Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang saat makan martabak. Apa sajakah itu?
Pernahkah kalian merasa lapar di malam hari, tapi enggan untuk menyantap nasi? Atau pernahkah kalian kebingungan menentukan bawaan apa yang akan kalian berikan kepada teman, pacar, atau saudara ketika akan berkunjung? Lantas, dalam kondisi semacam itu, makanan apa yang terlintas dalam benak kalian?
Rasanya tak salah jika saya menebak banyak dari kalian yang akan menjawab martabak. Ya, siapa tak kenal dengan jenis hidangan tersebut? Sebagai salah satu hidangan yang terkenal seantero Indonesia, martabak memang sering membersamai kehidupan masyarakat. Mulai dari acara formal layaknya sekantenan atau dugderan, sampai acara ramah tamah seperti berkunjung ke rumah calon mertua.
Terdapat dua jenis martabak yang beredar di pasaran, yaitu martabak manis dan martabak telur. Martabak manis, merupakan sejenis kue legit terbuat dari adonan yang dicetak menggunakan loyang berbentuk lingkaran. Lalu, ia ditaburi topping yang bermacam-macam. Sementara martabak telur merupakan adonan tepung yang dipipihkan sampai sangat tipis kemudian digoreng dengan diisi dengan campuran telur, daging cincang, daun bawang, dan bahan lainnya. Lantas, ia disajikan dengan acar atau saus khas.
Di samping kenikmatan sebuah martabak, pernahkah kalian terpikir bahwa mungkin saja selama ini kalian menyantap martabak dengan salah? Untuk menjawab ini, saya berdiskusi dengan seorang pemilik bisnis martabak. Hasilnya, kami menyimpulkan ada beberapa dosa atau kesalahan yang bisa dilakukan seseorang ketika makan martabak.
#1 Mengonsumsi martabak lebih dari 12 jam setelah dimasak
Memang tidak bijak mengatur preferensi dan cara makan seseorang. Namun percayalah, jika berkaitan dengan martabak, memakannya ketika lagi hangat-hangatnya adalah yang terbaik.
Bayangkan saja kue kuning wangi yang masih empuk, dioles dengan mentega yang meleleh dan topping yang baru ditaburkan dengan eloknya. Jangan lupakan juga soal uap panas yang keluar darinya. Juicy, gurih, dan kaya rasa! Ketika potongan itu masuk ke mulut kalian, kalian akan merasakan klimaks dari kenikmatan martabak yang tidak bisa diduakan.
Hal ini juga berlaku untuk makan martabak telur dengan kulitnya yang kriuk dan aroma lezat dari daging cincang dan daun bawang yang menyeruak masuk ke hidung ketika baru diangkat dari wajan. Jadi, kalau kalian membeli martabak, jangan ditinggal ngapa-ngapain dulu, ya. Lebih baik, tuntaskan saat itu juga.
#2 Lupa tidak menyimpan martabak ke lemari es saat tidak habis
Meskipun benar martabak hangat adalah segalanya, tapi sejujurnya porsi martabak manis maupun telur memang terlalu banyak untuk dinikmati satu dua orang saja. Selain itu, ada juga kalangan orang yang memang memilih untuk mendiamkan martabak dulu sebelum menyantapnya.
Jika pilihan ini harus diambil, terpaksa maupun tidak, jangan pernah lupa untuk menyimpannya di dalam lemari es. Kadang orang lupa untuk melakukannya, sehingga terjadilah hal-hal yang paling ditakuti pecinta martabak: dikerubungi semut, teksturnya menjadi keras, sampai cita rasanya menurun.
#3 Semena-mena dalam memilih topping martabak manis
Perkembangan zaman tampaknya berdampak pula terhadap perkembangan topping martabak manis. Dulu, topping martabak hanya berupa bahan-bahan yang lazim di Indonesia seperti kacang, coklat, pisang, dan ketan. Sekarang, jumlah topping bertambah sampai dua kali lipat dengan variasi beragam. Chocomaltine, tiramisu, Toblerone, dan sebagainya.
Semakin banyak variasi topping memang membantu kita dalam menentukan pilihan. Akan tetapi, sebaiknya jangan semena-mena dalam memilih. Tentukan rasa yang memang kalian inginkan dan tidak akan kalian sesali nantinya.
Jika kalian adalah orang yang pilih-pilih terhadap konsumsi makanan, pertimbangkan juga kandungan, jumlah kalori, dan dampaknya terhadap tubuh dan pola makan kalian. Jangan sampai karena kalap, kalian malah memilih topping campur sambil minta nambah dikit. Pasalnya, yang berlebihan itu tidak baik.
#4 Menganggap semua jenis martabak telur sama saja
Lazimnya, jenis telur yang digunakan untuk membuat martabak telur adalah telur bebek. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak juga pedagang yang menyediakan pilihan martabak telur dengan telur ayam.
Martabak telur ayam biasanya lebih murah karena memang target pasarnya adalah orang-orang yang ingin menikmati martabak telur dengan harga miring. Sedangkan martabak telur bebek rasanya lebih gurih daripada telur ayam, tapi lebih mahal.
Yang jelas, jangan menganggap telur ayam dan telur bebek sama saja. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan yang harus dipahami sebelum membelinya.
#5 Makan martabak sendiri
Percaya atau tidak, martabak lebih nikmat ketika disantap bersama-sama. Dengan keluarga, rekan kerja, teman, dan siapa pun itu. Porsi martabak biasanya terlalu banyak untuk dinikmati sendirian.
Selain itu, aneh rasanya ketika memakan hidangan khas Indonesia tanpa kebersamaan dan ramah tamah yang juga sangat kental dengan budaya kita. Jika kamu membeli martabak, jangan dimakan sendiri ya, apalagi sembunyi-sembunyi agar tidak ada yang meminta. Percaya deh, bakal nyesel nantinya.
Demikian 5 dosa yang bisa kalian hindari ketika mengonsumsi martabak. Yang terpenting adalah jangan neko-neko kalau makan martabak. Sewajarnya saja. Jangan sampai muncul sekte-sekte aneh misalnya mencocol martabak manis dengan sambal geprek. Ngeri.
Penulis: Aulia Septia Wati
Editor: Audian Laili
BACA JUGA Kenapa Martabak Dianggap Ampuh Buat Nyogok Calon Mertua?