Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sastra Pesantren Kekinian: Jangan Cuma Bahas Kasih Tak Sampai

Lulu Erzed oleh Lulu Erzed
4 Oktober 2019
A A
sastra pesantren

sastra pesantren

Share on FacebookShare on Twitter

Produk-produk yang dihasilkan oleh para santri saat ini menjadi kurang akan nilai ke-pesantren-an. Pasalnya, kreativitas santri kini telah terkontaminasi oleh senja-senji ala gegalauan anak indie. Produk sastra misalnya, sekarang ini sangat banyak ditemui tulisan-tulisan atau rangkaian kata bertemakan romansa pesantren. Sebagai jomblo anti ambyar, sedikit sengit saya tuh.

Lemah. Arti dari kata sastra dan sastrawan, saat ini telah dipersempit makna. Kata sastra seringkali hanya dimaknai sebagai karya puisi yang berbait-bait, bersajak-sajak, dan berima haha-hihi itu. Sedangkan sastrawan sendiri seringkali juga disalahartikan dan atau disamakan maknanya dengan kata pujangga.

Salah satu santriwati x mendapat gojlokan (bukan cibiran sih, lebih kayak dicengin gitu), pasca ia lolos seleksi buku antologi puisi “Suluk Santri” dan membacakan puisinya pada puncak Hari Santri tahun lalu.

­“Weh sastrawan”

Begitu kalimat-kalimat yang seolah memberi stigma bahwa sastrawan itu ya yang hanya menggubah sajak-sajak, merangkai kata, dan menciptakan karya-karya fiksi.  

Padahal dalam KBBI, arti kata sastra sendiri maknanya sangat luas; bahasa, pustaka, tulisan, huruf, dan bentuk dari karya sastra antara lain: puisi, naskah drama, babat, hikayat, suluk, syair, kalau dalam khas pesantren sendiri, ada namanya nadhoman (syair yang dilagukan, berisi ajaran-ajaran dan keilmuan agama), dan juga kitab kuning karangan para ulama dan kiai, yang merupakan produk sastra terfenomenal di pesantren.

Dalam buku Pesantren Studies karya Ahmad Baso, menyatakan pesantren bukan hanya tempat proses belajar mengajar, murid-guru, santri-kiai, tapi juga tempat persemaian tradisi kesusastraan, lembaga kehidupan dan kebudayaan. Nilai historis sastra pesantren dimulai dari jaman walisongo hingga kiai-santri sekarang.

Walisongo mendakwahkan Islam juga melalui kerja sastra. Seperti membuat suluk, babad, hikayat, syiir, kitab-kitab jawa, yang mana sarat akan makna keislaman di dalamnya. Bisa dikatakan tersebut merupakan bagian dari cikal bakal sastra pesantren pada masa setelahnya. Sangat buanyak sekali karya tulis karangan para ulama dan kiai yang sangat tidak mungkin dituliskan semuanya di sini.

Baca Juga:

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Orang pesantren kini sudah saatnya mampu menampilkan wajah kesusastraannya dalam kancah kesusastraan nasional, mampu berdampingan dengan sastra-sastra pop masa kini dengan kemasan yang lebih menarik, tentunya diimbuhi dengan warna-warni dan rasa keislaman yang indah, damai, nan menyejukkan. Ruh sastra pesantren sendiri juga perlu dikembalikan.

Sekarang ini akun-akun yang mengatasnamakan pesantren berkeliaran di dunia maya, lagi-lagi tema yang ditampilkan yang-yangan, kasih tak sampai. Terus apa bedanya sama yang di luaran sana? Bedanya cuma sedikit beda latar tempat dan kisah cintanya sedikit lebih sopan, karena terhalang satir aula asrama. Halah.

Memang sih, kalau hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Ya kan?

Apakah sastra pesantren itu yang hanya ditulis oleh seorang santri?

Ditulis oleh seorang santri atau tidak, setiap karya sastra yang di dalamnya ditulis dengan kajian ilmu-ilmu keislaman yang ada di pesantren, juga berlatar belakang pesantren, maka tersebut bisa dikatakan sebagai sastra pesantren.

Menurut Kiai Ulil Abshar Abdalla, yang disampaikan pada acara Muktamar Sastra pertama pada akhir tahun lalu, semua karya sastra yang memuat nilai kepesantrenan, mengenalkan Islam Nusantara, cinta tanah air, serta cinta ilmu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai sastra pesantren. Meskipun yang menulis bukan seorang santri yang sedang berada di pesantren.

Baru-baru awal tahun kemarin rilis Novel Karya Khilma Anis bertajuk Hati Suhita, yang berhasil membuat air mata pembaca bercucuran. Novel (yang lagi-lagi) roman ini hadir dengan latar belakang pesantren, dan penulis berhasil mengemas dengan apik bernuansa kejawen dan nilai-nilai keislaman di dalamnya. Denger-denger malah novel ini akan difilmkan.

Hari-hari ini juga beberapa akun web pesantren memberikan wadah dan sudah mulai menggiatkan kembali literasi pesantren dalam bentuk digital, seperti berita-berita acara pesantren, rangkuman ngaji santri, dawuh kiai, dan resume kajian-kajian dalam pesantren. Kesadaran ini perlu terus ditingkatkan lagi.

Yuk lah, kakak-kakak santriwan dan santriwati yang nyastrawi, hadirkan kembali tulisan-tulisan yang nyastra pesantren dan menarik. Ngga cuma kisah romaaan aja, udah tau kisah yang dikhayalkan ngga kesampaian. (*)

BACA JUGA Untuk Perempuan Berjilbab Besar yang Bonceng Sepeda Motor: Lampu Sein Belakang Itu Bukan Aurat, Jadi Tak Perlu Ditutupi atau tulisan Lulu Erzed lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2019 oleh

Tags: kasih tak sampainostalgiasantrisastra pesantren
Lulu Erzed

Lulu Erzed

ArtikelTerkait

monopoli

Belajar Sekaligus Mengatur Keuangan dengan Permainan Monopoli

24 September 2019
5 Keanehan Hexos Mr Sarmento, Permen yang Bikin Nostalgia Terminal Mojok

5 Keanehan Hexos Mr Sarmento, Permen yang Bikin Nostalgia

24 September 2022
4 Alasan Jarang Ada Cerita Hantu di Kampus UIN yang Viral

4 Alasan Jarang Ada Cerita Hantu di Kampus UIN yang Viral

4 Agustus 2022
Tempat Menyimpan Uang Ala Santri Saat Keluar, selain Dompet dan Saku terminal mojok

Tempat Menyimpan Uang ala Santri Saat Keluar, selain Dompet dan Saku

2 Februari 2021
radio

Nostalgia Menjadi Pendengar Radio

14 Juni 2019
5 Boyband Non-Asia Legendaris yang Lagunya Tetap Eksis hingga Kini

5 Boyband Non-Asia Legendaris yang Lagunya Tetap Eksis hingga Kini

13 Desember 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.