Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Rasanya Ngontrak Bareng Anak Indigo: Sering Mendadak Horor

Akhyat Sulkhan oleh Akhyat Sulkhan
3 Oktober 2019
A A
berteman dengan anak indigo kasatmata makhluk halus penampakan poltergeist mojok.co

berteman dengan anak indigo kasatmata makhluk halus penampakan poltergeist mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Mendadak hidup saya berubah setelah ngontrak di daerah Nologaten. Tapi perubahan ini bukan lantaran saya tiba-tiba ditabok duit sama kru acara reality show karena sudah menolong anak gembel yang lagi muter-muter jualan pisang goreng untuk keperluan membeli obat asma ibunya. Bukan juga karena bikin video Tik Tok pas lagi aksi mahasiswa dengan lagu Sobat Ambyar dan viral dan dikatain netijen-netijan sok suci: stop making stupid people famous!

Perubahan dalam hidup saya ini berkelindan dengan kawan sekontrakan saya. Seorang lelaki yang sudah menginjak usia seperampat abad. Sepintas, ia seperti pemuda biasa pada umumnya. Suka membicarakan cewek, pergaulan, dan segala macam. Tetapi saat kondisi-kondisi tertentu, ia bisa tiba-tiba bersikap “dukun.”

Haryanto, nama teman saya itu, mengklaim diberkahi kemampuan supranatural atau dalam bahasa kerennya, ia masuk kategori “anak indigo.” Meski ia mengaku baru mengasah kemampuan penerawangan dan tenaga dalamnya dua tahun belakangan ini. Tepatnya setelah belajar mengampu ilmu kanuragan di perguruan yang entah apa namanya.

Saya pertama kali mengenal anak indigo ini satu tahun yang lalu. Ia masih tetangga kecamatan saya di Kabupaten Batang dan kami pernah sama-sama terlibat dalam sebuah proyek kepenulisan buku biografi ulama-ulama dari daerah tersebut. Pada saat-saat itu, saya beberapa kali terlibat pembicaraan dengannya. Dia ternyata hendak melanjutkan di kampus yang sama dengan tempat saya kuliah sekarang.

Saya sempat putus kontak dengannya. Namun, beberapa saat lalu, ia menghubungi saya dan menawari kontrakan. Kebetulan ia nemu orang yang hendak mengoper kontrakan dengan harga agak miring. Singkat cerita, tergiur oleh harga serta fasilitas kontrakan tersebut, saya pun mengiyakan ajakan Haryanto.

Jumat sore, pekan lalu, saya mengangkut barang-barang di indekos lama saya. Haryanto sudah lebih dulu tinggal di kontrakan beberapa hari sebelumnya. Jadi begitu saya sampai, ia bisa bantu-bantu mengangkati barang dari mobil pindahan. Selesai mengangkat barang, kami pun istirahat sembari menikmati kopi. Langit mulai gelap kala itu, meski suara azan Maghrib belum terdengar. Tetapi ada yang bikin saya agak aneh. Haryanto senyam-senyum sendiri dengan kondisi mata terpejam.

“Ah, iya, iya. Oke, oh begitu. Ah, sip!”

Ia seolah sedang menyahuti seseorang, kepalanya sesekali mengangguk, namun matanya masih tetap terpejam. Saya celingukan sendiri sembari membatin, apa dia sebenarnya ngajakin saya ngomong ya?

Baca Juga:

Mengusut Kasus Pencurian dengan Bantuan Dukun Adalah Tradisi di Pondok Pesantren Paling Konyol, Nggak Masuk Akal, dan Rawan Fitnah

Cerita Horor Blok M Buatan Kawan Saya Bikin Saya Yakin Semua Urban Legend Adalah Karangan

Beberapa saat kemudian, Haryanto menatap saya dan tersenyum. “Penunggu di pojok sebelah pintu kamar mandi titip salam buat kamu.”

