Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Viral Kucing Ras Dicekoki Miras Ciu: Kebelet Terkenal Apa Gimana Ya?

Winda Ariani oleh Winda Ariani
17 Oktober 2019
A A
ciu

ciu

Share on FacebookShare on Twitter

Hari ini tagar “biadab” menjadi treding topic di media sosial berlogo burung biru. Ini terjadi karena viralnya konten Instagram story berisi percobaan ciu pada kucing ras. Harusnya bukan biadab saja, tapi benar-benar biadab sampai ke ubun-ubun.

Bertingkah seperti reporter ulung, pelaku terus meng-update kondisi terkini pasca kucing itu dicekoki miras jenis ciu. Gilanya lagi, pelaku melakukan percobaan ciu itu hanya untuk kepentingan konten Instagram story pula. Emang follower-mu sebanyak apa sih mas? Ria Ricis aja cuma berani nge-prank pamit buat dongkrak subscriber. Lah kamu yang artis bukan, selebgram apalagi, berani membuat konten begitu. Kebelet terkenal apa gimana ya?

Meskipun nih katanya sudah ada klarifikasi dari yang bersangkutan, katanya kucing itu awalnya memang sudah terkena racun tikus, dan cairan putih itu bukan ciu, tapi air kelapa untuk  menetralisir racun. Ia berdalih hanya ingin tahu reaksi netizen. Entahlah, hanya Tuhan, kucing, dan dia yang tahu kebenarannya.

Fenomena “pengen viral” seperti ini umum terjadi di negara berflower +62. Jaminan ketenaran dan pundi-pundi rupiah sangat memikat hati sebagian orang untuk membuat berbagai sensasi. Rasanya letih sudah, hampir setiap hari bermunculan “manusia  kaget” antah berantah seliweran di sosial media. Sebagian cepat hilang, sebagian lagi mampu bertahan karena pintar membaca peluang. Sebagian mengedukasi, sebagian lagi hanya sensasi.

“Pengen viral” sebenarnya manusiawi. Secara naluriah manusia memang ingin menunjukkan dan mempertahankan eksistensi dirinya. Keberadaan prasasti kuno contohnya, manusia zaman dulu membuat prasasti bukan tanpa tujuan, salah satunya adalah agar manusia generasi selanjutnya tahu kalau mereka pernah ada dan pernah berkuasa. Pun begitu dengan manusia sekarang, bedanya dulu belum ada sosial media.

Ada banyak orang ingin terkenal. Mereka ingin bahagia. Mereka pikir menjadi terkenal akan membuat mereka melupakan ketidaknyamanan hidup mereka saat ini. Mereka pikir menjadi terkenal akan membawa perubahan dalam hidup mereka.

Ada yang berpikir dengan menjadi terkenal agar merasa lebih berharga dan dihargai. Semacam ada garis yang memisahkan antara orang terkenal dan tidak terkenal. Orang terkenal cenderung punya privilese berlebih seperti mempu mempengaruhi orang, suaranya selalu didengar,dan lain-lain.

Ada pula yang ingin jadi populer karena “caper” atau cari perhatian. Menurut saya ini yang paling “tragis” karena tujuan mereka adalah agar dicintai dan diperhatikan. Siswa yang terlihat nakal di sekolah, mungkin mereka hanya ingin mendapat perhatian dari orang sekitar.

Baca Juga:

Kucing Tak Hanya Hewan Peliharaan, bagi Petani, Kucing Adalah Pahlawan

Jalan Dipati Ukur Bandung Bener-bener Nggak Keurus. Udah mah Semrawut, Kumuh, Ada yang Jualan Amer Pula

Ada lagi yang ingin menjadi terkenal sebatas gaya-gayaan. Tujuannya hanya ingin terlihat keren dan mengikuti tren. Menurut saya ini yang paling tepat menggambarkan bangsa yang selalu ingin viral ini. Nah, mas yang tega mencekoki kucing tidak berdosa ada di tempat ini.

Lihat saja, setiap ada tren challenge (tantangan) baru pasti pengguna medsos selalu mengikuti dan tak jarang ada yang menyelipkan kearifan lokal dalam tantangan itu. Setiap sesuatu menjadi viral, orang lain menjadi latah berjamaah mencoba peruntungan untuk menjadi viral juga. Ada pula golongan yang senang menciptakan tren, mereka senang bereksperimen, terkadang malah menjadi blunder bagi pelakunya. Mas tadi juga masuk ke dalam golongan ini.

Masih ingat dengan Kiki Challenge? Tantangan menari sambil mengikuti mobil berjalan. Awalnya tantangan ini dilakukan di jalan komplek, perumahan atau jalanan sunyi. Karena sulit mencari jalanan sunyi, sedang keperluan konten semakin mendesak. Akhirnya tantangan ini disesuaikan dengan kearifan lokal, iya Kiki Challenge di jalan raya. Seberani itu membahayakan diri demi terkenal.

Tik Tok juga menjadi platform baru untuk mewadahi jiwa-jiwa latah yang ingin viral. Sebut saja joget ala “entah apa”. Kamu pasti sering menemui jiwa-jiwa ambyar melakukan gerakan tangan menyilang, jari kembang kempis sambil lipsync lagu “Salah Apa Aku”.

Dan tagar “stop making stupid people famous” tidak akan pernah efektif. Pada dasarnya bangsa ini memang menyukai sesuatu yang nyeleneh, unik, lain daripada yang lain. Di balik kebencian yang dialamatkan kepada yang mereka sebut stupid people, secara tidak langsung mereka ikut menikmati sensasi yang dibuatnya. Mengaku saja, setelah ikut mengomentari konten made by stupid people, ada perasaan macam seperti sudah menyelamatkan dunia dan seisinya kan?

Makin hari, fenomena “pengen viral” semakin menjadi-jadi. Manusia berlomba menciptakan ide-ide segar agar diterima masyarakat. Pada akhirnya nilai baik buruk dan salah benar semakin kabur dan seringkali membuat konten baik dan buruk sama-sama menjanjikan ketenaran.

Jadi, mari berubah dan mari berbenah. Itu sudah. (*)

BACA JUGA Berkaca dari Kasus Sulli: Netizen Memang yang Terbaik Untuk Urusan Merusak Kesehatan Jiwa Orang Lain atau tulisan Winda Ariani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Oktober 2019 oleh

Tags: animal abusebiadabciukebelet viralKucingmirasprankria ricis
Winda Ariani

Winda Ariani

ArtikelTerkait

legalisasi investasi miras mojok

Menuju Indonesia Swasembada Miras

5 Maret 2021
klarifikasi

Indonesia Bukan Negara Hukum, Tapi Negara Klarifikasi dan Minta Maaf*

18 Oktober 2019
Panduan Memahami Bahasa Kucing biar Makin Akrab terminal mojok

Panduan Memahami Bahasa Kucing biar Makin Akrab

1 Oktober 2021

Bagi Pencinta Kucing, Bisa Main sama Kucing di Jepang Adalah Privilese

11 Oktober 2021
5 Macam Kepribadian Kucing Kompleks Berdasarkan Observasi Lapangan terminal mojok.co

Pengalaman Street Feeding dan Catatan Hati untuk Pemilik Kucing Ras

29 Mei 2020
rafathar hidup anak dalam reality show protes diprank the truman show richie rich mojok.co

Rafathar Sudah Mulai Protes Terlalu Sering Di-prank, Raffi-Gigi Kapan Mau Tobat?

5 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.