Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kartun SpongeBob SquarePants di Mata Anak Kecil

Rode Sidauruk oleh Rode Sidauruk
17 September 2019
A A
Andai SpongeBob Jadi Seorang HRD yang Menolak 'Orang Dalam' di Suatu Perusahaan terminal mojok.co

Andai SpongeBob Jadi Seorang HRD yang Menolak 'Orang Dalam' di Suatu Perusahaan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Baru-baru ini, kabar KPI menegur dan memberi sanksi kepada 14 program siaran televisi telah menjadi salah satu yang trending di Twitter, diperkuat dengan kemunculan tagar #BubarkanKPI. Nah, salah satu yang menjadi sorotan masyarakat, termasuk saya, adalah mengapa kartun menghibur seperti SpongeBob SquarePants—salah satu big movie-nya SpongeBob lebih tepatnya—lagi-lagi ditegur juga. Padahal kan, si kuning SpongeBob disajikan untuk anak kecil menemani sarapan sebelum ke sekolah dan makan siang setelah pulang sekolah. Tapi, kok ya malah dianggap bersalah.

Well, ini bukan pertama kalinya, sih, si kuning ini ditegur KPI. Kali ini, katanya—lagi-lagi—salah satu adegan di big movie SpongeBob SquarePants itu ada adegan ‘kekerasan’ yang dilakukan oleh sesama kelinci yang merupakan mamalia darat akan menimbulkan pengaruh buruk kepada anak kecil—sebagai bagian dari ‘mamalia darat’ juga mungkin(?)

Saya sih agak menarik nafas yah membacanya. Saya nggak mau jadi sok-sok kritis atau mendiskreditkan KPI, cuman gimana kalau kita lihat dari sudut pandang anak kecilnya langsung? Atau, wawancarai deh anak kecil yang ada di dekat kalian, entah itu adik, sepupu, keponakan, murid, atau siapalah, dan tanyakan apakah mereka mempermasalahkan—atau sebenarnya mengerti tentang adegan sadis dan mengerikan itu? Atau mereka malah bodo amat yang penting mereka terhibur?

Saya sudah menonton serial Spongebob Squarepants sejak kecil sebelum masuk bangku TK. Dan salah satu kartun yang paling saya suka, yah si kotak kuning berongga ini. Sebagai anak kecil yang belum tahu-menahu dengan coloring rule, saya suka sangat jatuh cinta dengan latar serial ini yang warna-warni. Di TV itu kelihatan enak gitulah dilihat, dengan suara air setiap pergantian scene, serta tokoh dengan dubbing yang lucu dan menghibur.

Hingga masuk ke usia belasan tahun dan sekarang berkepala dua-pun, saya masih menyukai kartun ini dan masih mencarinya di YouTube untuk menjadi salah satu teman bersantai saya kalau butuh hiburan. See? Saya nggak apa-apa tuh setelah nonton puluhan bahkan ratusan episode SpongeBob yang katanya merusak itu.

Saya rasa, hal ini juga berlaku untuk anak-anak kecil lainnya. Percayalah, mereka menonton SpongeBob hanya untuk hiburan. Mereka tak tahu-menahu tentang adegan yang katanya banyak kekerasan dan sadis itu—kalau bukan karena diberi-tahu oleh orang dewasa. Ah, lagian orang dewasa terlalu dalam menganalisis.

Adegan Sandy yang pakai bikini, adanya lambang segitiga illuminati, Plankton suka mencuri, Pearl anak siapa, dan lain-lain yang terlalu dilebih-lebihkan orang dewasa itulah yang sebenarnya memunculkan masalah. Padahal, anak kecil nonton yah nonton aja. Mereka senang dengan hiburan SpongeBob yang bersahabat baik dengan Patrick, SpongeBob yang setia dengan Tuan Krab dan rajin bekerja, atau SpongeBob yang pantang menyerah sampai bisa dapat surat izin mengemudi di bawah laut. Atau mungkin anak kecil tak perlu tahu makna dari SpongeBob, yang penting mereka ada teman—teman menunggu jemputan bis sekolah dan teman pengantar bobok siang.

