Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Tolong, Jangan Masukkan Pendidikan Murah sebagai Janji Politikmu

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
3 Desember 2022
A A
Tolong, Jangan Masukkan Pendidikan Murah sebagai Janji Politikmu

Tolong, Jangan Masukkan Pendidikan Murah sebagai Janji Politikmu (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Janji kalau terpilih pendidikan murah akan terwujud? TANGIO, TURUMU MIRING!

Dalam hitungan hari, 2022 akan menjelma menjadi kenangan. Tak lama lagi, kita akan tahun baruan.

Gimana? Bacanya bernada nggak? Kayak pantun, ya? Padahal nggak sengaja, loh. Memang nyatanya 2022 akan segera berakhir, kan? Berganti dengan 2023, yang disebut-sebut sebagai tahun politik. Jelang tahun politik nanti, sebagai salah satu warga negara ini, bolehkah saya mengajukan permintaan kepada kalian, para politikus negeri yang terhormat?

Begini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, meskipun berat, saya berusaha memahami ketika kalian memasang baliho ucapan selamat (apa pun itu), yang wajah kalian lebih mendominasi daripada esensi ucapan selamat itu sendiri. Tapi, yang tidak bisa saya pahami, mengapa kalian selalu memasukkan pendidikan murah dalam janji kampanye kalian?

Sudahlah. Tak perlu janjikan pendidikan murah bagi kami saat kampanye. Kami kenyang. Kenyang dengan fakta bahwa biaya pendidikan di negeri ini tidak pernah murah. Tidak seperti yang selalu dan selalu kalian janjikan di masa-masa pemilu.

Mau bukti?

Baik. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi yang timbul dari sektor pendidikan mencapai 3,81 persen per tahun. Khusus untuk uang pangkal, masih menurut data BPS, naik mencapai 10-15 persen per tahunnya. Bahkan, AIA-Financial Indonesia menuliskan rata-rata kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 20 persen tiap tahun. Sedangkan biaya pendidikan perguruan tinggi swasta mengalami kenaikan hingga 40 persen.

Tak heran jika kemudian BPS juga mencatat bahwa persentase tingkat penyelesaian pendidikan semakin rendah pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Artinya, banyak orang tua yang mengibarkan bendera putih di tengah jalan mereka membiayai kuliah anak tercinta. Nggak mampu. Nggak sanggup.

Baca Juga:

Pemeran Dirty Vote Bicara: Zainal Arifin Mochtar Buka-bukaan tentang Film Panas Pemilu 2024

6 Kebohongan Dunia Perkuliahan, Sebaiknya Jangan Dipercaya

Lha, sudah tahu kuliah mahal, kenapa nggak dipersiapkan dana pendidikannya dari awal?

Bapak dan Ibu nanyeeaa?

Begini. Berdasarkan data BPS, rata-rata penghasilan masyarakat Indonesia tahun 2022 adalah 2,8 juta. Anggaplah mereka menyisihkan 10 persen dari penghasilannya untuk dana pendidikan. Maka, 18 tahun kemudian ketika si anak mau mendaftar kuliah, sudah terkumpul uang sebesar 60,48 juta. Jika kenaikan rata-rata upah sebesar 6,5 persen per tahun dihitung, maka tabungan mereka di tahun 2040 menjadi 63,75 juta.

Sekarang, mari kita hitung berapa biaya kuliah 18 tahun kemudian. Jika pada 2022 biaya kuliah hingga lulus mencapai 64 juta, maka, nominalnya akan meningkat menjadi 107,89 juta pada 2040 (Kenaikan 3,81 persen per tahun). Jika dihitung-hitung, tabungan orang tua selama 18 tahun hanya mampu untuk membiayai kuliah selama kurang dari 5 semester.

Halah, Mbyakkkk. Hidup itu bukan matematika. Urip kok itung-itungan. Rezeki mah sudah ada yang ngatur. Nggak bakal tertukar. Kalau ditakdirkan kuliah, ya, pasti ada saja jalannya. Lagian, jalan sukses itu nggak harus kuliah!

Sebentar. Soal rezeki sudah ada yang mengatur, sungguh, tak ada keraguan sedikit pun dalam diri saya. Tapi, hal tersebut tidak ada hubungannya dengan apa yang sedang kita bahas, bahkan cenderung mengaburkan fakta yang sesungguhnya. Yaitu fakta bahwa kenaikan biaya pendidikan di Indonesia sulit diimbangi oleh peningkatan gaji masyarakat. Herannya, mimpi pendidikan murah kok ya masih saja terus diobral saat kampanye.

