Di Klaten, ada sebuah warung Pop Ice yang sukses menjual minumannya seharga Starbucks. Iya, kamu nggak salah dengar. Meski harga Pop Ice termahalnya ada di kisaran Rp38 ribu, warung tersebut juga punya menu lain dari Cadburry dan Delfi yang harganya bisa mencapai angka Rp50 ribu.
Saya kurang tahu bagaimana cara penjualnya mempromosikan warung Pop Ice ini sehingga dapat dikenal dan diterima oleh banyak orang. Sejak belasan tahun yang lalu, tepatnya ketika saya masih SMP, warung ini sudah eksis, bahkan memiliki banyak penggemar dan jadi tempat nongkrong favorit anak sekolahan.
Kalau kalian bertanya-tanya semewah apa bentuk warungnya atau sebagus apa desain interiornya, maka jangan bayangkan warung Pop Ice ini akan berwujud seperti kafe atau coffee shop. Warung bernama Hoki Pop Ice ini hanya sebuah tempat sederhana yang menjual berbagai macam minuman dengan Pop Ice sebagai menu utamanya. Lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau, yaitu di sebuah kios yang ada di Pasar Mlinjon, Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah. Tepatnya berada di pinggir Jalan Bayangkara yang ramai dilewati kendaraan.
Meski bintang utamanya adalah Pop Ice, warung ini juga menjual minuman blend lain seperti Good Day, Milo, Ovaltine, susu segar, Chocolatos, Zee, dan sebagainya. Menariknya, Hoki Pop Ice memberikan banyak variasi topping yang beragam dan nggak main-main. Penjualnya juga nggak segan-segan memberi topping berlimpah bahkan sampai berjatuhan saking penuhnya.
Menu Pop Ice seharga Rp38 ribu misalnya, sudah terdiri dari segelas minuman berukuran besar dengan tambahan parutan keju Craft Cheddar, cokelat Milo Nugget, dan Koko Crunch Nestle di atasnya. Surga sekali kan bagi pencinta minuman manis? Membaca merek toppingnya saja sudah mampu menggambarkan bakal seenak apa rasa Pop Ice-nya.
Nggak bisa dimungkiri, saya nggak pernah merasakan minuman Pop Ice yang dijual seniat itu. Malah menurut saya, minuman yang dijual oleh Hoki Pop Ice jauh lebih mewah dari gambar di kemasan sasetnya sendiri. Saya bahkan nggak menyangka kalau Pop Ice yang harganya super murah itu bisa disulap jadi minuman premium yang mahal.
Patut diakui, Hoki Pop Ice merupakan contoh warung Pop Ice yang mampu berinovasi dan bertahan di tengah pesatnya kedai-kedai kopi kekinian. Nggak heran kalau namanya digadang-gadang sebagai warung Pop Ice andalan di Klaten. Meskipun memiliki harga yang terdengar nggak masuk akal, nyatanya Hoki Pop Ice tetap memiliki pelanggan setia.
Banyak yang datang ke sini untuk sekadar bernostalgia bersama teman masa sekolah. Dahulu, penjualnya berpenampilan nyentrik dengan rambut yang dicat ngejreng. Lagu-lagu yang diputar di speaker juga bukan lagu-lagu indie khas penikmat senja, melainkan house music ala EDM yang seketika membuat pengunjungnya serasa minum Pop Ice sambil dugem.
Kendati begitu, menu Pop Ice di warung ini sangat nggak direkomendasikan bagi kalian yang sedang menjalani program diet. Selain karena porsinya sangat mengenyangkan, jumlah kalorinya pun bisa bikin panik kalau benar-benar dihitung. Saya berasumsi bahwa penjual menggunakan dua bungkus Pop Ice dalam satu gelas minuman, lantas ditambah total kalori dari gula, kental manis, dan segala jenis topping di atasnya. Cukup bikin meringis, kan?
Terakhir kali saya berkunjung ke sana, Hoki Pop Ice sudah menyediakan Wi-Fi gratis bagi para pengunjungnya. Meskipun saya rasa nggak ada yang kepikiran untuk menjadikan warung tersebut coworking space, setidaknya warung ini jadi warung Pop Ice tergaul yang pernah saya temui. Warung mana lagi coba, yang mampu mempertahankan eksistensi Pop Ice di tengah-tengah maraknya es kopi susu gula aren?
Sumber Gambar: Unsplash