Bagi seorang perokok, korek menjadi benda paling berharga. Bahkan lebih berharga tinimbang rokoknya sendiri. Meskipun harga korek pada kenyataannya lebih murah, tapi sumpah ia memang segala-galanya. Sebab, rokok tanpa korek bagaimana bisa ngebul.
Dalam circle para perokok, orang yang hanya bawa korek tanpa rokok sering dikucilkan. Tidak modal lah, begini lah, begitu lah. Padahal andai tidak ada yang bawa korek, hendak disulut dengan apa ujung rokok mereka. Dengan kompor? Iya kalau sedang berada di rumah. Bagaimana kalau sedang di perjalanan? Dengan pinjam ke orang lain? Tidakkah malu setiap mau nyebat harus pinjam sana-sini.
Saya termasuk orang yang selalu setia bawa korek ke mana pun pergi. Dan tahukah kalian bahwa di masing-masing tempat, saya menaruh korek khusus entah itu di dapur, kamar, meja tamu, dan di tas kecil yang selalu saya bawa ketika perjalanan. Alasannya sederhana, pertama untuk menghindari kehilangan dan kedua agar tak payah-payah menekan rasa malu untuk minjam korek ke orang lain.
Bentuknya kecil, korek memang rentan hilang. Entah dibawa (red. Dicuri) teman, atau jatuh di jalan. Saya tak sungkan-sungkan untuk langsung membeli korek baru sebagai ganti yang hilang. Tapi, mohon maaf jangan paksa saya untuk membeli korek di Alfamart lagi.
Kenapa?
Harga yang tak masuk akal
Saya dibuat kaget dan terheran-heran dengan harga korek di Alfamart. Tak kunjung berhenti saya mengutuk diri sendiri karena sudah terlanjur merogoh kocek Rp10.000 untuk satu korek berlogo Alfamart itu. Saya tidak menyebut merek di sini. Kalian semua pasti sudah mengenalnya.
Sebenarnya saya sudah tahu mengenai harga korek di Alfamart dari teman-teman yang terlampau mahal dari korek-korek yang dijual di warung klontong. Tapi, apa boleh buat keadaan memaksa saya untuk membelinya. Ketika itu, saya hendak pergi ngopi bersama teman. Karena tidak punya rokok, saya berhenti sebentar di Alfamart. Eh, tahu-tahu ketika hendak menyulut satu batang sebelum menyalakan motor, korek di tas kecil saya tak ditemukan.
Saya lirik-lirik ke sekitar tak ada warung klontong. Satu batang rokok sudah kadung keluar dari bungkusnya, eman-eman dimasukkan lagi. Akhirnya dengan terpaksa saya masuk kembali ke Alfamart untuk membeli korek. Washuuu.
Baca halaman selanjutnya
Korek yang murah saja hilang, apalagi korek ala Alfamart yang stikernya unik-unik itu…