Deg! Bulu rona saya tiba-tiba meremang. Sementara Haryanto terkesan seperti aki-aki di film horor yang merasa mengetahui segalanya. Dengan sikap khidmat sembari bersedekap, ia berkata, “jangan khawatir, beliau nggak akan ganggu kok. Cuma sering diam saja di pojok kamar mandi.”

Saya hendak bertanya seperti apa wujud beliau ini. Tapi anak indigo ini seolah tahu tentang perasaan saya. Ia bilang, dalam terawangannya, si penunggu pojok kamar mandi tersebut adalah seorang kakek tua berjubah putih, memiliki tongkat, dan mengenakan caping. Ingatan saya langsung otomatis memunculkan sosok Raiden, dewa petir yang jadi gurunya Liu Kang dalam permainan Mortal Kombat. Aneh juga, batin saya.

Tak mau meneruskan pembicaraan tentang si beliau ini, saya pun pamit hendak mandi. Namun ketika memasuki kamar mandi, saya mematung agak lama. Membayangkan di pojok pintu ada kakek-kakek aneh yang memperhatikan saya bugil. Merinding lagi saya. Tetapi bukan soal membayangkan penampakan. Ini soal membayangkan hal lain…

Beberapa hari setelahnya, Haryanto tak lagi menampakkan aura dukunnya. Tapi saya tetap merasa terteror. Khususnya di kamar mandi. Entah kenapa, bayangan kakek-kakek tua berpenampilan seperti Rayden itu cukup membuat saya risih. Saya jadi tidak bisa leluasa menikmati ritual mandi atau boker atau merancap. Sial betul. Saya terus merasa diawasi.

Kenapa tidak dari dulu-dulu saya menyadari kalau Haryanto ini orangnya nglenik? Begitulah kadang saya membatin.

“Sebenarnya aku nggak mau juga punya kemampuan ini,” ucapnya pada suatu kali ketika ngobrol santai dengan saya. “Nggak enak rasanya, ke mana-mana lihat yang begituan.”

“Kamu awalnya kesurupan apa gimana sih?”

Anak indigo ini menggeleng. “Sudah turunan dari kakek,” katanya. Lalu ia pun bercerita panjang lebar mengenai masa kecilnya yang sering melihat hal-hal aneh dan petualangannya ketika mendalami ilmu kanuragan di Madura.

“Sejak dari Madura itu, aku kayaknya jadi makin peka. Kadang, kalau aku pergi, ada saja demit-demit yang nempel.”

“Kok kamu nggak cerita dari dulu-dulu sih?”

“Ya karena memang jarang aku ceritakan sih. Cuma dengan orang-orang tertentu yang sudah kuanggap dekat saja. Kenapa? Kamu nyesel ngontrak bareng aku?” ia bertanya sambil ketawa. Tapi saya menggeleng.

Sejak terbuka mengenai kemampuannya, hampir ke mana pun kami pergi, ia akan menceritakan penglihatannya. Ia seolah jadi pemandu wisata untuk hal-hal yang bagi saya tak kasat mata. Wisata horor. Misalnya, di sepanjang gang menuju kontrakan, ia bilang ada sekumpulan geng demit dalam berbagai wujud yang mengambang.

“Sebelah sana itu ada pocong, terus ini di sebelah sini semacam kaya hantu tanpa kepala, nah di belakang kamu,” ia menoleh tepat ke arah belakang saya, “itu ada sosok hitam legam yang besarnya dua kali badan pesawat.”

Pernah pula ketika sedang duduk-duduk di pinggiran kali dekat kontrakan, anak indigo ini  tiba-tiba mengajak saya balik dengan muka pucat. Lalu sesampainya di kontrakan, ia bercerita pada saya mengenai sosok penunggu kali tersebut, seekor ular yang besarnya melebihi rumah kontrakan kami. Saya sih antara takut dan pengin ketawa. Lha ular segede itu malah mengingatkan saya sama animasi murahan yang sering dinaiki Choky Andriano dan Temi Rahady dalam sinetron-sinetron picisannya Indosiar.

