Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Kiat-kiat Menjadi Pendaki Gunung yang Berengsek

Fernando Galang Rahmadana oleh Fernando Galang Rahmadana
5 Oktober 2021
A A
Gantungan Kunci dan Stiker Adalah Oleh-oleh Paling Mbois dari Pendakian Gunung pada Masanya Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang yang mengaku dirinya pendaki gunung, namun yang ia lakukan tak lebih dari menghina alam. Seperti akhir-akhir ini, banyak pendaki gunung ilegal yang nekat meski gunung masih ditutup. Ada pula kasus-kasus mengerikan terjadi di kalangan pendaki seperti meninggalkan teman di gunung, peralatan gunung seadanya, melawan cuaca buruk demi eksistensi, mengabaikan keselamatan, dan sebagainya.

Saya pikir sudah bukan waktunya lagi kita berbagi ilmu pendakian secara lempeng dan penuh tata krama, sementara waktu kita tidak perlu njawani lah. Kenapa?

Banyak orang yang punya setelan pabrik yang kebalik. Maksudnya seperti ini. Ketika diminta untuk tidak berisik, mereka malah ngomong makin kenceng. Ketika diminta tidak buang sampah sembarangan, saat itu juga dia buang sampah sembarangan. Diminta membantu rakyat dalam masa pandemi, bantuan sosial malah dikorupsi.

Pendaki gunung pun juga tak luput dari hal itu. Banyak yang diminta A, yang dilakuin malah Z. Nah, kali ini saya akan membagikan tips yang sebaiknya tidak dilakukan. Siapa tahu, justru dengan itu, pendaki gunung yang berbuat tidak semestinya malah kembali ke jalur yang benar.

Pertama, jangan buang sampah pada tempatnya

Gunung merupakan tempat yang begitu luas. Banyak sisi-sisi tersembunyi yang mudah untuk menyelipkan sampah. Ada juga jurang-jurang yang tidak mungkin terjamah manusia. Tentu sangat menyenangkan, sembari pemanasan untuk melanjutkan perjalanan, kita ayunkan tangan dan lemparkan saja sampah ke jurang.

Sebat-sebat saat istirahat, sentilkan puntung rokok dengan gaya lempar koin wasit ke sembarang tempat. Tidak perlu membuang sampah besar untuk menjadi pendaki berengsek, puntung rokok pun sudah cukup.

Kalau kena rumput kering, yang terbakar kan bisa seisi gunung.

Jika perut sudah memberikan kode untuk mengeluarkan rudal, carilah tempat terdekat. Tidak perlu pikir pusing mengeluarkan rudal dari perut di gunung. Tidak perlu gali lubang tutup lubang. Bau? Ya memang. Tapi, pendaki gunung berengsek mana mikirin hal kayak gitu?

Baca Juga:

Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantismenya

Mengapa Setelah Hampir Mati, Pendaki Gunung Masih Mau Naik Lagi?

Kedua, corat-coretlah sekreatif mungkin

Saat ini di beberapa gunung sudah mengeluarkan larangan membawa alat tulis. Tujuannya, agar tidak digunakan untuk corat-coret di gunung. Meski begitu, hal tersebut tidak bikin pendaki berengsek pusing. Aturan dibuat kan tujuannya untuk menemukan celah baru, mencari ide sekreatif mungkin bagaimana kita tetap bisa menjadi pendaki berengsek dengan corat-coret di gunung.

Misalnya, kita dapat memanfaatkan alat pendakian gunung yang bisa dipakai corat-coret. Ujung treking pole yang runcing mampu kita gunakan untuk mengukir di pohon. Pisau masak juga dapat kita manfaatkan untuk menciptakan prasasti di batu. Atau membakar batang kayu hingga menjadi arang lalu kita gunakan sebagai alat corat-coret. Artistik bukan?

Ketiga, bawalah seperangkat alat sound system saat pendakian

Banyak pengelola pendakian mulai menerapkan larangan bagi pendaki membawa pengeras suara. Untuk apa kita mencari ketenangan di gunung? Hal itu so last year banget, Ges-gesku.

Jika pengeras suara biasa tidak mampu memberikan kepuasan hasrat gendang telinga, bolehlah sesekali kita membawa seperangkat alat sound system sekaligus. Tidak perlu memikirkan bagaimana perasaan makhluk hidup lainnya di gunung, apalagi sesama manusia. Anggap saja manusia di gunung juga tidak menginginkan ketenangan. Jadi, rayakanlah keberengsekan di gunung dengan lantang, Bung!

Terakhir, dokumentasi adalah kunci

Dewasa ini kanal media sosial selalu diramaikan dengan suka cita pendaki di gunung. Mulai dengan pamer outfit, pamer pose dengan latar belakang gunung, pamer apapun yang bisa dipamerkan. Tidak penting keselamatan nyawa kita, apalagi hanya ke sesama pendaki lain. Tidak penting juga kondisi alam seburuk apa pun itu. Selagi kamera masih mampu mengakomodasi keberengsekan kita, kenapa harus memikirkan keselamatan nyawa kita? Iri bilang, Boshhh!! Pal pal paleee~

Masih banyak kiat-kiat untuk menjadi pendaki gunung yang berengsek. Jika memang menjadi pendaki brengsek adalah pilihanmu, lakukanlah. Kata orang hidup itu cuma sekali, jadi tunjukkan kehebatanmu menjadi seberengsek-berengseknya pendaki.

Tapi, ingat juga, tinju orang atau murka alam adalah konsekuensi yang jelas kamu dapat. Jadi, kalau masih sayang muka dan sayang nyawa, mending lakukan sebaliknya: jadilah orang yang biasa-biasa saja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: pencintan alampendaki gunung
Fernando Galang Rahmadana

Fernando Galang Rahmadana

Mahasiswa S1 Sosiologi FISIPOL UGM.

ArtikelTerkait

Jejak Petualang Survival, Satu-satunya Acara Petualangan TV yang Bernilai Mengapa Setelah Hampir Mati, Pendaki Gunung Masih Mau Naik Lagi?

Mengapa Setelah Hampir Mati, Pendaki Gunung Masih Mau Naik Lagi?

1 Desember 2019
Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantisismenya mojok.co

Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantismenya

26 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.