Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Genealogi Hoaks Indonesia: Melihat Hoaks Berlipat Ganda dalam Satu Dasawarsa

Aditya Rizka Puspita oleh Aditya Rizka Puspita
22 September 2021
A A
Genealogi Hoaks Indonesia_ Catatan Padat Satu Dasawarsa terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Judul: Genealogi Hoaks Indonesia
Penulis: Rony K. Pratama
Penerbit: EA Books
Tebal: 176 halaman
Harga: Rp68.000
Tahun Terbit: 2021

Kalau arti kata hoaks saja bergeser apalagi cintamu, Mas?

Hoaks hari ini menempati media sosial. Ia bisa mengudara, menjajah tanah, hingga mungkin mimpi kita, paling tidak mimpi buruk saya ketika masih duduk di bangku SMP. Buku ini membuka catatan mimpi buruk yang sudah sempat saya lupakan pada 2008. Tahun di mana kata hoaks pertama kali dimuat di media dan tak pernah absen sesudahnya. Bagian terbaru, seorang pegawai Kementerian Lingkungan Hidup melabeli informasi yang sedang dipaparkan dalam forum resmi sebagai hoaks karena ketidaksetujuannya. Lantas, apa sebenarnya arti hoaks saat ini?

Mendekati permulaan hoaks

Rony K. Pratama sebagai penulis buku Genealogi Hoaks Indonesia merunut, ternyata tak ada peristiwa berbahaya di balik istilah hoaks pada awal penggunaannya. Hanya ada pesan teks berantai bernada ancaman yang tak ada buktinya, tapi masih diteruskan kepada puluhan orang dari satu penerima, saya salah satunya. Dulu, bagi saya pesan ini menakutkan untuk sekadar diabaikan, tapi buku Genealogi Hoaks Indonesia seperti mengajak saya tertawa bersama tentang peristiwa sejarah yang tak melibatkan seorang pun pahlawan.

Isu pertama yang digali dalam buku ini terasa sangat dekat dengan saya yang tumbuh bersama percepatan kemajuan teknologi informasi. Pesan berantai ini bahkan jadi satu peristiwa yang tidak muncul bukan atas kepentingan pihak manapun di negeri ini, tapi terus membesar hingga beberapa lembaga unjuk gigi. Memungut kejadian menghebohkan yang jarang sekali dibahas bersama menjadi pendekatan baru dalam memahami pengetahuan yang utuh.

Seperti judul dan tujuannya, buku sejarah-politik ini mengacu pada sebuah pendekatan. Genealogi namanya. Ilmu ini memungkinkan penelusuran sejarah yang tidak mengacu pada kronologi. Istilah hoaks yang saat ini digunakan di mana-mana dipertanyakan asal-usulnya melalui peristiwa-peristiwa menggemparkan dan terlihat terjadi secara acak. Kejadian yang muncul dianalisis satu per satu untuk mengindentifikasi sesuatu yang terduga di dalamnya, termasuk penyimpangan dan penilaian salah yang terus muncul di hadapan kita.

“Genealogi melacak silsilah yang kompleks atas turunan berarti juga mempertahankan keberlanjutan peristiwa-peristiwa dalam penyebarannya secara proporsional.” (hal. 25)

Istilah genealogi mungkin tak terlalu akrab untuk didengar atau dibaca di sekitar kita, sehingga terasa hanya dikhususkan untuk pembaca dengan latar belakan keilmuan tertentu. Namun, sebenarnya istilah ini sering kita gunakan dalam berbagai bidang dengan penyebutan lain seperti nasab dan silsilah. Penulisnya sendiri bertanggung jawab menghadirkan definisi dari pendekatan yang digunakannya dalam buku setebal 176 halaman ini.

Baca Juga:

Kabar Buruk Hari Ini: Perjalanan Seorang Mawa Kresna Selama Menjadi Jurnalis

Unlock Your Heart oleh Sabrina Maidah: Panduan Membuka Hati pada Hubungan Baru

Sepuluh tahun yang membekali masa depan

Jika kemunculan istilah hoaks baru ramai setelah 2008, catatan sejarah yang tercecer di mana-mana menunjukkan banyak jargon hingga opini bisa dilabeli dengan hoaks jauh lebih lama dari itu. Kata satu ini pun kerap melalui perubahan definisi hingga lembaga yang dituding memproduksinya. Pers menjadi salah satu yang mendapat tudingan awal saat kata ini punya kekuatan bermakna. Rasanya tak asing, kan?

