Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jokowi dan Memori Orde Baru yang Masih Membekas

Rohmatul Izad oleh Rohmatul Izad
17 September 2019
A A
orde baru jokowi soeharto mojok.co

orde baru

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seorang teknokrat, gaya kepemimpinan Jokowi tak jauh beda dengan era Orde Baru. Dalam menciptakan kebijakan instrumental pemerintahan misalnya, Jokowi menghidupkan kembali gaya teknokrasi Soeharto dengan konsep “developmentalisme”-nya. Ia memproyeksikan hampir seluruh kebijakan pada orientasi ekonomi pembangunan.

Bedanya, Jokowi hidup di era ekonomi neoliberal atau pasar bebas dan demokrasi populis. Corak pembangunan neoliberal, dengan konsep negara harus terbuka selebar-lebarnya kepada mekanisme pasar, seringkali justru brutal dalam berbagai praktiknya. Ambil contoh misalnya, bagaimana saat ini negara begitu ramah terhadap investasi dan investor, baik asing maupun dalam negeri sendiri.

Kita dapat mengamati, orientasi pasar bebas ini lebih bersifat menguatkan kelas menengah dan tentu saja kaum pemodal. Klaim-klaim kemajuan infrastruktur memang tak bisa diabaikan, tetapi faktanya, puluhan kasus terjadi di mana rakyat menderita dalam skala besar. Mahalan, sebagian berujung pada tragedi berdarah akibat rakyat bersikeras mempertahankan tanah-tanah mereka yang akan digusur.

Peristiwa ini paling tidak, terjadi di bawah kebijakan yang ditandatangani atau dalam hal lain direstui oleh Jokowi. Umumnya, Jokowi membuat sebuah skema makro untuk merancang seluruh kebijakan pembangunan ekonominya. Rakyat kecil, dengan demikian, kurang menjadi pertimbangan dalam menjalankan proyek raksasa berskala besar itu, sehingga banyak rakyat dirugikan secara sepihak.

Dalam orientasi ekonomi pembangunan, Jokowi sebenarnya menjadi pelengkap atau menggenapi proyek-proyek SBY di era sebelumnya, yang memulai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (disingkat MP3EI). MP3EI adalah sebuah pola induk perencanaan ambisius dari pemerintah Indonesia untuk dapat mempercepat realisasi perluasan pembangunan ekonomi dan pemerataan kemakmuran agar dapat dinikmati secara merata di kalangan masyarakat.

Wujud MP3EI ini tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011. Program ini merupakan agenda besar yang dicanangkan di era SBY. Selanjutnya percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ini akan didukung penuh berdasarkan potensi demografi dan kekayaan sumber daya alam, serta dengan keuntungan geografis masing-masing daerah.

Namun banyak proyek-proyek tidak selesai di era SBY dan keberadaan Jokowi saat ini adalah pelengkap dari kisah proyek-proyek yang mangkrak itu. Tentu saja untuk kemudian digenapi Jokowi dengan kisah barunya yang berujung pada “keberhasilan”.

Jelas, gaya teknokrasi di bawah pemerintahan Jokowi sekarang ini terlihat relatif lebih solid dan fair. Karena melibatkan hampir semua elemen dan sumber daya; seperti peran intelektual, birokrat, militer, kaum akivis, sampai tokoh agama. Beda dengan era Orde Baru, di mana peran militer jauh lebih mendominasi. Bahkan, banyak aktivis yang kritis kala itu dibungkam, para intelektual ditutup mulutnya dan juga sedikit sekali peran tokoh agama.

Baca Juga:

Kuli Bangunan Curang Bikin Pemilik Rumah Rugi Besar, Material Bangunan hingga Upah Dimanipulasi Semua

Blora Bukan Cuma Cepu, Sudah Sewajarnya Kecamatan Lain Diperhatikan agar Tak Merasa Jadi Anak Tiri!

Ini menunjukkan bahwa betapapun ingatan kita masih sangat tajam tentang memilukannya gaya kepemimpinan era Orde Baru kala itu, Jokowi dapat menbuktikan bahwa teknokrasinya lebih “pastisipatif” dan “populistik”. Artinya, Jokowi mampu meredam kesan otoritarianisme dengan melibatkan berbagai elemen yang juga ikut serta dalam menjalankan roda pemerintahannya.

