Bagi sebagian orang, mendapat kunjungan dari debt collector (selanjutnya disingkat DC) adalah sesuatu yang menakutkan. Hal tersebut tidak terlepas dari stigma yang lekat dengan kekerasan. Padahal, debt collector sekarang bukanlah yang dulu. Kalau dulu identik dengan kekerasan dan intimidasi, sekarang DC harus menjalankan tugasnya sesuai SOP baik dari perusahaan maupun undang-undang.
Selain itu, DC resmi saat ini juga harus memiliki sertifikasi profesi penagihan pembiayaan yang dikeluarkan dan diuji oleh PT. SPPI (Sertifikasi Profesi Pembiayaan Indonesia). Sertifikasi tersebut berlaku dan harus diperbaharui setiap empat tahun sekali.
Namun di luar itu semua, stigma tetaplah stigma, rasa takut tetap muncul. Oleh karena itu, sebagai debt collector yang baik hati, saya akan memberikan tips mudah ketika menghadapi kawan-kawan saya.
Jangan panik
Saking takutnya ditagih, beberapa orang jadi panik dan melakukan hal-hal yang tidak perlu. Seperti lari menghindar atau bersembunyi di dalam rumah. Hal tersebut sama sekali bukan tindakan yang tepat. Sebab, ketika tidak berhasil menemui targetnya, DC akan mencari info baik ke kontak darurat maupun ke tetangga. Dari situlah dikhawatirkan nama baik kamu dipertaruhkan.
Selain itu, DC paham mana orang yang santai dan mana yang panik. Kalau kamu terlihat gugup dan panik, dikhawatirkan DC menjadi arogan dan melakukan hal-hal yang tidak perlu.
Jadi, ketika menghadapi DC, tetap tenang dan santai. Toh, kami juga sama-sama manusia biasa.
Jujur
Dasar tabiat manusia punya seribu alasan kalau sedang ditagih utangnya. Tapi jangan sekali-kali lakukan hal tersebut pada DC profesional. Kami tahu mana alasan yang jujur dan mana alasan palsu.
Dengan berkata jujur, artinya kamu menunjukkan sikap kooperatif. Debt collector juga akan memberikan sikap kooperatif pula. Bahkan bisa memberi waktu dan keringanan.
Sebaliknya, dengan memberi alasan palsu berarti sudah tidak bisa diajak bekerja sama. DC tidak akan percaya dan akan meminta pembayaran saat itu juga.
Tetap sopan
Pernah dengar ungkapan orang yang ditagih lebih galak dari yang menagih? Hal tersebut hampir setiap hari kami temui. Menjadi konsumsi sehari-hari, nasabah galak tidak menjadi masalah bagi DC profesional. Mau kamu segalak Bu Risma sekalipun, kami tidak akan gentar dan akan tetap menagih.
Tindakan galak dan tidak sopan justru menunjukkan kalau nasabah tersebut tidak bisa ditagih dengan cara yang sopan. Hal itu menjadi semacam izin bagi kami untuk melakukan tindakan serupa.
Usahakan pembayaran
Setiap kunjungan yang dilakukan tidak lain adalah untuk mendapat pembayaran. Utang yang nasabah miliki merupakan kewajiban untuk dibayar. Jadi, usahakan untuk melakukan pembayaran secepatnya. Jika belum mampu melakukan pembayaran, setidaknya lakukan tiga hal di atas. Jangan menjadi nasabah yang sudah tidak mau bayar, tingkahnya juga kurang ajar.
Demikianlah tips untuk menghadapi debt collector, jangan perlu takut. Namun, tidak apa jika kamu masih punya rasa takut terhadap DC. Artinya, kamu tidak terbiasa dengan utang. Kalau sudah terbiasa dengan debt collector, artinya kamu harus lebih giat bekerja dan stop berutang.
Utang kok jadi passion, kan wagu.
Sumber Gambar: Pixabay