Beberapa waktu terakhir, Aoka jadi roti yang viral dan beberapa kali seliweran di Instagram Reels dan Twitter saya. Walaupun tergolong pemain baru, banyak orang yang langsung jatuh cinta sama roti ini, termasuk saya. Saya menduga kebanyakan orang ngefans roti Aoka karena rasanya yang enak dan harganya yang murah banget. Siapa coba yang nggak senang?
Maka waktu Aoka merilis varian roti terbaru yang diberi nama roti gulung, saya jadi penasaran dan tertarik untuk mencicipinya. Apalagi setelah melihat para food vlogger dan pengguna TikTok bilang kalau roti satu ini enak, wah, rasa penasaran saya makin menjadi-jadi.
Masalahnya, roti Aoka sudah kayak HP entry level dari Xiaomi, gaib alias susah dicari. Saya pribadi sudah berkeliling ke sana kemari mencari roti ini, mulai dari warung langganan sampai ke warung yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Hingga akhirnya saya malah menemukan roti gulung Aoka di warung kelontong samping kos! Sial betul, tapi nggak apa-apa deh, yang penting bisa dapat.
Setelah mencicipi roti gulung Aoka, saya menemukan beberapa hal menarik dari roti ini. Review ini subjektif, ygy. Bisa saja roti ini terasa enak di lidah saya yang terbiasa makan makanan murah, tapi terasa beda di lidah kalian yang biasa jajan di Starbucks.
Kemasan nggak jauh beda dari varian sandwich Aoka
Roti gulung Aoka ini secara tampilan kemasan nggak jauh beda dari roti Aoka varian sandwich. Roti gulung dikemas dalam plastik bening dengan kombinasi warna merah dan cokelat. Harganya pun sama kayak varian sandwich, sekitar 2 hingga 3 ribu rupiah tergantung warung yang menjual.
Soal ukuran, roti gulung Aoka memang lebih kecil dibanding sandwich. Waktu saya mengecek kemasannya sih varian sandwich punya berat 65 gr, sementara yang roti gulung beratnya 60 gr.
Walau roti gulung Aoka ukurannya lebih kecil, justru sekilas terlihat lebih padat. Mungkin karena rotinya digulung makanya jadi lebih padat, ya. Oh ya, sejauh yang saya tahu, roti gulung ini cuma punya varian rasa keju.
Rotinya terasa sedikit berminyak
Sewaktu dipegang, roti gulung Aoka terasa sedikit berminyak dibandingkan varian sandwich. Walau sedikit berminyak, nggak bikin tangan lengket kok ketika dipegang.
Salah satu yang jadi ciri khas Aoka dan juga roti murah lainnya adalah adalah feel roti waktu disobek. Sewaktu saya mencoba menyobek roti ini memang agak sulit dan butuh effort. Agak keras, Gaes. Tapi untungnya waktu digigit rotinya masih enak buat dikunyah. Nggak kayak makan batu gitu, kok.
Rasanya biasa saja
Menurut saya, rasa roti gulung Aoka biasa saja, nggak seenak kata food vlogger yang suka nongol di Instagram saya. Nggak ada yang terlalu spesial pada roti ini. Entah karena saya lagi apes atau memang dari pabriknya begitu, isian keju yang saya dapat cuma di pinggiran roti dan memanjang dari ujung ke ujung. Gara-gara penasaran saya sampai beli satu roti gulung Aoka lagi di warung kelontong, tapi tetap saja isian keju yang saya dapatkan sama. Segaris doang, Gaes!
Soal rasa kejunya, rasanya sama saja dengan roti Aoka sandwich keju. Tapi menurut saya, rasa keju di varian roti gulung terasa lebih tipis. Mungkin ada hubungannya dengan isian kejunya yang cuma sedikit itu, ya
Khusus varian roti gulung Aoka ini, entah kenapa saya malah merasa kalau rasa gurih dari menteganya justru lebih nendang dibandingkan gurih kejunya. Mungkin karena varian ini lebih banyak menggunakan mentega, makanya rotinya jadi lebih gurih dan lebih berminyak.
Kesimpulan
Untuk roti dengan harga 2 ribuan sih roti gulung Aoka tetap worth to buy. Dengan harga segitu kita sudah dapat roti enak dan bikin kenyang. Karena terasa lebih padat, roti gulung ini bisa jadi alternatif buat sarapan atau sekadar camilan pengganjal perut di perjalanan. Makan roti ini bikin kenyang, Gaes.
Tapi kalau diminta untuk memilih antara roti sandwich Aoka atau roti gulung Aoka, saya bakal memilih varian sandwich, sih. Sebab, varian sandwich lebih enak dan isinya lebih banyak. Meski begitu, roti gulung Aoka bisa jadi pilihan kalau bosan dengan varian sandwich.
Ada yang sudah mencoba roti gulung Aoka ini? Menurut kalian gimana?
Penulis: M. Ainul Falah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Roti Aoka: Rasanya Pas di Lidah, Harganya Pas di Kantong.