Sebagai pembaca setia Terminal Mojok, tentu banyak sekali tulisan yang menarik bagi saya. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah pembahasan soal Ibu Kota Jawa Timur. Ada dua penulis yang saling adu argumen soal kota mana yang seharusnya menjadi Ibu Kota Jawa Timur. Saya justru terkesan dengan pernyataan Kepala Suku Mojok dalam sebuah tayangan video Putcast. Beliau sempat nyeletuk, ketimbang berdebat Surabaya atau Malang yang lebih layak jadi Ibu Kota Jawa Timur, kenapa tidak di Bondowoso saja?
Sebagai warga lokal asli yang lahir, besar, dan galau di Bondowoso, saya sepakat dengan beliau jika Ibu Kota Jawa Timur pindah ke Bondowoso saja.
Untuk hal ini, saya punya sederet alasan yang tentunya masuk akal. Berikut saya uraikan.
Berkaca sejarah masa lalu
Kabupaten Bondowoso, kota kecil yang berada di wilayah Tapal Kuda ini mungkin belum banyak dikenal. Tapi jangan salah, dalam catatan sejarah, kota ini teryata dulu sempat menjadi Ibu Kota Karesidenan Besuki hingga akhir tahun 70-an yang meliputi wilayah Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi.
Tentu saja para pemimpin pada saat itu memiliki banyak pertimbangan untuk menjadikan Bondowoso sebagai Ibu Kota. Kalau nggak dianggap layak, nggak mungkin dong dipilih.
Lokasi yang nyaman
Bondowoso memang tidak berada di jalur utama perekonomian di pulau Jawa. Namun, sebagai wilayah yang berada di dataran tinggi dan dikelilingi oleh pegunungan, tentu saja wilayah kota ini memiliki udara yang sejuk.
Kondisi ini akan membuat kepala daerah akan lebih nyaman untuk berpikir atau dalam merancang sebuah kebijakan. Bayangkan saja, bisa rapat dengan menikmati secangkir kopi ditemani senandung alam sambil memandangi keindahan alam.
Berbeda dengan Surabaya atau Malang yang sudah penuh sesak, tentu bikin sumpek ya gaes ya.
Terus bagaimana potensi lainnya?
SDA yang amat memadai