Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Mengintip Sisi Gelap Dunia SPG

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
11 Oktober 2022
A A
Mengintip Sisi Gelap Dunia SPG Terminal Mojok

Mengintip Sisi Gelap Dunia SPG (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Hal-hal ngenes yang dialami seorang SPG…

Perempuan itu datang membawa satu botol berukuran sedang di tangan kanan dan satu tas jinjing di tangan kiri. Dengan mengenakan seragam mencolok berwarna kuning, dia berpindah dari satu meja ke meja lain untuk menawarkan madu. Sayang, nyaris semua pengunjung di rumah makan hari itu tak peduli. Semua sibuk menyuap nasi, atau lebih tepatnya, menyibukkan diri.

Pemandangan tersebut, mau tak mau membuat ingatan saya terlempar pada pengalaman 15 tahun lalu saat masih jadi Sales Promotion Girl (SPG). Ditolak dan bahkan diusir sebelum ngomong sepatah kata seperti yang dialami si mbak SPG, juga pernah saya rasakan. Lantas, apakah saya sakit hati? Awalnya sih iya, namun seiring berjalannya waktu saya pun terbiasa. Toh, faktanya, masih banyak hal ngenes yang dialami para SPG daripada sekadar ditolak saat mempromosikan produk yang mereka bawa. Apa saja?

#1 Persaingan yang nggak sehat

Siapa bilang persaingan dunia kerja itu hanya terjadi pada orang-orang kantoran? Nyatanya, persaingan kerja juga terjadi di dunia SPG, terutama SPG event. Ketatnya persaingan di antara mereka membuat persaingan menjadi nggak sehat.

Bayangkan, demi sering mendapat panggilan untuk ikut event, tak jarang seorang SPG menempuh cara-cara yang nyerempet bahaya. Misalnya, menjalin kedekatan khusus dengan pihak EO atau agensi biar dia sering-sering dicawel kalau ada event. Soal seberapa khusus kedekatan mereka, ya tergantung. Tergantung apakah di hati mereka masih ada rasa takut dosa atau nggak.

Bukan cuma itu. Kalian pernah dengar soal susuk? Itu lho memasukkan benda asing ke dalam tubuh seseorang secara spiritual untuk mendapatkan kelebihan. Kenapa? Masih terlalu njlimet? Baiklah, akan saya persingkat. Penglaris via jalur dukun, itu yang saya maksud. Memang sih cara ini terdengar aneh. Masa di zaman yang serba online seperti sekarang ini susuk masih saja eksis? Tapi percayalah, Nder, melibatkan hal-hal mistis masih dijadikan pilihan hidup bagi sebagian orang.

#2 Perang gengsi

Sesama SPG pun kerap terjadi perang gengsi. Iya saya tahu, nggak semuanya seperti itu. Ada SPG yang sudah merasa cukup meski hanya pakai tas 60 ribu saat yang lain beramai-ramai nenteng tas merek Elizabeth. Namun, ada pula yang auto panas ketika ada teman ganti gadget dan beli parfum mahal. Endingnya, SPG yang tipis rasa syukur ini akan mudah terintimidasi. Mereka kemudian berlomba-lomba meng-upgrade penampilan supaya nggak kalah gengsi. Sialnya, kadang cara yang ditempuh kebablasan. Entah dengan open BO, jadi ladies escort, ataupun cara nyeleneh lainnya demi bisa dapat banyak cuan. Maka, jadilah profesi SPG ini hanya sebagai kedok semata.

Memangnya ada yang seperti itu? Ada~

Baca Juga:

Kerja Jadi Sales: Gampang Masuknya, Susah Menjalaninya 

Hidup di Desa Terkadang Tak Lebih Baik ketimbang Hidup di Kota, Bahkan Bisa Jadi Lebih Buruk

#3 Peraturan ketat

Sisi gelap dunia SPG juga terlihat dari banyak dan ketatnya peraturan yang harus mereka taati. Di dunia SPG, semuanya nyaris diatur. Misalnya, makeup harus senada, bagaimana rambut atau hijab harus ditata, jenis sepatu yang dipakai, sampai berapa lama mereka diperbolehkan izin ke kamar mandi. Saya sendiri nyaris nggak percaya ketika ada SPG di sebuah mal besar yang mengaku nggak boleh pergi ke toilet lebih dari 5 menit. Kalau melebihi batas waktu yang ditentukan, si SPG bakal dicari-cari dan diteriaki oleh supervisornya.

