Kereta Api Jayakarta adalah kereta api yang wajib kalian coba, setidaknya seumur hidup sekali
Selain bus, kereta api menjadi moda transportasi massa Indonesia. Ini dibuktikan dengan okupansi yang tinggi, terutama saat libur Lebaran, tahun baru, atau libur panjang lainnya. Banyak ceritanya, mulai dari kalah war tiket sampai dirilisnya kereta tambahan untuk mengakomodasi tingginya animo pengguna kereta api.
Salah satunya adalah Kereta Api Jayakarta. Namanya diambil dari nama Pangeran Jayakarta dari Kesultanan Banten, penguasa eks Sunda Kelapa. Mulanya, kereta api ini bernama Gaya Baru Malam Selatan Premium untuk melayani besarnya animo penumpang saat Lebaran 2017. Tepat pada 28 September di tahun yang sama, berganti nama jadi Jayakarta.
Tidak seperti rata-rata kereta Jakarta-Surabaya yang stasiun terminusnya di Stasiun Surabaya Pasaturi, Jayakarta berangkat dan mengakhiri perjalanannya di Stasiun Surabaya Gubeng. Perjalanan kereta api ini melewati jalur tengah, via Madiun, Solo Balapan, dan Lempuyangan, sampai kembali ke jalur utara begitu sampai Cirebon.
Kereta Api Jayakarta, premium rangkaian panjang
Kereta Api Jayakarta ini hanya menyediakan kelas Ekonomi. Tapi, bukan seperti ekonomi kebanyakan, tapi pakai tipe Premium yang sandaran kursinya bisa diatur. Untuk ruang kaki nggak terlalu sumpek. Yang bikin betah adalah lebih privat karena searah ke tengah kereta. Kalo pun duduk di bagian tengah (antara 10-11 kalo 20 baris atau 11-12 untuk 22 baris), lega banget.
Moda transportasi ini merupakan rangkaian panjang. Formasinya terdiri dari 13 kereta penumpang dengan kelas Ekonomi Premium, 1 kereta makan, dan 1 kereta pembangkit. Kalo ditotal, ada 15 kereta yang ditarik lokomotif. Makanya, ini jadi alasan pada GAPEKA 2021, semula kereta ini berhenti di Stasiun Yogyakarta alias Tugu digeser ke Lempuyangan yang punya emplasemen yang cukup.
Baca halaman selanjutnya