Suatu ketika, saya sambat dengan salah seorang kawan perihal betapa nggak enaknya perut ini seharian. Rasanya mules-mules gimana gitu. Agaknya hal itu terjadi karena sudah dua hari saya belum BAB. Mendengar saya belum BAB selama 2 hari, kawan saya langsung speechless. Seketika, dia ingat dengan keadaan dirinya yang gampang banget kebelet boker.
Segampang apa?
Sederhananya, untuk urusan BAB, kawan saya ini nggak perlu pancingan kopi atau pepaya seperti yang kerap saya lakukan. Tanpa dua hal itu saja, BAB-nya sudah sangat mudah, semudah mengajukan pinjol. Paling sedikit, teman saya ini bisa BAB sehari sekali. Beruntung, sungguh beruntung.
“Beruntung apaan?! Menyiksa mah iya!” begitu protesnya. Usut punya usut, gampang kebelet boker ternyata punya banyak sisi nggak enak yang membuat kawan saya tersiksa. Apa saja, ya? Berikut daftar penderitaannya:
Daftar Isi
#1 Rentan cepirit
Ini risiko paling parah, memalukan, dan menyebalkan versi kawan saya. Beberapa kali, saking nggak bisa menahan boker, kawan saya ini cepirit. Kalian tahu kan apa itu cepirit? Iya. Kotoran keburu keluar sebelum celana sempat diplorotkan. Alhasil celana dalam jadi korban. Bahkan kadang, rembesannya tembus sampai outfit luaran. Seketika, aroma busuk pun menyerbak tak tertahan. Iyuhhh. Semoga pas baca ini kalian nggak lagi makan, ygy~
Soal cepirit ini, kalau posisi lagi di rumah sih nggak masalah. Tinggal bersih-bersih, kucek-kucek, jemur, beres. Nah, kawan saya ini pernah cepirit pas di kantor. Bisa kebayang nggak situasi yang dia hadapi saat itu?
“Setengah hari nggak pakai sempak. Trus celananya tak semprot parfum banyak-banyak biar nggak bau,” kenangnya.
#2 Nggak bisa bebas pilih makanan dan minuman
Hal nggak enak lain ketika jadi orang yang gampang banget kebelet boker adalah harus selektif dalam hal pilih makanan atau minuman. Teman saya anti-makan nasi goreng di pagi hari. Katanya, nasi goreng di pagi hari ibarat musuh yang harus dihindari, termasuk susu sapi murni, kopi, dan bubur kacang hijau.
Menurut teman saya, entah kenapa tiap kali mengonsumsi makanan dan minuman tersebut, perutnya langsung bereaksi. Tiba-tiba seperti ada gemuruh yang membuat isi perut ingin keluar. WC, mana WC?
#3 Dimusuhi keluarga
Risiko dimusuhi keluarga juga semakin melengkapi penderitaan si gampang kebelet BAB. Maklum, orang yang gampang kebelet boker itu biasanya susah sekali untuk menahan hasrat. Sekali hasrat boker muncul, harus segera dituntaskan detik itu juga. Jurus ngempet 1000 tekanan sudah nggak mempan lagi.
Maka jangan heran jika kaum-kaum gampang boker ini mendadak brutal saat mendapati ada orang di kamar mandi. Pintu kamar mandi nggak lagi diketok sama doi, melainkan digedor. Brutalnya bisa mengalahkan satpol PP yang lagi sidak hotel melati. Bikin orang yang lagi ada di kamar mandi jadi kesel dibuatnya. Si paling boker pun jadi musuh bersama di keluarga.
Untuk menyiasati perebutan WC dan demi kemaslahatan bersama, biasanya anggota keluarga lain akan mempersilakan si paling kebelet boker untuk masuk duluan. Dengan harapan, ketika mereka ada di dalam WC, mereka nggak akan digedor-gedor oleh si paling kebelet boker.
“Masalahnya kan gue belum kepingin boker. Nanti giliran gue kepingin, eh, ada orang di dalam kamar mandi. Kan nyebelin!”
Entah siapa yang kawan saya sebut “nyebelin” ini. Orang rumahnya kah? Atau jangan-jangan dia sendiri. Mbuh!
#4 Jadi beban di rombongan
Penderitaan lain ketika jadi si paling kebelet boker adalah nggak leluasa untuk bepergian bersama rombongan. Apalagi bersama rombongan bus wisata. Sudah bukan rahasia lagi jika pergi bersama rombongan, kita nggak bisa seenaknya minta berhenti kapan pun kita mau.
Makanya kawan saya harus berpikir ratusan kali jika ada ajakan piknik rombongan. Dia nggak mau jadi beban. Nggak mau juga dipisuhi seisi bus gara-gara harus berhenti di pom bensin padahal bus baru jalan. Yang lebih penting, dia takut cepirit di bus. Stella jeruk auto insecure.
Ketika terpaksa harus ikut rombongan pun, kawan saya benar-benar menjaga makanannya. Semata biar perutnya bebas dari mules. Dan sebelum rombongan berangkat pun, dia bakal sabar nongkrong di WC, menunggu si eek sampai keluar.
“Sampai kebas kaki gue!” sambatnya.
#5 Sering dituduh yang nggak-nggak
Penderitaan lain jadi si paling kebelet boker adalah kerap menjadi tersangka atas hal-hal nggak menyenangkan yang terjadi di dalam WC. Contohnya, kawan saya pernah jadi tersangka ketika ada eek yang tiba-tiba nongol di lubang WC.
Jadi waktu itu ceritanya hujan turun deras banget. Akhirnya air di pembuangan atau apalah itu namanya, naik. Naik jugalah si eek itu.
“Gue tahu mereka guyonan. Cuma gimana, ya? Malu gue!”
Saya hampir ngakak saat mendengar teman saya ini bercerita. Tapi melihat wajahnya yang memelas, saya jadi kasihan. Ternyata jadi orang yang gampang kebelet boker itu menyiksa, ya.
Memang benar kata orang bijak, semua yang serba terlalu itu nggak selalu baik. Terlalu gampang kebelet boker menyiksa, terlalu sulit BAB pun menyiksa. Kalau kamu gimana? Termasuk yang gampang kebelet boker atau sulit, nih?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Manfaat Merokok sambil Boker yang Jarang Diketahui Orang.