Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Mobil Suzuki Bukan Terkesan Murahan, tapi Ia Adalah Mobil yang Rendah Hati

Mita Idhatul Khumaidah oleh Mita Idhatul Khumaidah
18 April 2022
A A
Mobil Suzuki Bukan Terkesan Murahan, tapi Ia Adalah Mobil yang Rendah Hati Terminal Mojok grand vitara suzuki avenis 125 suzuki vstrom 250 sx

Mobil Suzuki Bukan Terkesan Murahan, tapi Ia Adalah Mobil yang Rendah Hati (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang yang beranggapan bahwa mobil Suzuki adalah merek mobil yang murahan. Padahal, tidak begitu, ada energi positif yang perlu kita teladani darinya.

Jenis dan harga kendaraan kerap mempengaruhi perilaku seseorang di jalan. Pajero Sport dan Fortuner, misalnya. Besar kemungkinan pemilik kedua mobil ini adalah tipe orang yang menyenangkan di rumah dan lingkungannya. Mereka sering dijadikan contoh nyata oleh guru PPKn di sekolah mana pun dengan ujaran, “Nah, Anak-anak, inilah orang yang memelihara Pancasila di dadanya. Teladanilah dia!”

Namun, perilakunya seketika berubah ketika memasuki kabin Pajero Sport atau Fortuner kepunyaannya. Dia ingat harga mobil ini yang mencapai 700 juta. Dia paham besaran tenaga yang dimuntahkan oleh mesinnya. Dan dia tahu bahwa dimensi dan desain SUV miliknya ini cocok untuk mengintimidasi pengguna jalan lain. Maka, dengan hati riang dia memasang lampu strobo di bemper depan dan belakang. Pun gaya mengemudinya segera memberi Anda pencerahan mengenai alasan ontologis kata “arogan” diciptakan.

Keluarga Civic bisa memberi dampak perubahan perilaku yang sepadan. Semua hal yang ada pada mobil-mobil Civic dirancang untuk melejitkan Anda dari nol ke seratus dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Lantas, tidak akan ada orang yang heran kalau suatu hari kelak Anda memacu Civic seolah sedang diuber juru tagih koperasi.

Setelah itu, ada mobil-mobil Suzuki. Seorang pengguna Quora bertanya dengan keluguan yang tidak dibuat-buat: kenapa citra merek mobil Suzuki terkesan murahan? Pertanyaan tersebut memancing perdebatan sengit, semata karena tidak ada satu pun definisi “murahan” yang diajukan. Para penjawab kebanyakan membela Suzuki semata-mata karena dorongan naluriah manusia untuk membela apa pun yang dianggapnya tertindas.

Saya mencintai jenama Suzuki sebesar kecintaan dedaunan pada embun pagi. Namun, saya tak menampik kenyataan bahwa jenama Suzuki kalah berkilau dibandingkan pabrikan otomotif Jepang lainnya. Dan itu adalah keputusan sadar dewan direksi Suzuki sendiri.

Suzuki (Shutterstock.com)

Kalau Anda jeli, Anda akan tahu bahwa hampir semua pabrikan otomotif Jepang punya divisi mobil premium. Toyota punya Lexus. Honda memiliki Acura. Nissan menciptakan Infiniti. Andai pun ada pabrikan yang tidak punya divisi mobil premium, dapat dipastikan bahwa pabrikan tersebut nyemplung ke pasar yang spesifik dan eksklusif, atau sekurang-kurangnya punya mobil yang pantas disebut flagship. Mazda, Subaru, dan Mitsubishi memakai pendekatan ini.

Suzuki tidak memakai kedua pendekatan tersebut. Tidak ada divisi mobil premium di bawah naungan jenama Suzuki. Ia pun tidak bertarung di pasar spesifik yang mampu membuat citranya menjadi eksklusif. Tidak ada pula produk Suzuki yang pantas disebut flagship. Mobil termahal Suzuki yang dijual di Indonesia adalah Jimny, tembus 425 juta. Akan tetapi, sulit menaruhnya di kelas yang setara dengan Pajero Sport, apalagi Land Cruiser.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Maka, tak usah heran kalau ada orang yang beranggapan bahwa merek Suzuki terkesan murahan, dalam arti ia tak sekinclong merek otomotif lain. Namun, di balik itu terdapat keunggulan laten mobil Suzuki, keunggulan yang hanya bisa diketahui oleh orang-orang beruntung yang pernah mengendarainya sendiri.

Adalah Ertiga GX, mobil Suzuki yang pertama kali saya tunggangi. Saat itu saya masih punya Daihatsu Ceria yang kerap kali membuat saya merasa rendah diri ketika sedang berhenti di lampu merah. Seorang sepupu bertandang ke rumah dengan mengendarai Ertiga putih miliknya. Dipandang dari sudut mana pun, Ertiga tersebut jelas lebih cakep ketimbang mobil kepunyaan saya.

Ketika saya masuk ke kabin dan duduk di kursi pengemudi, saya menjadi tahu bahwa Ertiga jelas bukan mobil kaleng-kaleng. Meskipun desain eksteriornya seperti Swift yang terlalu banyak menenggak hormon pertumbuhan, desain interiornya terlalu bagus untuk mobil di rentang harga dua ratus juta. Kualitas rancang-bangun dashboard-nya solid, pelantang suaranya impresif, materialnya tak melulu plastik keras, dan kekedapan kabinnya pantas untuk dibanggakan—apa kabar, Mobilio?