SpongeBob SquarePants itu target pasarnya anak kecil, lho, yah. Anak kecil yang masih polos dan lugu, yang makan masih disuapin dan ke dapur harus ditemenin. Bukan untuk orang dewasa yang kritis dan suka menganalisis sampai menemukan yang sadis.

Baca Juga:

Patrick Star dalam SpongeBob SquarePants Sebenarnya Orang Kaya yang Pura-pura Bodoh demi Bisa Bahagia

Rekomendasi Tempat Liburan Nataru di Bikini Bottom yang Bisa Dinikmati Bareng Keluarga

Kalau sampai anak kecil tahu SpongeBob tidak baik untuk ditonton karena ada adegan tidak lazim, yah itu karena ulah orang dewasa. Saya rasa, anak kecil di masa pertumbuhannya akan bertanya jika dia penasaran. Dan jika dia bingung mengapa ada adegan yang ‘ganjil’ di pandangannya, dia akan mulai menghujani kita dengan tanda tanya. Di sinilah tugas kita memberi tahu dengan cara yang tepat, bukan melarang mereka melihat tontonan yang seharusnya mereka tonton—apalagi sampai mengalihkannya ke sinetron. Duh, nggak banget, tolong.

Ulah mengkritisi oleh orang dewasa ini memang sudah mewabah sejak lama. Tak hanya SpongeBob SquarePants, ada juga Tom & Jerry, Dragon Ball, dan Naruto yang telah dilarang KPI karena mengandung unsur kekerasan.  Atau Doraemon yang katanya mengajarkan anak untuk mengandalkan orang lain dan bermalas-malasan.

Baiklah, mari kita saksikan satu persatu serial untuk anak kecil lenyap dari layar kaca dan diganti dengan acara lain yang mungkin bagi mereka jauh lebih mendidik. Yah, makanya tak heran hiburan anak kecil sekarang sudah beralih—ya tahulah ya. Miris sih, tapi mau gimana. Anak kecil nggak bisa memilih tontonan untuk usianya dengan bebas. Orang dewasalah yang pada akhirnya menentukan. Sayapun kehilangan. Selamat tinggal, kartun di televisi. Tenang, ada YouTube yang menerimamu. (*)

BACA JUGA Mawang dan Jawaban Atas Penyampaian Rasa Sayang Kepada Orang Tua yang Seringkali Sulit Diungkapkan atau tulisan Rode Sidauruk lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2019 oleh

Tags: adegan kekerasankena tegur kpikpiSpongeBobSpongebob squarepants
Rode Sidauruk

Rode Sidauruk

ArtikelTerkait

13 Tokoh di SpongeBob SquarePants yang Jadi Ikon Bikini Bottom terminal mojok.co

13 Tokoh di SpongeBob SquarePants yang Jadi Ikon Bikini Bottom

2 Januari 2022
Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd terminal mojok.co

KPI Tidak Memberi Sanksi Siaran Atta-Aurel Itu Wajar, kok

8 April 2021
Andai SpongeBob Tinggal di Indonesia, Pasti Lolos Ujian SIM

Andai SpongeBob Tinggal di Indonesia, Pasti Lolos Ujian SIM

18 Februari 2022
Sumber gambar Pixabay

Pelaku Pelecehan Seksual dan para Petinju Andal

9 September 2021
Wacana PNS Naik Gaji Jadi Rp9 Juta: Saran yang Perlu Dipertimbangkan agar Tepat Sasaran kenaikan gaji asn single salary ASN

Wacana PNS Naik Gaji Jadi Rp9 Juta: Saran yang Perlu Dipertimbangkan agar Tepat Sasaran

21 Mei 2023
Meskipun Sering Konyol, Spongebob Pasti Ogah Disuruh Ikutan Until Tomorrow Challenge

Meskipun Sering Konyol, SpongeBob Pasti Ogah Disuruh Ikutan Until Tomorrow Challenge

30 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.