Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Pemilu Pakai Sistem Blockchain: Bukannya Membantu, Malah Jadi Masalah Baru

Rahadian oleh Rahadian
17 Juni 2022
A A
Pemilu Pakai Sistem Blockchain: Bukannya Membantu, Malah Jadi Masalah Baru

Pemilu Pakai Sistem Blockchain: Bukannya Membantu, Malah Jadi Masalah Baru (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, usulan Pak Amien Rais terkait pemilu menggunakan sistem blockchain jadi perbincangan sebagian orang. Khususnya, kalangan pakar yang terkait dengan usulan tersebut. Saya sejujurnya sangat salut dengan sosok Pak Amien. Meskipun blio sudah berusia senja, masih mengikuti perkembangan teknologi kekinian. Luar biasa!

Blockchain adalah sistem penyimpanan mata uang cryptocurrency termasuk Bitcoin. Saya punya uang crypton, tapi nggak banyak sih. Jadi, saya cukup mengenal garis besar bagaimana cara kerja blockchain.

Tapi, masalahnya, sistem blockchain itu kurang cocok untuk digunakan dalam pemilu, terutama pemilu di Indonesia. Soalnya, data-data yang sudah masuk ke blockchain nggak bisa diperbaiki.

Mari kita pahami seperti apa blockchain terlebih dahulu. Blockchain itu ibarat buku yang bisa dilihat semua orang. Untuk melihatnya, kita bisa menggunakan smartphone atau laptop yang dikoneksikan dengan internet. Blockchain ini kita download terlebih dahulu. Enak kan? Enak dong.

Andai pemilu jadi menggunakan sistem blockchain, KPU nggak membutuhkan server. Jadi, bisa sangat menghemat biaya penyelenggaran pemilu. Sebabnya, blockchain di setiap TPS akan terhubung dengan blockchain di setiap TPS lainnya secara otomatis. Jadi, total perolehan suara bisa dilihat tanpa server. Kita bisa melihat perolehan total suara langsung di blockchain.  Namun, di balik kecanggihan tersebut, ada hal penting yang benar-benar harus diketahui. Yaitu, seperti yang sudah saya katakan, data yang sudah dimasukkan ke blockchain itu nggak bisa diperbaiki.

Ambil contoh, di suatu TPS, sebut saja nama TPS X, capres A meraih suara 40 persen, sedangkan capres B meraih suara 60 persen. Petugas KPPS ternyata salah memasukkan data ke blockchain. Datanya ternyata tertukar. Nah, data keliru yang sudah masuk ke blockchain nggak bisa diperbaiki. Data yang masuk pada blockchain akan bergabung dengan data-data perolehan suara capres di blockchain TPS lainnya. Sedangkan pada pemilu-pemilu sebelumnya, kalo ada kekeliruan input data, masih bisa diperbaiki di server KPU.

Jadi, orang yang melakukan input data, dalam hal ini petugas KPPS, harus berkonsentrasi secara penuh saat memasukkan data ke blockchain. Mereka nggak boleh salah memasukkan data. Kenyataannya, pada pemilu-pemilu sebelumnya, nggak bisa dimungkiri banyak kejadian salah input data.

Kita juga harus memahami kalo kerja petugas KPPS itu berat. Dari mulai awal hinga akhir penyelenggaraan pemilu, mereka nggak berhenti bekerja. Karena tugasnya berat, nggak tertutup kemungkinan konsentrasi menurun saat memasukkan data sehingga keliru memasukkan data.

Baca Juga:

“Satu Desa Satu Gym” Bukan Sekadar Lelucon, Itu Ide Bagus untuk Kesehatan Warga Jawa Tengah!

Jika Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Nyaleg, Begini Gaya Kampanye Mereka

Kalo potensi salah memasukkan data masih ada, ya ngapain pake blockchain. Yang ada malah bikin masalah baru. Blockchain yang dibuat malah jadi mubazir. Bukan nggak mungkin juga, akan ada hasil pemilu di suatu daerah yang menggelembung akibat petugas KPPS keliru memasukkan data. Jadi, untuk menghindari hal tersebut, mendingan pake sistem pemilu yang lama. Data-data hasil pemilu dikirimkan ke server KPU.

Itulah alasan pemilu Indonesia sebenarnya belum bisa menggunakan sistem blockchain. Mending pake sistem lama. Yang baru belum tentu membantu kok, dan yang lama belum tentu tak lagi berguna.

Lagian, buat apa mikir sistem input data kalau kualitas orang-orang yang mencalonkan diri masih gitu-gitu aja wqwqwq.

Penulis: Rahadian
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menkominfo Orang Flores, tapi KBM Online di Flores Susah karena Tidak Ada Jaringan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Juni 2022 oleh

Tags: blockchainPemilu
Rahadian

Rahadian

Gemar berbagi melalui tulisan.

ArtikelTerkait

Ridwan Kamil, Gubernur Populis yang Malu-Malu Mau Jadi Capres 2024 terminal mojok.co

Ridwan Kamil, Gubernur Populis yang Malu-Malu Mau Jadi Capres 2024

14 Oktober 2020
Bupati Sumenep Maju Jadi Wagub Jatim 2024: Benahi Dulu Sumenep, Baru Mikir yang Lain! ahmad fauzi

Personal Branding Ahmad Fauzi Begitu Berlebihan, Faktanya Tidak Sehebat Itu

17 Juli 2023
Wajah Baru Jalan Mranggen-Ungaran Tiap Menjelang Pemilu, Pengendara Ikut Full Senyum Mojok.co

Wajah Baru Jalan Mranggen-Ungaran Tiap Menjelang Pemilu, Pengendara Ikut Full Senyum

5 Desember 2023
Memilih Prabowo Subianto karena Memelihara Kucing adalah Alasan Paling Ngawur! Mojok.co

Memilih Prabowo Subianto karena Memelihara Kucing adalah Alasan Paling Ngawur!

6 November 2023
Suka Duka Menjadi Enumerator Quick Count Terminal Mojok

Suka Duka Menjadi Enumerator Quick Count Pilkada 2020

16 Desember 2020
KPU RI Nggak Salah soal Pilkada, Pemerintah Aja yang Hilang Arah terminal mojok.co

Tenyata Begini Yaa Jadi Petugas Pemilu Edisi 4.0

2 Mei 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.