Kalian pengin kerja di Korea Selatan? Nih saya spill-spill informasi
Manusia butuh duit. Duit bisa didapatkan dari kerja. Sayangnya, mendapatkan pekerjaan di Indonesia susahnya minta ampun. Sebagian besar lowongan pekerjaan mensyaratkan pengalaman minimal satu tahun padahal posisi yang dibuka katanya untuk fresh graduate, berpenampilan menarik dan tinggi minimal 165 cm padahal kerjanya di depan komputer, dan bersedia bekerja di bawah tekanan padahal itu cuma dalih biar karyawan bisa diforsir.
Kesulitan mencari pekerjaan di Indonesia membikin banyak orang akhirnya berpikiran untuk merantau ke luar negeri. Bagi mereka, bekerja sebagai migran jauh lebih menjanjikan daripada harus berulang kali merasakan patah hati gara-gara e-mail penolakan selepas interview di perusahaan Indonesia. Bayangan gaji besar dan kesempatan merasakan pengalaman baru tinggal di luar negeri biasanya jadi latar belakang mereka memutuskan berangkat ke luar negeri.
Negara destinasi kerja yang lagi naik daun adalah Korea Selatan. Sebenarnya, Korea Selatan sudah sejak dulu jadi negara tujuan tenaga kerja Indonesia (TKI) buat mencari nafkah. Hanya saja, belakangan ini angka TKI yang berangkat ke Negeri Ginseng meningkat secara signifikan. Dikutip dari Kompas.com, menurut kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, awal tahun 2023 saja sudah ada 35 ribu pendaftar yang ingin kerja ke Korea Selatan. Tahun lalu, TKI yang berangkat ke Korea Selatan tembus angka 12 ribu orang. Padahal tahun-tahun sebelumnya jumlah pekerja migran asal Indonesia yang ditempatkan di Negeri Ginseng rata-rata cuma 4-6 ribu.
Lonjakan tajam ini menandakan minat orang Indonesia untuk kerja di negara yang dipimpin Yoon Suk Yeol itu makin tinggi. Mungkin kamu yang lagi baca artikel ini juga salah satu orang yang berharap bisa kerja di Korea Selatan. Nah, biar hati makin mantep buat berangkat ke Korea Selatan, simak terus artikel ini sampai akhir.
Daftar Isi
Mekanisme kerja di Korea
Di Korea Selatan, pekerja migran bukan hanya dari Indonesia. Banyak juga pekerja dari Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Amerika Selatan. Tapi sebenarnya kenapa sih Korea Selatan butuh pekerja migran dari negara lain?
Alasannya nggak lain karena kekurangan tenaga kerja. Perkembangan industri di Korea Selatan lagi menanjak. Sayangnya, angka kelahiran di Korea Selatan cenderung rendah. Banyak penduduk Korea Selatan yang enggan punya anak. Kondisi ini lantas menyebabkan kelangkaan tenaga kerja. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja, didatangkanlah pekerja-pekerja migran dari seluruh dunia.
Untuk kerja di Korea Selatan, kamu bisa mengikuti skema program government to government (G to G). Nah, inilah perbedaan penyaluran tenaga kerja ke Korea Selatan dengan negara-negara lain. Jika di negara lain TKI bisa disalurkan oleh Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS), berbeda dengan Korea Selatan yang harus melalui mekanisme satu atap kerjasama pemerintah Indonesia dan Korea. Skema ini melibatkan Human Resource Development Service Korea dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Dilansir dari BNP2TKI dan Lembaga Korea First, mekanisme program G to G adalah sebagai berikut.
#1 Kursus bahasa Korea (jika diperlukan)
#2 Mendaftar ujian EPS-TOPIK
#3 Verifikasi dokumen pendaftar dan pembagian kartu ujian
#4 Melaksanakan ujian EPS-TOPIK
#5 Ujian keterampilan dan penilaian kompetensi
#6 Pengumuman dan pembagian sertifikat kelulusan
#7 Mengirim dokumen secara online melalui situs BNP2TKI (g2g.bnp2tki.go.id)
#8 Memperoleh Standard Labour Contract (SLC)
#9 Mengikuti preliminary training
#10 Terbit visa dari Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia
#11 Berangkat ke Korea Selatan
Fasilitas yang akan didapatkan
Setelah melewati sebelas tahap tadi itu artinya kamu sudah resmi menjadi pekerja migran di Korea Selatan. Sekarang, mari kita intip apa saja fasilitas yang akan didapatkan oleh para pekerja migran di Korea Selatan.
#1 Gaji
Fasilitas pertama dan yang paling dicari tentu saja adalah gaji. Tujuan kamu datang ke Korea Selatan juga pasti karena peluang pendapatan yang besar, kan?
