Meskipun sama-sama di Pulau Jawa, rupanya ada banyak perbedaan antara Kediri dan Jogja sehingga bikin orang Jogja kayak saya terheran-heran.
Agustus kemarin tepat empat tahun saya menjadi perantau di Kediri. Awalnya, saya cukup terkejut saat baru pertama kali datang ke Kediri. Kota ini jelas berbeda dengan kampung halaman saya di Bantul. Tapi kini saya sudah bisa beradaptasi dengan kehidupan di sini.
Buat jamaah mojokiyah yang berasal dari Jogja dan ingin merantau ke Kediri seperti saya, sebaiknya persiapkan diri kalian baik-baik. Supaya di tanah perantauan nanti kalian nggak perlu mengalami culture shock seperti yang saya alami. Berikut saya bagikan beberapa hal yang bikin kaget orang Jogja yang merantau ke Kediri.
Makanan di Kediri rata-rata pedas padahal orang Jogja terbiasa makan makanan manis
Culture shock pertama yang saya rasakan tentu saja soal makanan. Berbeda dengan waktu di Jogja dulu yang makanannya rata-rata manis, di Kediri justru makanannya pedas.
Saat pertama kali diajak seorang teman mencicipi nasi pecel, lidah saya rasanya seperti terpanggang api. Lidah saya yang terbiasa makan makanan bercita rasa manis agak kaget karena tiba-tiba merasakan pedasnya makanan khas Kediri.
Selain nasi pecel, ada juga nasi pecel tumpang. Sebenarnya makanan satu ini hanya nasi pecel yang ditambah sambal tumpang. Sudah ada sambal pecel, ditambah sambal tumpang pula. Apa nggak makin terbakar lidah saya?
Fyi, tumpang adalah sajian sambal yang terbuat dari tempe bosok dengan tambahan kuah. Biasanya disajikan bersama nasi pecel sebagai siraman. Jujur saja kalau dari segi rasa, saya lebih menyukai nasi pecel dengan sambal tumpang ini daripada nasi pecel versi original.
Sebenarnya makanan di Kediri nggak cuma nasi pecel. Ada juga sajian soto yang berbeda dengan sajian sotonya orang Jogja. Soto di sini berkuah kental dengan santan, sementara kalau soto di Jogja kan kuahnya encer. Teman saya sampai berkelakar kalau yang di Jogja itu namanya bukan soto, melainkan sop. “Soto kok kuah e encer?” kata teman saya.
Baca halaman selanjutnya: Meski sama-sama berbahasa Jawa, banyak istilah yang berbeda…