Mungkin karena sudah terbiasa, alih-alih senam jantung, saya malah jadi merasa semakin kaya imajinasi dan fantasi. Saya selalu menunggu-nunggu saat ketika aura dukunnya muncul. Dan puncaknya adalah malam tadi.

Ketika saya sedang mencoba menggoda anak indigo ini dengan pura-pura sok kritis dan tak percaya pada hal metafisika yang irasional, sesuatu terjadi. Pada mulanya saya menantang kakek-kakek berwujud Raiden di kamar mandi, lalu menantang yang lainnya agar mulai menampakkan diri. Haryanto geleng-geleng kepala. “Hanya karena kamu belum bisa melihat, bukan berarti mereka tidak ada. Pokoknya aku nggak tanggung jawab kalau terjadi apa-apa.” Saya menepuk pundak Haryanto. “Cuma bercanda, kok.”

Setelah puas membuat ia tampak bersungut-sungut jengkel, saya merasa pengin kencing. Lalu saya bergegas ke kamar mandi. Akan tetapi, burung saya mendadak kepanasan dan susah mengeluarkan urine. Aneh sekali. Agak lama saya jongkok, mengarahkan si torpedo ke lubang toilet, mencoba rileks, namun sia-sia.

Tiba-tiba, dari arah luar kamar mandi, saya mendengar Haryanto—dengan nada suara datar dan menekan, berkata: “Sudah kubilang, hanya karena kamu belum bisa melihat, bukan berarti mereka tidak ada. Jangan meremehkan apa-apa yang tidak kamu ketahui.”

BACA JUGA Rasanya Ngontrak Bareng Anak Indigo Bagian 2 dan tulisan Akhyat Sulkhan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 April 2020 oleh

Tags: alam gaibanak indigocerita hororDukunkemampuan supranaturalmelihat hantumortal kombatpenampakanraiden
Akhyat Sulkhan

Akhyat Sulkhan

ArtikelTerkait

ditelepon adik yang sudah meninggal ceruta nyata horor seram mistis mojok.co

Kisah Seorang Kakak yang Ditelepon Adiknya yang Sudah Meninggal

5 April 2020
dokter hewan peliharaan sakit mojok

Dokter Hewan Bukanlah Dukun, Jadi Biarkan Mereka Melakukan Tugasnya sebagaimana Mestinya

25 September 2021
9 Kejadian Horor yang Sering Dijumpai Saat Lembur di Kantor terminal mojok.co

9 Kejadian Horor yang Sering Dijumpai Saat Lembur di Kantor

14 Januari 2022
Iklan Podcast Horor di Spotify Sukses Bikin Saya Langganan Spotify Premium

Iklan Podcast Horor Sukses Bikin Saya Langganan Spotify Premium

4 Desember 2023
5 Tipe Respons Bos saat Dipamiti Karyawannya untuk Mengikuti Seleksi CPNS TERMINAL mojok.co

Ikut Tes CPNS Itu Bawa Otak, Bukan Bawa Jimat

10 Februari 2020
mistis

Kejadian dan Pengalaman Mistis Menjadikan Saya Percaya Bahwa Hal Gaib Itu Ada

20 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Yamaha X-Ride: Motor Adventure yang Cocok buat Pacaran, Super Nyaman meski Tampilan Gahar!

Yamaha X-Ride: Motor Matic Terbaik yang Nggak Pernah Jadi Primadona, tapi Selalu Jadi Idola Para Boncengers

10 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Ruang Merokok Changi Airport Singapura Membuatnya Menang dari Soekarno-Hatta dan Bandara-bandara Lain yang Pernah Saya Sambangi Mojok

Ruang Merokok Changi Airport Singapura Adalah yang Terbaik Dibandingkan Soekarno-Hatta dan Bandara-bandara Lain yang Pernah Saya Sambangi

10 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.