Takjil adalah salah satu “buah bibir”-nya bulan puasa. Salah satu jenis makanan yang cocok dijadikan takjil buka puasa adalah kue.
Nah, masih bingung mencari kue untuk takjil? Pada artikel ini saya akan memberikan lima rekomendasi jenis kue yang cocok dijadikan takjil. Yuk.
Takjil buka puasa #1 Lemper
Kue untuk takjil yang hampir selalu ada adalah lemper. Penganan yang sudah tidak asing, di mana masih sering salah dikira sebagai arem-arem. Padahal, kalau diperhatikan secara seksama, jelas sekali bedanya.
Lemper terbuat dari beras ketan dan lebih lengket dibandingkan arem-arem. Rata-rata, ukuran kue lemper adalah sebesar ibu jari orang dewasa.
Nah, berkat ukurannya yang pas itu, tidak terlalu besar atau kecil, lemper cocok banget dijadikan takjil buka puasa. Nggak bikin perut yang sudah lama kosong jadi begah. Cukup untuk mengganjal perut. Selain itu, rasanya nggak terlalu manis. Cocok untuk kamu yang suka gurih.
Ditemani teh hangat dan air putih, pokoknya pas, deh.
Takjil buka puasa #2 Klepon
Kue untuk takjil selanjutnya adalah klepon. Salah satu kue yang selalu ada di masjid desa saya. Jadi, setiap bulan puasa tiba, masjid di desa saya menyediakan takjil buka puasa. Penganan yang wajib ada adalah klepon. Saya juga tidak tahu alasannya. Sudah begitu sejak lama.
Mereka yang menyediakan klepon sebagai takjil buka puasa adalah masyarakat dengan sistem bergilir. Selain untuk jamaah desa sendiri, klepon ini juga disediakan untuk para musafir yang kebetulan sedang singgah.
Jika diizinkan untuk menganalisis, kayaknya klepon jadi favorit di desa saya karena cara membuatnya yang mudah dan cocok dijadikan takjil. Bahannya sederhana, yaitu tepung beras ketan. Waktu pembuatan juga cuma sebentar.
Rasanya yang manis berkat lelehan gula jawa di dalamnya, ditambah parutan kelapa membuat klepon cocok dijadikan takjil. Ada perpaduan rasa manis dan gurih. Lumer di mulut, ditemani teh hangat. Buka puasa kamu jadi menyenangkan.
Takjil buka puasa #3 Kue pipis bodin
Kue untuk takjil buka puasa selanjutnya adalah kue pipis bodin? Pernah mendengar atau mencicipi kue ini?
Jadi, kue pipis bodin itu mirip nagasari. Yang membedakan cuma bahan bakunya. Kalau kue pipis bodin bahan bakunya tepung singkong, sementara kue nagasari tepung beras. Perbedaan lainnya adalah kue pipis bodin berwarna cokelat, sementara kue nagasari berwarna putih.
Tekstur kue pipis bodin juga lebih padat dibandingkan nagasari. Jadi, makan satu kue pipis bodin akan terasa kenyang. Saran saya, sih, kalau berbuka dengan kue pipis bodin, cukup satu saja. Saya pernah khilaf makan dua kue pipis bodin. Malah kekenyangan dan mengantuk saat salat tarawif.
Takjil buka puasa #4 Kue Lepet
Kue untuk takjil selanjutnya adalah kue lepet. Kadang, masih ada saja orang yang salah membedakan antara lepet dan lemper. Satu-satunya persamaan antara lepet dan lemper cuma waktu pembuatannya yang memang agak lama.
Perbedaannya bisa dilihat dengan mata telanjang, kok. Lepet dibungkus daun janur dan kalau matang berwarna cokelat muda. Biasanya, lepet nggak ada isiannya. Kalau ada, biasanya pakai kacang merah. Sementara itu, lemper dibungkus daun pisang. Kalau matang, warnanya hijau tua. Isiannya beragam. Biasanya suwiran ayam yang sudah berbumbu.
Kerabat saya ada yang berjualan kue lepet. Bulan puasa adalah masa-masa di mana pesanannya meningkat drastis. Oleh sebab itu, selain untuk dijual, lepet jadi penganan wajib sebagai takjil keluarga kami.
Takjil buka puasa #5 Kue Kelemet/Lemet
Kue untuk takjil selanjutnya adalah kue kelemet. Bahan bakunya berupa tepung beras dan tepung aci. Lalu ada isiannya berupa ente-ente (olahan kelapa dan gula jawa), kemudian dibungkus daun pisang.
Kue ini punya ukuran seperti bola bekel. Manis dari kue kelemet nggak bikin eneg, sehingga pas dijadikan sebagai takjil.
Di keluarga kami, nenek paling suka membuat kue kelemet. Iya, ini penganan favoritnya. Jadi, selain lepet, takjil di rumah dan musala keluarga besar kami pasti ada kue kelemet.
Itulah lima jenis kue yang cocok dijadikan sebagai takjil. Selain lima kue di atas, kira-kira kue apa lagi yang jadi favoritmu?
Semoga ibadah puasamu lancar, ya.
Penulis: Malik Ibnu Zaman
Editor: Yamadipati Seno