Meski demikian, jika melihat dari sudut implementasi ekonomi pembangunannya, seperti proyek infrastruktur dan pembangunan yang lain, ada semacam kesan yang begitu jelas di mana rakyat terdampak jarang sekali dilibatkan. Fakta ini pada gilirannya dapat melegitimasi satu pandangan bahwa ternyata gaya teknokrasi Jokowi secara otomatis bisa dan punya watak meng-eksklusi.

Akibat terlalu fokus pada kebijakan “devolopmentalisme”nya, seperti Orde Baru, Jokowi terkesan abai terhadap orientasi ekonomi seperti Kedaulatan Pangan dan ekonomi berbasis rakyat. Justru yang terlihat agaknya berorientasi pada akumulasi dan ekonomi yang melahirkan konglomerasi, bukan distribusi dan orientasi anti-kapitalisme oligarkis.

Setiap kebijakan yang kurang berpihak kepada rakyat haruslah dikoreksi. Dalam bahasa lain, gaya teknokrasi Jokowi yang mungkin berlebih-lebihan harus diredamkan, atau kalau perlu dihentikan jika memang sama sekali tak berpihak pada rakyat kecil. Kita dan rakyat secara luas, juga perlu menjinakkan keliaran nafsu akumulasi para pengusaha dan pejabat parpol di sekitar Jokowi.

Kita tidak boleh menjadi pelindung bagi kepentingan-kepentingan mereka, yang tentunya akan semakin menyengsarakan rakyat kecil ke dalam krisis. Juga, kita harus mampu meredam ekses kebijakan Jokowi. Jika membatalkan skema makro ekonomi yang neoliberal itu tak bisa dilakukan, maka cara lainnya adalah selalu mengawal setiap kebijakan Jokowi agar lebih fokus pada rakyat kecil dan memihak mereka yang tertindas.

Orang-orang disekitar Jokowi juga beragam, mereka para politisi, pemodal dan oligarkis. Tak jarang juga, mereka adalah orang-orang yang tak henti-hentinya berpikir tentang kepentingan diri sendiri dan kelompoknya. Maka menjadi tugas kita semua, sebagai rakyat kecil, untuk selalu mengawal dan bersikap kritis terhadap pemerintah. Tidaklah mungkin membiarkan begitu saja suatu kebijakan, jika kebijakan itu tidak berpihak kepada rakyat dan naasnya justru menguntungkan para pengusaha.

Terakhir, kita perlu membangun sebuah gagasan filsafat ekonomi-politik secara kolektif, baik pada level pemerintahan paling bawah sampai ke pusat. Yakni, sebuah kekuasaan politik yang berorientasi pada pemerataan, kemakmuran, kesejahteraan, dan mampu menciptakan suasana kebahagiaan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dan, mendorong pemerintah agar selalu bersikap adil dan amanah. (*)

BACA JUGA RUU KPK Adalah Bukti Betapa Progresifnya DPR dan Presiden Kita atau tulisan Rohmatul Izad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2019 oleh

Tags: ekonomiJokowikpkorde barupembangunanSBY
Rohmatul Izad

Rohmatul Izad

Dosen Filsafat di IAIN Ponorogo.

ArtikelTerkait

Daripada Blusukan Daring, Gibran Rakabuming Mending Lakukan Hal yang Lebih Wangun kaesang pilkada jokowi terminal mojok.co

Jika Gibran dan Kaesang Layak Menjadi Politisi, Itu Karena Hasil Survei

6 Agustus 2019
Jokowi Sebaiknya Turun Mendamaikan Babarsari, ketimbang Ngurusin Putin yang Ngeyelan

Jokowi Sebaiknya Turun Mendamaikan Babarsari, ketimbang Ngurusin Putin yang Ngeyelan

5 Juli 2022
karya fiksi UT kuliah ekonomi kuliah sastra kuliah online mahasiswa s-1 dan s-2 Sebagai Penulis, Saya Sering Disangka Romantis dan Bisa Menjadi Sekretaris kuliah online

Cabut Kuliah Ekonomi, Masuk Sastra, eh Malah Ingin Jadi Pengusaha

13 Juli 2020
mural represi residu orde baru mojok

Orde Baru di Mata Anak Muda: Benarkah Mereka Ingin Orde Baru Bangkit?

17 Desember 2022
alasan jokowi tunjuk prabowo jadi pemimpin proyek food estate pulang pisau kalimantan tengah mojok.co

Prabowo Ditunjuk Urusi Food Estate: Memahami Kebijakan Jokowi yang Kerap Tak Tertebak 

24 Juli 2020
pilpres 2024

Kapan Waktu yang Tepat untuk Bicara tentang Pilpres 2024?

10 Desember 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.