Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Hunt, Debut Penyutradaraan Lee Jung Jae yang Ambyar

Rizal Nurhadiansyah oleh Rizal Nurhadiansyah
15 September 2022
A A
Hunt, Debut Penyutradaraan Lee Jung Jae yang Ambyar Terminal Mojok

Hunt, Debut Penyutradaraan Lee Jung Jae yang Ambyar (Hancinema.net)

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah menerima banyak pujian untuk aktingnya selama dua dekade lebih, Lee Jung Jae (New World, The Thieves, Squid Game) kini duduk di kursi sutradara. Dari pilihan naskah film yang dibintanginya sejauh ini, kita tahu film seperti apa yang Lee sukai; action, thriller, spy. Saya bisa langsung menebak ketika Lee pertama kali diumumkan akan menyutradarai film panjang pertamanya yang berjudul Hunt. 

Lee Jung Jae mengajak sahabatnya, Jung Woo Sung, untuk beradu peran bersamanya. Di jajaran aktor pendukung, ada Go Youn Jung, Heo Sung Tae, Jeon Hye Jin, Kim Jong soo, dan Jeong Man Sik. Tidak ingin film debutnya terkesan biasa, Lee Jung Jae juga mengajak nama-nama besar seperti Hwang Jung Min, Park Sung Woong, Jo Woo Jin, Kim Nam Gil, Ju Ji Hoon, Lee Sung Min hingga Yoo Jae Myung sebagai cameo. 

Hunt merupakan spy thriller dengan aksi jedar-jedor yang intens. Intensitas ketegangan di film ini lebih tinggi dari yang saya kira. Film ini sudah tancap gas sejak detik pertama. 

Hunt berlatar tahun 1980-an ketika kediktatoran militer mencapai puncaknya. Pada saat presiden melakukan kunjungan ke Amerika Serikat, terdapat ancaman pembunuhan. Hal ini diduga akibat bocornya rahasia kunjungan presiden tersebut. Ada mata-mata yang menyusup. 

Kepala Unit Luar Negeri KCIA, Park Pyung Ho (Lee Jung Jae), dan kepala Unit Domestik, Kim Jung Do (Jung Woo Sung), ditugaskan untuk mengungkap mata-mata Korea Utara, Donglim, yang diduga berada di dalam agensi mereka. Ketika Donglim mulai membocorkan rahasia yang dapat membahayakan keamanan nasional, kedua unit tersebut masing-masing ditugaskan untuk menyelidiki unit satu sama lain. 

Mereka pun saling menggali informasi. Baik Pyong Ho maupun Jung Do, sama-sama terkejut ketika mengetahui rahasia satu sama lain. 

Meskipun film ini jelas menceritakan perpolitikan Korea Selatan pada tahun 1980-an, film ini sepenuhnya fiksional. Seperti disclaimer di awal film, beberapa kejadian sesuai dengan sejarah, dan beberapa lainnya tidak. Salah satu peristiwa yang diangkat—yang sesuai dengan sejarah Korea Selatan—adalah Pergerakan Demokratisasi Gwangju, yang juga menjadi elemen penting di film ini.

Kalau kamu pernah menonton The Standing Next, 1987: When The Day Comes, A Taxi Driver, atau The President’s Last Bang, kamu akan familier dengan Hunt. Film-film tentang demokratisasi Korea Selatan memang selalu menarik untuk dikisahkan dengan berbagai sudut pandang dan pendekatan. 

Baca Juga:

7 Rekomendasi Film Dewasa Korea Terbaik Rating 18+ yang Sayang Dilewatkan

Exhuma, Film Horor Korea yang Menampar Sineas Horor Lokal Penjual Gimik, Mitos Agama, dan Jumpscare Murahan

Tidak seperti film-film yang saya sebut tadi, Hunt jelas tidak berusaha mengikuti sejarah dan menggunakan pendekatan yang lebih ekstrem. Adegan kejar-kejaran, pengeboman, adu tembak, dan penyiksaan tercecer sepanjang film. 

Film ini punya potensi yang cukup besar untuk menjadi spy thriller yang epik. Elemen paling menonjol di film ini adalah sinematografi dan akting—kalau akting, tidak perlu diragukan, wong isinya aktor kelas A semua. Saya paling suka akting Hwang Jung Min, meski sebentar, tapi berkesan. 

Selebihnya, film ini cuma bikin penonton sesak napas atau keluar bioskop lebih awal karena lebih baik melakukan kegiatan lain daripada menonton film ini. 

Lee Jung Jae memilih menarik pelatuk dan membuat “kekacauan” di filmnya ketimbang peduli pada naskahnya. Sepanjang film kita tidak diberi ruang untuk memahami konteks dan alur ceritanya. Persoalan storytelling menjadi kecacatan utama film ini. Lee Jung Jae tampak terburu-buru dalam mengalirkan plot sampai penonton tidak bisa memperhatikan detail yang mungkin penting untuk cerita. Orang yang menonton di samping saya cuma bisa ngang ngeng ngong selama dua jam.  

Sayangnya, akting brilian dan sajian aksi yang solid justru dirusak oleh penuturan cerita yang terkatung-katung.

Saya berani bilang, ini bukan debut yang baik, tetapi saya melihat potensi besar Lee Jung Jae dalam menggarap film action. Dia mampu menciptakan intensitas yang diperlukan untuk sebuah film action dan thriller. Dia hanya butuh satu hal: naskah skenario yang bagus.

Terlepas dari penuturan ceritanya yang “heboh sendiri”, Hunt masih bisa dinikmati, setidaknya sekuens aksinya. Kalau kamu suka film action, monggo, film ini masih sangat layak. Namun, kalau kamu mengharapkan lebih, sebaiknya bersiap untuk kecewa. 

Hunt sudah tayang secara reguler sejak Rabu (14/9/2022) di Cinepolis dan CGV.

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 20 Film Korea Selatan Terbaik Sepanjang Masa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 September 2022 oleh

Tags: Film Korea SelatanHuntlee jung jae
Rizal Nurhadiansyah

Rizal Nurhadiansyah

Pemerhati sinema yang menganggap hidup adalah film dengan naskah yang belum selesai. Aktif menulis cerpen dan puisi. Menggunakan media sosial untuk studi banding karakter manusia.

ArtikelTerkait

5 Film Horor Korea Nggak Biasa yang Tak Boleh Dilewatkan Terminal Mojok

5 Film Horor Korea Nggak Biasa yang Tak Boleh Dilewatkan

27 Juli 2022
5 Film Korea Selatan yang Ceritakan Konflik dengan Korea Utara Terminal Mojok

5 Film Korea Selatan yang Ceritakan Konflik dengan Korea Utara

23 Agustus 2022
Emergency Declaration Film Disaster Ruang Sempit yang Menguras Emosi Terminal Mojok

Emergency Declaration: Film Disaster Ruang Sempit yang Menguras Emosi

17 Agustus 2022
Seoul Vibe Bukan Fast & Furious dari Korea Terminal Mojok

Seoul Vibe: Bukan Fast & Furious dari Korea

27 Agustus 2022
Exhuma, Film Horor Korea yang Menampar Sineas Horor Lokal Penjual Gimik, Mitos Agama, dan Jumpscare Murahan

Exhuma, Film Horor Korea yang Menampar Sineas Horor Lokal Penjual Gimik, Mitos Agama, dan Jumpscare Murahan

5 Maret 2024
20 Film Korea Selatan Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

20 Film Korea Selatan Terbaik Sepanjang Masa

8 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.