Nggak cuma itu, jam istirahat para SPG ini pun terbatas. Selain harus berkejaran dengan mepetnya jam istirahat yang mereka peroleh, mereka masih harus berdamai dengan ruang ganti yang sempit. Tak jarang mereka harus duduk berhimpitan, beralas kardus atau koran, sambil menikmati bekal makanan. Duh. Ngenes.

#4 Diremehkan

Banyak orang mengira tugas SPG itu mudah. Nggak perlu pinter macem-macem, cukup modal good looking saja, lha wong kerjanya cuma berdiri jaga stand, kok. Itu sebabnya, profesi ini kerap dipandang sebelah mata. Padahal jadi SPG nggak cukup modal good looking, lho!

Seorang SPG harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Tujuannya biar informasi produk dapat tersampaikan secara utuh dan benar pada konsumen.

Selain itu, SPG juga harus punya fisik yang kuat. Bagi SPG event, mereka harus kuat berdiri selama 8 hingga 12 jam. Sementara untuk SPG yang berada di dalam pusat perbelanjaan, mereka harus membersihkan “wilayah kerja” mereka, menata barang di etalase, mencatat pembelian, termasuk angkat-angkat barang. Semua kegiatan itu, dilakukan SPG sambil tetap memakai high heels. Coba bayangkan betapa tersiksanya otot kaki mereka.

#5 Rawan pelecehan

Catcalling hingga pelecehan rasanya sudah jadi makanan sehari-hari di dunia SPG. Seorang SPG pernah bercerita bahwa saat dia bertugas di event otomotif, ada pengunjung yang mencolek-colek lengannya. Karena merasa nggak nyaman, si SPG pun melaporkan kejadian tersebut ke supervisornya.

Namun kalian tahu apa yang selanjutnya terjadi? Bukannya membela, si supervisor malah memberi nasihat ngeselin. Katanya, anggap saja si pengunjung lagi bercanda. Toh yang dicolek (((hanya))) lengan, bukan pinggul, pantat atau bagian sensitif lainnya. Duh. Nggak pengunjung, nggak supervisornya, otaknya geser semua.

Meski rawan dilecehkan, saya yakin, semua kembali pada pribadi masing-masing SPG. Mungkin benar, ada yang menjadikan profesi SPG ini sebagai kedok untuk menutupi sesuatu yang lebih buruk. Namun, pasti banyak pula yang jujur dan dan tulus dalam menjalankan tugasnya. Mereka yang terpaksa menelan sendiri semua getir yang diperoleh di tempat kerja, semata agar kebutuhan rumah tangga dapat tetap terjaga. Salut!

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Sisi Gelap Profesi Buruh Pabrik.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Oktober 2022 oleh

Tags: salesSPG
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Kerja Jadi Sales: Gampang Masuknya, Susah Menjalaninya  Mojok.co

Kerja Jadi Sales: Gampang Masuknya, Susah Menjalaninya 

28 November 2023
Potensi Kebaikan Sales Penyebar Brosur di Depan Konter Hape untuk Pengendara

Potensi Kebaikan Sales Penyebar Brosur di Depan Konter Hape untuk Pengendara

14 Januari 2020
Pengalaman Jadi Surveyor: Dikira Minta Sumbangan Sampai Jualin Produk terminal mojok.co

Pengalaman Jadi Surveyor: Dikira Minta Sumbangan Sampai Jualin Produk

24 September 2020
Sales, Ujung Tombak Sebuah Perusahaan, Juga Profesi yang Mulia MOJOK.CO

Sales, Profesi Mulia, Ujung Tombak Sebuah Perusahaan

23 Juli 2020
Hidup di Desa Terkadang Tak Lebih Baik ketimbang Hidup di Kota, Bahkan Bisa Jadi Lebih Buruk

Hidup di Desa Terkadang Tak Lebih Baik ketimbang Hidup di Kota, Bahkan Bisa Jadi Lebih Buruk

2 November 2023
kerja jadi sales

Kerja Jadi Sales yang Sering Bikin Mbatin “Gusti Paringono Kuat Atiku”

29 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.