pilihan bagi mereka yang memilih menjomblo karena kesibukan, sehingga tak punya waktu untuk bertaruh soal percintaan. Ada juga yang memilih menjomblo karena perihal keuangan, karena tak mau plesiran ke mall apalagi ke tempat hiburan. Uwuwuwu~

Tapi bukan berarti para jomblo ini tidak bahagia yha~

Lalu ada yang bilang orang menjomblo itu menyalahi kodrat manusia yang konon diciptakan saling berpasangan. Lalu mengambil kesimpulan bahwa orang-orang jomblo adalah orang-orang yang lemah syahwat, eh lemah iman, maksudnya.

Lah,

Apa kabar Rabi’atul Andawiyah, seorang ibu para sufi yang memilih untuk tidak menikah sampai akhir hayatnya. Bukan karena tidak laku, ya. Beberapa kali orang-orang yang meminangnya ditolak. Ia tak ingin ada satu pun halangan untuk beribadah kepada Tuhannya.

Baca lagi buku sejarahmu, Kawan.

Bahkan kebanyakan tokoh-tokoh hebat yang tercatat dalam sejarah adalah orang-orang jomblo, Leonardo Da Vinci, Newton, Pascal, Immanuel Kant, Nikolai Tesla dan banyak lagi. Sains, etika, pengetahuan, dari empirisme, rasionalisme, teori-teori hukum gravitasi bahkan tokoh ilmuwan politik berasal dari buah pikiran orang-orang yang memilih jalan ninjanya sendiri untuk tetap seorang diri sepanjang hayatnya.

Jadi, apa kabar mindset masyarakat kita? Yang selalu saja memberikan stigma negatif kepada para jomblo.

Sudahlah, hilangkan segala bentuk stereotip tentang jomblo dalam kepalamu. Apalagi kalian yang suka mem-bully sampai urusan personal. Bercanda sih boleh, tapi jangan kelewatan. Bukankah Tuhan sudah mengkaruniaimu pikiran? Tolong gunakan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya.

Lamaran, tunangan, pernikahan, ataupun menjomblo itu semua pilihan. Berhenti memaksakan orang lain untuk ikut pilihan-pilihanmu! Setiap pilihan haruslah kita hormati, tak perlu nyinyirin. Bisa jadi dia yang engkau nyinyiri justru jauh lebih baik dari dirimu.

Bukankah begitu, Bambank~

BACA JUGA Beruntunglah Kalian Para Jomblo atau tulisan Adib Khairil Musthafa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Maret 2022 oleh

Tags: Jomblomerdeka
Adib Khairil Musthafa

Adib Khairil Musthafa

Saya adalah seorang yang suka tidur, menganggur, ngopi, dan bermimpi.

ArtikelTerkait

Dilema Self-Partnering: Apa Enaknya sih Berpacaran dengan Diri Sendiri?

Dilema Self-Partnering: Apa Enaknya sih Berpacaran dengan Diri Sendiri?

7 November 2019
Payung Teduh Masih Tetap Teduh Didengar Meski Ditinggal Mas Is terminal mojok.co

Emang Bener Hujan di Malam Minggu Terjadi Karena Doanya Para Jomblo?

7 Maret 2020
5 Objek Wisata di Jawa Timur yang Sebaiknya Dikunjungi Jomblo Mania terminal mojok.co

5 Objek Wisata di Jawa Timur yang Sebaiknya Dikunjungi Jomblo Mania

18 Januari 2022
Jomblo kok Diiming-imingi Seks biar Segera Menikah, Kami Nggak Selemah Itu mojok.co/terminal

Jomblo kok Diiming-imingi Seks biar Segera Menikah, Kami Nggak Selemah Itu

7 Maret 2021
Perselingkuhan Karyawan di Kantor Itu Terlalu Nekat dan Bikin Repot HRD Terminal Mojok.co

Stop Komersialisasi Perselingkuhan, Kasihan Para Jomblo!

10 Februari 2023
makanan para jomblo

Lima Makanan Yang Perlu Dihindari Para Jomblo

20 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.