Desa Bugelan, Wonogiri, adalah tempat yang “dibenci” kurir paket
Orang sering mengenal Kabupaten Wonogiri sebagai produsen mi ayam dan bakso yang enak. Bahkan, kemarin saat saya berkunjung ke Labuan Bajo, tidak ada 5 menit keluar dari bandara, saya langsung ketemu penjual mi ayam bakso Wonogiri. Namun, ini bukan tentang mi ayam.
Ada salah satu kecamatan di Wonogiri bagian Timur yang letaknya berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan. Jaraknya dari pusat kabupaten sekitar 51 km, dengan jarak tempuh sekitar 1 jam kalau mengendarai mobil, dan bisa sampai 2 jam kalau naik bus Gunung Mulia. Namanya Kecamatan Kismantoro, sebuah tempat yang dulu waktu SMP tidak saya temukan di peta Indonesia. Kecamatan tersebut tergolong sebagai kecamatan cukup pencil, terdapat 10 desa dan saya tinggal di desa yang terpencil dari kecamatan paling pencil ini, aduh sedihnya.
Namanya Desa Bugelan, Kecamatan Kismantoro. Teman-teman sering mewanti-wanti saya untuk mencari pacar orang kota supaya saat menikah, mereka tidak harus naik gunung dan membelah hutan. Saat SMP, saya bersekolah di SMP 1 Kismantoro dengan jarak rumah ke sekolah saya sekitar 9 km dan beberapa kali tidak masuk sekolah karena jalanan tertutup oleh tanah longsor. Pernah juga tergelincir masuk kubangan lumpur hingga saya dikira habis membajak sawah. Tapi itu sekitar tahun 2016. Sekarang jalanan sudah mulai membaik.
Sinyal internet yang aduhai
Sinyal internet juga baru bisa lancar akhir-akhir ini. Namun yang bisa dipakai hanya sinyal telkomsel saja. Saat masih remaja, saya juga sering gagal PDKT karena selalu slow respons balas chat. Gebetan saya juga tidak bisa telepon karena sinyal tidak mendukung. Jadi, beberapa waktu lalu saya memutuskan untuk memasang wifi di rumah. Bukan IndiHome yaa, karena IndiHome belum bisa sampai ke rumah. Saya memakai jasa wifi tetangga saya. Itu pun saya sering sekali komplain karena beberapa kali saya menjadi MC di sebuah acara, tiba-tiba wifi saya mati. Itu benar-benar membuat saya stress.
Hal yang membuat saya menderita lainnya adalah seringnya terjadi pemadaman listrik di Bugelan. Saya kesal sekali karena saat terjadi pemadaman listrik, saya jadi tidak bisa mengerjakan tugas kuliah maupun bekerja. Semua akses internet dan wifi tentu mati total. Sedangkan jika ingin pergi ke tempat lain yang terdapat akses internet, jaraknya cukup jauh. Pernah saya menangis saat ujian akhir semester lalu (saat pandemi), tiba-tiba listrik mati di tengah-tengah ujian. Tentu saya sangat panik dan akhirnya setiap kali ujian, saya tidur di tempat teman saya yang beda provinsi.
Saking kesalnya, beberapa kali saya chat akun official PLN di twitter sambil marah-marah dan curhat kalau dosen saya killer. Namun, tentu hal tersebut tidak mengubah apa-apa, hanya membuat saya lega. Kemarin, saya meminta nomor telepon bapak-bapak petugas PLN dari ketua RW untuk menanyakan kapan listrik mulai hidup karena sudah lebih dari 10 jam mati listrik. Ternyata banyaknya gangguan dari pohon tumbang, tanah longsor, dan semacam itulah yang membuat listrik di tempat saya sering mati.
Baca halaman selanjutnya