Gaji yang diberikan kepada para pekerja migran umumnya sama atau sedikit lebih tinggi dari UMR tiap kota di Korea Selatan. Jadi, gaji ini akan bervariasi tergantung di kota mana kamu ditempatkan. Dilansir dari Kontan, rata-rata besaran gaji TKI berdasarkan kota di Korea Selatan adalah sebagai berikut.
- Bucheon 3,600,000 KRW
- Seongnam 3,670,000 KRW
- Goyang 3,760,000 KRW
- Ulsan 3,840,000 KRW
- Suwon 3,910,000 KRW
- Gwangju 3,980,000 KRW
- Daejeon 4,060,000 KRW
- Daegu 4,130,000 KRW
- Incheon 4,210,000 KRW
- Busan 4,290,000 KRW
- Seoul 4,360,000 KRW
Gaji yang didapatkan umumnya sudah termasuk asuransi keselamatan kerja.
#2 Akomodasi dan kendaraan penjemputan
Perusahaan yang bekerja sama dalam program G to G umumnya akan menanggung akomodasi tempat tinggal bagi para pekerja migran. Biasanya pekerja migran akan tinggal di asrama. Berangkat dan pulang kerja pun lazimnya mereka akan diantar-jemput oleh kendaraan milik perusahaan. Jadi, nggak perlu lagi pusing mikir kos-kosan dan biaya transportasi. Tapi, kebijakan ini berbeda-beda di setiap perusahaan ya, Bestie.
#3 Kontrak kerja 3 tahun dan bisa diperpanjang
Dinukil dari Lifepal, biasanya kontrak kerja eksklusif yang diperoleh para pekerja migran asal Indonesia yang menggunakan visa E9 adalah selama tiga tahun dan bisa diperpanjang 1 tahun 10 bulan. Kontrak kerja selama tiga tahun dan perpanjangannya tentu saja harus melalui kesepakatan kedua belah pihak, yaitu antara pemberi kerja dan pekerja. Setelah kontrak expired, atau sudah 4 tahun 10 bulan bekerja di Indonesia, maka TKI yang bersangkutan harus kembali ke Indonesia.
Kota terbaik untuk kerja
Sebenarnya, pada skema G to G ini TKI harus bersedia ditempatkan di seluruh Korea Selatan alias nggak bisa memilih sendiri mau kerja di kota mana. Menurut pujihartono.id, HRD lah yang berkuasa buat menempatkan kamu di industri dan kota mana. Keputusan ini mungkin dilihat dari hasil tes EPS-TOPIK, keterampilan, dan kompetensi. Di mana pun kota yang akan jadi tempat kamu mencari nafkah kelak, tetap disyukuri, ya~
Tapi, kalau bisa dibandingkan, ditempatkan di Seoul, Ibu Kota Korea Selatan memanglah yang terbaik. Soalnya, aksesibilitas di Seoul yang paling mudah. KBRI, bandara, pusat perbelanjaan, sarana transportasi, dan masjid atau atau prayer room paling memadai ada di Seoul semua.
UMR Seoul pun yang paling tinggi. Selain itu, jika kamu ditempatkan di Seoul, besar kemungkinan kamu akan bekerja di pabrik. Bekerja di pabrik jauh lebih nyaman dan enak karena gaji dan jam kerjanya tetap, tidak tergantung musim, dan fasilitas lebih lengkap. Di Seoul ada perusahaan multinasional dan global yang akan menyediakan pengalaman yang lebih menarik.
Dekat dengan Ansan, dekat dengan Indonesia
Seoul juga dekat dengan Ansan, kota dengan banyak penduduk migran dari Indonesia. Kalau kamu merasa kesepian dan butuh bantuan apa pun, ada diaspora Indonesia yang berbasis di Ansan yang siap membantu. Waktu tempuh Ansan dan Seoul cuma 30-40 menit. Ansan ini juga dekat dengan Incheon.
Bekerja di luar daerah, khususnya pedesaan, memang nggak ada salahnya. Suasananya lebih damai dan tenteram, tapi ya jauh dari kota. Penempatan di daerah, seperti Daegu, Daejeon, Ulsan, Gwangju, dan Suwon bisa saja merupakan industri perikanan dan perkebunan yang digaji harian dan sangat bergantung pada musim. Pada musim dingin, pekerja mungkin saja nggak bekerja sehingga nggak dapat gaji.
Nah, setelah baca penjelasan soal kerja di Korea Selatan ini sampai selesai, inilah saatnya kamu mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk bisa berangkat ke Negeri Ginseng. Semoga impianmu nyusul BTS dan Park Seo Joon ke Korea bisa kesampaian ya~
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sisi Gelap Korea Selatan: Ketika Makeup Tebal Tak Mampu Menutupi Kebusukan