Dan inilah mutiara yang saya temukan dari Ertiga ketika melajukannya di ruas jalan Cepu-Bojonegoro: pelajaran mengenai kerendahan hati. Ruas jalan itu punya 4 lajur, yang biasa disibukkan oleh pengendara yang merasa dirinya titisan Ayrton Senna. Beberapa kali saya mendapati pengendara norak yang terang-terangan mengajak beradu cepat. Akan tetapi, transmisi dan mesin 1400cc Ertiga memaksa saya untuk membunyikan klakson dan tersenyum dan membiarkan pengendara begajulan itu berkompetisi dengan dirinya sendiri.

Kubikasi mesinnya memang kecil, tapi tidak gelagapan kayak mesin mobil LCGC. Sebaliknya, mesin Ertiga adalah jenis mesin yang hanya bisa Anda nikmati ketika berkendara dengan cara sesantun mungkin. Saya melaju secepat yang diizinkan rambu-rambu lalu lintas. Saya pun tidak berpindah-pindah lajur dengan sembrono karena, yah, citra Ertiga tidak mengizinkan saya berbuat demikian.

Mobil Suzuki selanjutnya yang pernah saya kendarai adalah Ertiga GX lagi, tapi yang versi All New. Itu adalah mobil rekan kerja saya, seseorang yang menjadi PNS karena hobi semata. Pada suatu ketika, kami harus mengikuti rapat di kabupaten. Saya dengan gembira menawarkan diri untuk menjadi sopir dalam perjalanan ke sana.

All New Ertiga adalah mobil yang dibikin untuk mereka yang berjiwa aristokrat. Andai ia diciptakan seabad lebih awal, ia akan menjadi kendaraan utama para priyayi untuk menilik perkebunannya, atau para murid STOVIA untuk berangkat membedah mayat.

Mobil All New Ertiga (Shutterstock.com)

Lihatlah desain eksteriornya yang bergaris tegas, tapi tak meruncing kayak tren desain mobil kontemporer. Iya, sih, orang-orang menyebutnya mirip Innova, dan bumper depannya jelas-jelas mencomot kepunyaan Lamborghini Aventador. Tapi, Suzuki berhasil meramunya secara apik untuk menampilkan citra berkelas seperti yang mereka inginkan.

Saat memacunya di jalan, jelas bagi saya bahwa mesin All New Ertiga lebih bertenaga ketimbang pendahulunya. Namun, saya tak pernah terpancing sedikit pun untuk menginjak pedal gas dalam-dalam karena, yah, bukan seperti itu cara berkendara aristokrat sejati. Di lampu merah, saya juga merasa terdorong untuk selalu menyantuni para pengamen karena priyayi tulen harus selalu siap berderma kepada mereka yang kekurangan.

Intinya, kedua generasi Ertiga yang pernah saya jajal itu benar-benar tak pantas untuk diajak pecicilan di jalan. Bukan karena mesinnya tak mampu, melainkan karena citra Ertiga membuat saya segan untuk bertindak tak patut ketika mengendarainya. Mirip seperti apa yang dirasakan pengendara Brio RS, meski di spektrum sebaliknya.

Mobil Suzuki terakhir yang pernah saya kendarai adalah New Ignis. Bila semua orang mampu menahan diri untuk tidak memperhatikan buritannya, Ignis jelas mobil yang bagus. Desainnya unik, kualitas rancang-bangunnya jempolan, kabinnya lapang, dan ia tetap memberikan pelajaran yang sama seperti kedua kakaknya meskipun dibanderol dengan selisih harga 50 juta lebih murah, dengan penyebab yang agak berbeda.

Sama seperti Karimun Wagon R, Ignis tak mungkin diajak berlaku serampangan di jalan, bahkan oleh Lewis Hamilton sekalipun. Alasannya sama: siapa, sih, yang bisa ugal-ugalan dengan transmisi AGS-nya Suzuki?

Penulis: Mita Idhatul Khumaidah
Editor: Audian Laili

BACA JUGA Kenapa Penjualan Suzuki di Indonesia Nyungsep dan Sulit Bangkit Lagi?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 April 2022 oleh

Tags: all new ertigamobilMobil Suzukipilihan redaksisuzuki
Mita Idhatul Khumaidah

Mita Idhatul Khumaidah

Staf pengajar dan pelapak daring paruh waktu, ibu rumah tangga penuh waktu.

ArtikelTerkait

Kampung Durian Runtuh Upin dan Ipin Pernah Dikunjungi 4 Orang Terkenal Ini, lho!

Kampung Durian Runtuh Upin dan Ipin Pernah Dikunjungi 4 Orang Terkenal Ini, lho!

4 Juli 2023
Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

31 Maret 2023
jalan rusak tanah vertisol mojok bupati sumenep

Pajak Kendaraan Boleh Ganti, namun Jalan Rusak Tetap Abadi

27 Juni 2022
5 Kelakuan Pengendara Mobil yang Bikin Emosi Pengendara Motor Terminal Mojok

Gara-gara Ikut Kursus Mobil, Saya Paham Kenapa Orang Indonesia Lebih Memilih Motor

23 Juni 2023
7 Serial Netflix yang Bikin Saya Menyesal Telah Menontonnya

7 Serial Netflix yang Bikin Saya Menyesal Telah Menontonnya

22 Januari 2024
Kalau Saya Jadi Kepala Daerah, Jelas Saya Akan Peduli dengan Klub Bola Lokal terminal mojok.co

Kalau Saya Jadi Kepala Daerah, Jelas Saya Akan Peduli dengan Klub Bola Lokal 

3 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Saya Sudah Menyerah Recook Resep Viral TikTok dan Instagram. Mending Beli, Jelas Lebih Murah dan Enak!

Saya Sudah Menyerah Recook Resep Viral TikTok dan Instagram. Mending Beli, Jelas Lebih Murah dan Enak!

6 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.