Jangan lupa, satu kata yang diulang dalam sepuluh tahun ini kini menghadirkan sebuah peraturan. Undang-undang yang tentu saja tak lahir dalam semalam. Buktinya, sejak dikabarkan akan disahkan hingga benar digunakan untuk menuding orang lain masih banyak pihak yang tak setuju. Genealogi Hoaks Indonesia menyebut pelaksanaan UU ITE adalah jalan kembalinya negara ini pada masa kolonialisme.

Buku bersampul kuning cerah ini rasa-rasanya memang dihadirkan untuk menerangi saya yang sering terbawa arus deras informasi dan melewatkan detail dari sebuah peristiwa besar. Kata yang kini dalam KBBI bermakna informasi bohong ini nyatanya merujuk pada berbagai pengertian lain. Sebagai pengguna berbagai platform media sosial, tentu saja ini menjadi penanda hati-hati yang cukup terang untuk diamati.

Selain proses pergeseran arti, buku ini juga memuat banyak sekali nama atau lembaga yang selama ini berlaku sebagai aktor yang sengaja berperan abu-abu. Dengungan buzzer yang muncul dalam percakapan dunia maya juga diberi tempat di sini. Apalagi penggunaannya yang sudah banyak diketahui publik memang sengaja dikerahkan negara.

Pengantar yang menenangkan gentar

Jika kamu seperti saya yang sulit untuk langsung meneguhkan hati membaca buku dengan judul yang dimulai dengan istilah asing, berangkatlah dari kata pengantar. Terlebih Genealogi Hoaks Indonesia membicarakan banyak peristiwa nyata yang mungkin masih meninggalkan kebingungan dalam ingatan. Pilkada DKI 2012, penurunan K.H. Abdurrahman Wahid sebagai presiden, dan penyeretan banyak nama dengan dalih UU ITE menjadi tiga dari banyak kejadian yang coba diikat dalam buku ini dalam menjawab perjalanan kata hoaks diberi arti.

Pengantar buku ini diberikan oleh seorang profesor ilmu budaya yang akan lebih dulu memberikan pondasi kepada pembaca mengenai berbagai paham yang hadir sejak zaman penjajahan di Indonesia. Perlahan seperti mendengar penuturan guru berpengalaman, kita diajak untuk tidak terlalu banyak terkejut mengapa dan bagaimana hoaks mencuat lalu menguat hingga hari ini.

“Dari segi negara yang berkecenderungan sentralistik, hoaks merupakan efek yang tidak terelakkan dari teknologi digital yang bisa mengganggu program-program pembangunan pemerintah.” (hal. xvi)

Serangkaian pengantar wajib hukumnya bagi saya dibaca lebih dulu untuk sebuah buku non-fiksi, apa lagi yang satu ini. Pembukaan ini dimaksudkan agar pembaca untuk mendapat pengetahuan berjenjang dari fenomena umum yang akan dibahas lebih teliti dan mendalam oleh penulis hingga halaman terakhir.

Sumber Gambar: Mojokstore.com

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 September 2021 oleh

Tags: EA BooksGenealogi Hoaks Indonesiareview buku
Aditya Rizka Puspita

Aditya Rizka Puspita

Pelajar yang suka mengarsipkan kegelisahan kepalanya.

ArtikelTerkait

Sebelum Harimu Bersamanya oleh Lya Fahmi: Persiapan Pernikahan Bukan Cuma Cinta dan Uang

Sebelum Harimu Bersamanya oleh Lya Fahmi: Persiapan Pernikahan Bukan Cuma Cinta dan Uang

Sebelum Perempuan Bercinta_ Ajari Perempuan Mengenali Diri dan Punya Kuasa atas Tubuhnya terminal mojok

Sebelum Perempuan Bercinta: Ajari Perempuan Mengenali Diri dan Punya Kuasa atas Tubuhnya

26 September 2021
Kabar Buruk Hari Ini: Perjalanan Seorang Mawa Kresna Selama Menjadi Jurnalis

Kabar Buruk Hari Ini: Perjalanan Seorang Mawa Kresna Selama Menjadi Jurnalis

Yang Tak Kunjung Padam: Kisah Pelajar yang Dicampakkan Negara Saat Menimba Ilmu untuk Negara

Yang Tak Kunjung Padam: Kisah Pelajar yang Dicampakkan Negara Saat Menimba Ilmu untuk Negara

4 Mei 2023
Melawan Nafsu Merusak Bumi : Menggali Makna Ekologis dari Ayat Al-Qur'an dan Hadis

Melawan Nafsu Merusak Bumi: Menggali Makna Ekologis dari Ayat Al-Qur’an dan Hadis

3 Juli 2022
Membaca Salah Satu Buku yang Dibaca Suga BTS, 'Reinventing Your Life' terminal mojok.co

Membaca Salah Satu Buku yang Dibaca Suga BTS, ‘Reinventing Your Life’

10 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.