Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Ekonomi

5 Hal Konyol yang Terjadi Saat Berburu Minyak Goreng Subsidi

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
17 Maret 2022
A A
5 Hal Konyol yang Terjadi Saat Berburu Minyak Goreng Subsidi Terminal Mojok.co

5 Hal Konyol yang Terjadi Saat Berburu Minyak Goreng Subsidi (Ainul Ghurri/Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai bahan utama goreng menggoreng, keberadaan minyak goreng di dapur tentu jadi sesuatu yang sakral. Tolong nggak usah sebut minyak wijen, minyak kanola, dan sebangsanya sebagai pengganti minyak goreng, ya. Mereka itu memang lebih menyehatkan bagi tubuh, tapi kan nggak related banget dengan isi dompet. Lagian, kami juga khawatir barangkali tempe gembus jadi insekyur.

“Hah? Aku yang seorang tempe gembus mau digoreng pakai minyak kanola? Ciyus?” begitu tempe gembus meronta-ronta.

Itulah sebabnya, harga minyak goreng yang melambung disertai kelangkaan di pasaran jadi cobaan bagi para pejuang dapur. Beruntung, pemerintah begitu tanggap pada warganya. Minyak goreng subsidi dengan harga 14 ribu per liter pun digelontorkan ke pasar. Cuma, ya, gitu, deh. Stok terbatas. Susah banget dicari. Kalaupun dapat, harus melalui drama konyol terlebih dulu.

Minyak goreng subsidi yang susah dicari (Shutterstock.com)

Apa saja? Berikut 5 hal konyol yang saya alami saat berburu minyak goreng subsidi.

#1 Distempel

Berburu minyak goreng subsidi mengajarkan saya bahwa punggung tangan distempel itu tidak hanya berlaku di wahana permainan kayak Dufan dan kawan-kawan. Namun, untuk urusan beli minyak pun, punggung tangan juga kudu distempel. Luar biasa sekali, bukan?

Ndilalah, yang pernah saya alami, stempel yang dibubuhkan petugas punya warna yang pekat. Alhasil, susah sekali si stempel untuk dihapus. Sepertinya memang sengaja. Supaya tidak ada oknum yang melakukan pembelian secara berulang-ulang.

#2 Celup jari

Lain di tempat A, lain pula di tempat B. Saya pernah mengalami beli minyak goreng subsidi kemudian jarinya harus dicelup dalam tinta. Wew. Apakah ini merupakan pemanasan sebelum pemilu? Supaya nanti, ketika hari-H pemilu, kita sudah nggak lupa lagi untuk mencelup jari ke bak tinta. Eh, bakal ada pemilu kan, yak?

Menggoreng dengan minyak melimpah mikir-mikir lagi (Unsplash.com)

#3 Dijadwal

Di salah satu pusat perbelanjaan di Kabupaten Tegal, pembelian minyak goreng hanya bisa dilakukan di jam-jam tertentu setiap harinya. Jadi, pihak supermarket sudah menginformasikan kepada pengunjung terkait jadwal pembelian minyak dan jumlah stok yang disediakan di masing-masing sesi penjualan. Endingnya bisa ketebak, kan? Yap. Orang-orang sudah lebih dulu membuat antrean sebelum waktunya. Sungguh dramatis.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

#4 Syarat berlaku

Nah, yang satu ini juga nggak kalah konyol. Untuk bisa membawa pulang minyak bersubsidi, pembeli harus memenuhi syarat tertentu. Nggak harus menunjukkan kartu vaksin, sih. Paling hanya ada syarat yang berkaitan dengan pembelian. Contohnya, di toko dekat kantor suami. Pembeli baru boleh membawa minyak goreng subsidi ke kasir jika disertai pembelanjaan item lainnya, bebas, senilai minimal 30 ribu. Setali tiga uang, seorang kawan baik saya juga pernah bercerita bahwa di toko dekat rumahnya, syarat membeli minyak goreng adalah dengan membeli beras 2 kilo. Duh. Ada-ada saja.

#5 Dikawal satpam

Terakhir, saya juga pernah mengalami beli minyak goreng dikawal satpam. Hahaha, agaknya, pihak swalayan mengerti betul bahwa emak-emak adalah ras terkuat di planet. Maka, untuk menghindari adanya senggol-senggolan yang bisa berujung pada pertikaian, proses antre minyak subsidi ini pun dikawal oleh pihak keamanan.

Rindu melihat minyak goreng berjejer di etalase seperti ini (Shutterstock.com)

Entah kapan drama berburu minyak goreng ini akan berakhir. Kangen, deh, lihat minyak goreng jejer-jejer rapi di etalase. Kangen juga momen di mana pembeli bisa bebas memilih merek favorit, tanpa harus antre, distempel, dicelup tinta, dan hal konyol lainnya. Sungguh, kelangkaan minyak goreng membuat kami sedih. Kalaupun ada penghibur yang berkaitan dengan minyak goreng ini, palingan meme yang menyebutkan bahwa penyebab minyak goreng langka di negeri ini adalah karena di sini, minyak gorengnya habis untuk menggoreng isu. Sad.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Maret 2022 oleh

Tags: antreIndonesiaminyak gorengsubsidi
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

blokir gim voucher game online mending rakit pc steam dark souls III genre game menebak kepribadian dota 2 steam esports fall guys mojok

4 Alasan Esports Harus Jadi UKM di Kampus

18 Desember 2020
Bedah Suzuki Fronx Versi Indonesia, India, dan Jepang: Duel 3 Negara, Siapa Paling Gahar?

Suzuki Fronx Versi Indonesia: Jauh Melampaui India, Negara yang Jadi “Anak Emas” Suzuki

17 Mei 2025
Ini yang Akan Terjadi kalau Susanti “Upin Ipin” Pulang ke Indonesia dan Nggak Balik Lagi ke Malaysia Mojok.co

Ini yang Akan Terjadi kalau Susanti “Upin Ipin” Pulang ke Indonesia dan Nggak Balik Lagi ke Malaysia

19 Maret 2025
Kenapa ya Nasi Jadi Makanan Pokok Orang Indonesia?

Kenapa ya Nasi Jadi Makanan Pokok Orang Indonesia?

13 Agustus 2022
Bercinta Dengan Langit

Bangsa Kita Pernah Bercinta Dengan Langit, Lalu Sekarang Bagaimana?

24 Juli 2019
5 Hal yang Lumrah di Spanyol, tapi Nggak Wajar di Indonesia Mojok.co

5 Hal yang Lumrah di Spanyol, tapi Nggak Wajar di Indonesia

7 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.