Apa jadinya jika kita ingin keluar rumah, tapi malas karena jalannya rusak? Itulah yang mungkin saya dan masyarakat Jember rasakan ketika hendak beraktivitas di luar rumah. Sebab, Jember cukup sering bikin emosi warganya karena punya beberapa jalan yang rusak.
Menilik jalan rusak di Jember, dilansir dari Berita Jatim, jalanan rusak di Jember panjangnya melebihi jalur Pantura Surabaya-Jakarta. Hal ini tentu menyulut kemangkelan warga Jember yang tersendat mobilitasnya akibat jalanan rusak yang “belum” diperbaiki itu. Dari 1.000 kilometer plus-plus jalan rusak tadi, terdapat beberapa jalan rusak yang begitu populer di Jember. Jika masyarakat Jember ditanya di mana jalan rusak itu berada, setidaknya mereka akan menjawab 5 jalan rusak seperti di bawah ini.
#1 Jalan jurusan Kecamatan Wuluhan dan Kecamatan Puger via SMPN 1 Wuluhan
Jalan rusak yang pertama terletak di kawasan Jember kidul. Tepatnya di jalan penghubung antara Kecamatan Wuluhan dan Kecamatan Puger via SMPN 1 Wuluhan. Bagi para warga Wuluhan yang hendak ke Puger atau sebaliknya, maka saya sarankan nggak usah pakai motor bebek ataupun motor matic. Soalnya, sepanjang jalan dari selatan SMPN 1 Wuluhan hingga masuk Desa Lojejer, yang akan ditemui pengendara adalah jalanan layaknya lintasan kendaraan offroad. Sebab, jalanan di sana wes nggak pokro: banyak lubang, batu besar, dan licin karena dekat sawah. Makanya, sekali lagi, jika ingin ke sana, saya sarankan ganti motor trail dan mobil Jeep saja. Lebih aman, Gaes.
#2 Jalan depan Stadion Jember Sport Garden (JSG)
Meskipun jalanan ini terletak di kawasan Jember agak ke pusat, tapi untuk kontur jalanannya pun, ah sudahlah. Masalahnya, jalanan yang ada di Kecamatan Ajung ini termasuk jalan alternatif jika kita ingin pergi ke Jember Kota. Selain menjadi jalur alternatif, di sana ada sebuah stadion sepak bola bernama Jember Sport Garden (JSG) yang konon memiliki kapasitas 20 ribu kursi.
Menurut hasil laporan warga, di sana juga sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Penyebabnya pun tak lain dan tak bukan adalah jalanan berlubang. Sebagaimana yang saya jelaskan tadi, jalur ini merupakan jalur alternatif untuk ke Jember Kota. Oleh karenanya, truk-truk pembawa material dan bus-bus besar jurusan Banyuwangi—Jember pun juga lewat situ. Saya nggak bisa membayangkan jika nanti klub sepak Jember main di Liga 1, klub dari luar daerah tandang ke JSG menggunakan mobil tank atau naik mobil monster jam karena jalannya wes blas nggak mashok.
#3 Jalan depan Taman Makam Pahlawan/perumahan Bumi Ambulu Permai (BAP)
Kalau saya bisa menyurvei masyarakat se-Jember untuk menentukan mana jalanan rusak yang paling aduhai, dengan keyakinan 100 persen jawaban mereka adalah jalan depan Taman Makan Pahlawan Ambulu. Jalanan yang juga menghubungkan antara Kecamatan Ambulu dan Kecamatan Tempurejo ini menjadi jalanan paling parah sepanjang masa yang pernah saya lihat langsung.
Saking aduhainya, aspalnya pun sudah nggak ada, lubang di mana-mana, ruas jalan hilang, dan genangan di banyak titik. Makanya, masyarakat Ambulu sering menyebut jalan ini sebagai wisata jeglongan sewu. Sebab, ketika kita melewati jalan sana, kita seakan sedang berkompetisi balap downhill. Suwer, deh! Bahkan, Aa Fiersa Besari pun akan merasa seperti naik gunung jika melintasi medan ini.
#4 Jalan Desa Glundhengan (penghubung Kecamatan Balung, Wuluhan, dan Jenggawah)
Jalanan yang sempat viral dan masuk CNN Indonesia baru-baru ini memang begitu mengenaskan. Saya pun sebenarnya nggak tega mau menyampaikannya. Jalanan yang melintasi tiga kecamatan sekaligus ini memang sempat trending di dunia maya. Pasalnya, masyarakat yang ada di Dusun Sumberejo, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan semuanya serentak menanami jalanan yang rusak itu dengan padi dan pohon pisang. Hal ini tentu menjadi suatu keadaan yang mengkhawatirkan, melihat jalan tersebut menjadi alternatif rute bagi warga Kecamatan Balung yang hendak pergi ke Kecamatan Jenggawah. Duh, mirisnya, Rek!
#5 Jalan Jawa/kawasan pintu keluar Universitas Jember
Dari sekian jalanan rusak di Jember baik yang saya sebut maupun yang nggak saya sebutkan, jalan terakhir ini patut kita setujui jadi jalanan paling wadidaw se-Jember. Pasalnya, jalanan yang terletak di kawasan pintu keluar Universitas Jember (UNEJ) ini memang nggak bisa dipahami secara kasat mata. Mungkin, masyarakat awam akan melihat jika Jalan Jawa ini baik-baik saja, nggak ada cacat sekalipun. Namun, kalau dilihat dari kacamata pemerintah bisa jadi berbeda. Saya pun nggak tahu, kenapa jalanan semulus itu bisa diberi aspal dan ditambal lagi. Berarti, jalanan ini rusaknya memang lebih parah dibanding empat jalan sebelumnya, dong?
Itulah 5 jalan rusak di Jember yang pantas disebut sebagai jalur downhill. Saya harap, setidaknya jalanan tersebut segera mendapatkan perhatian dan diperbaiki. Toh, kemajuan daerah biasanya ditentukan oleh kondisi jalannya, bukan? Apalagi Jember merupakan kabupaten yang terkenal dengan komoditas perkebunannya. Tentu distribusi hasil perkebunan akan lebih aman kalau jalannya pun dibikin aman, kan?
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Audian Laili