Gitu amat mau mendulang suara. Mbok dipikirkan gimana caranya biar kenaikan biaya pendidikan itu nggak sampai nggilani. Jangan cuma rutin dijadikan janji politik tapi implementasinya nol.

Eh, ke mana aja, Mba? Kan ada bantuan, beasiswa, dll?

Maaf, Pak, Bu, izinkan saya untuk menjelaskan. Adanya bantuan memang turut meringankan biaya pendidikan. Tapi pertanyaannya, apakah sudah tepat sasaran? Bagaimana dengan distribusinya? Apakah sudah merata? Nggak bisa cuma sekadar nyah-nyoh kasih bantuan trus yakin permasalahan selesai. Contoh kasus, ada siswa di sekolah saya yang notabene tidak nelangsa-nelangsa amat, tapi bolak-balik namanya tercantum sebagai penerima bantuan. Sebaliknya, yang tunggakan SPP astaganaga banyaknya malah tidak pernah dapat bantuan.

Termasuk soal beasiswa tidak mampu. Anak seorang PNS, jelas tidak mungkin mengajukan surat keterangan tidak mampu demi mendapatkan beasiswa kuliah anaknya. Pasalnya, keluarga mereka dianggap mampu. Padahal apa? PNS itu, apalagi PNS daerah, gajinya ya segitu-gitu itu. Nggak bisa disamakan dengan Nurhali, PNS terkaya yang hartanya mencapai ratusan miliar. Lagian, ratusan miliar harta Nurhali itu juga bukan didapat dari umpul-umpul gaji bulanan dia sebagai PNS, kok. Tapi dari tanah harta warisan mertua.

Nah, dengan gaji yang segitu-gitu aja, ortu PNS tentu harus kerja keras demi membiayai kuliah anaknya. Ralat. PNS mau kerja sekeras apa pun juga gajinya ajeg, ding! Maka, tak ada pilihan lain selain menggadaikan SK ke bank. Iya, kalau SK-nya belum sekolah. Lha kalau sudah sekolah? Paling cuma dapat jujulan sekian puluh juta dari bank. Sementara biaya kuliah? Sampai ratusan juta~

Sebagai penutup dari tulisan ini, saya ingin mengingatkan bapak dan ibu politisi bahwa janji adalah utang. Ketika kalian menjanjikan pendidikan murah, maka sejatinya kalian sedang menuliskan catatan utang. Dan utang, haruslah dibayar. Padahal, kurang panjang apa coba catatan utang kalian selama masa kampanye? Ya utang di bank, ya utang di percetakan, ehhh masih ditambahi utang janji. Abot… Abot. 

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Selamat Datang di Perguruan (Harga) Tinggi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2022 oleh

Tags: janjiKanal Pemilu Mojokkebohonganpemilu 2024pendidikan murahSuara Politik Perempuantubir-mjk
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Labuan Bajo Wisata Super Prioritas: Pada Akhirnya, Kita Memang Tidak Bisa Makan Uang

Labuan Bajo Wisata Super Prioritas: Pada Akhirnya, Kita Memang Tidak Bisa Makan Uang

13 Desember 2022
Bendera Partai di Jalanan: Ide Kuno yang Nggak Relevan

Bendera Partai di Jalanan: Ide Kuno yang Nggak Relevan

18 Februari 2023
survei elektabilitas 2024

Survei Elektabilitas Capres, Berita Penting di Waktu yang Salah

11 Oktober 2021
Larangan Gaya Foto ASN Jelang Pemilu 2024 Bawa Berkah bagi Saya

Larangan Gaya Foto ASN Jelang Pemilu 2024 Bawa Berkah bagi Saya

9 Desember 2023
4 Nasihat dalam Upin dan Ipin yang Cocok buat Caleg Pemilu 2024

4 Nasihat dalam “Upin dan Ipin” yang Cocok buat Caleg Pemilu 2024

4 Januari 2024
Membayangkan Andai Gaji Guru 30 Juta seperti Janji Ganjar Pranowo

Membayangkan Andai Gaji Guru 30 Juta seperti Janji Ganjar Pranowo

20 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.