Mengapa makanan berpenampilan nyentrik macam ciki ngebul selalu diminati, meski kadang jelas berbahaya?
Pada bagian awal film The Menu (2022), kepala juru masak di restoran Hawthorn meminta pada para tamu untuk tidak memakan masakan yang disajikan. Aneka makanan itu hanya boleh dicicipi dan dihayati kenikmatannya. Semua makanan yang tampak eksotis dan ditata dengan indah di atas piring itu bisa jadi rasanya tidak begitu enak.
Namun, nilai eksotis dan narasi yang dibangun dalam setiap menu oleh sang juru masak dapat membungkus citra masakan dalam kesan mewah dan menimbulkan rasa penasaran. Sehingga membuat orang-orang rela membayar mahal untuk makan di tempat itu. Kesan eksotis dan rasa penasaran, yang juga saya kira tampaknya membuat ciki ngebul diminati.
Ciki yang sebenarnya biasa saja, jadi eksotis dengan tambahan efek gumpalan putih nitrogen. Kemungkinan besar pembeli hanya mengutamakan sensasi di luar aspek nilai rasa sebagai makanan. Enak atau tidak, kenyang atau tidak, bukan lagi jadi pertimbangan utama. Semuanya tampak seolah baik-baik saja sampai kemudian muncul banyak kasus masalah kesehatan yang diakibatkan oleh ciki ngebul ini. Kementerian Kesehatan kemudian mengeluarkan larangan mengonsumsi ciki ngebul.
Jika orang-orang dengan kelebihan uang bisa menjangkau jenis makanan eksotis dan membuat penasaran macam apa saja di berbagai restoran mahal, saya kira hasrat serupa juga ada pada orang-orang biasa dengan kemampuan kantong yang standar. Dalam kasus ciki ngebul, hasrat penasaran pada makanan yang terlihat eksotis inilah yang sepertinya menjadi dorongan utama.
Anak-anak yang membelinya akan merasa senang dan pengalaman memakan ciki ngebul ini bisa menjadi bahan cerita yang bisa dituturkan pada teman-temannya. Status sosial anak yang sudah mencoba memakan ciki ngebul ini tentu akan sedikit berbeda dibanding dengan anak lain yang belum mencicipinya.
Sebelum ada uap nitrogen yang mengepul dari ciki, eksperimen pada bentuk tampilan makanan telah banyak dilakukan dalam beragam cara. Memberi pewarna makanan mungkin menjadi hal yang paling banyak dilakukan. Karena biasanya orang akan tergoda pada tampilan makanan yang menarik mata. Dalam soal pewarna makanan, kasus pewarna dengan bahan berbahaya tentu bukan kasus yang asing ditemukan.
Bahaya dan tantangan tampaknya bukanlah halangan berarti bagi manusia untuk bisa memuaskan rasa penasarannya pada makanan eksotis. Dalam daftar 50 makanan terbaik dunia versi CNN Travel saja, terdapat beberapa makanan yang memiliki bahan dasar cukup ekstrem. Seperti Ankimo yang terbuat dari monkfish. Sejenis ikan yang berpenampilan seram dan hidup di dasar laut.
Dalam laporan yang dibuat oleh Traffic tentang konsumsi makanan eksotis, alasan orang mengonsumsi makanan eksotis biasanya adalah status sosial dan perasaan ingin menyenangkan orang lain. Alasan yang nampaknya tidak jauh berbeda menjadi alasan orang mengonsumsi ciki ngebul. Mengikuti tren yang berkembang di tengah masyarakat dan lingkaran pergaulan selalu menjadi alasan. Bagi orang tua, membelikan anak makanan yang membuatnya senang adalah sesuatu yang membungahkan hati.
Berkaca pada perjalanan sejarah, eksotisme makanan pula yang menggerakkan bangsa Eropa menjelajahi dunia. Para pedagang dari benua biru mengeksplorasi dunia untuk mencari aroma pala dan cengkeh. Sebuah eksotisme aroma kuliner yang sulit ditemukan di daratan Eropa. Rasa penasaran dan nafsu kadang memang bekerja lebih cepat mendahului mesin berpikir di kepala untuk memproses segalanya.
Setelah ciki ngebul, mungkin saja akan terus bermunculan eksperimen aneka makanan lainnya yang menawarkan penampilan eksotis dan menarik perhatian. Tanpa pengawasan dan pengendalian yang memadai, harga mahal berupa hilangnya kesehatan konsumen selalu mungkin timbul sebagai efek samping dari ulah pedagang yang menjadikan pembeli sebagai eksperimen bagi produk dagangannya.
Penulis: Gifari Juniatama
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Dua Bocah di Sleman Jadi Korban, BBPOM DIY Larang Penjualan Ciki Ngebul