Kalau boleh memilih, dari sekian banyak kuliner Indonesia yang berkuah, saya sangat menyukai hidangan soto apa pun jenis variasinya. Mau itu soto santan atau bening, pakai daging ayam atau sapi, berasal dari Betawi, Bogor, Lamongan, Madura, Banjar, dan lain sebagainya. Soto adalah kuliner berkuah terbaik menurut saya.
FYI, soto yang hari ini dikenal sebagai panganan khas Indonesia ternyata adalah makanan hasil akulturasi budaya Tionghoa. Dikutip dari Tirto.id, soto berasal dari bahasa Mandarin dialek Hokkian yang disebut cau do, jao to, atau chau tu yang memiliki arti daging/jeroan dengan rempah-rempah.
Well, memang banyak, sih, makanan khas kita yang berasal dari Tionghoa, lalu “dinaturalisasi” menjadi lebih lokal. Karena makanan Tionghoa identik dengan menggunakan daging babi, maka masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim mengutak-atik makanan tersebut agar lebih aman dikonsumsi.
Dalam tulisan ini, saya akan membahas salah satu soto yang terkenal di sekitar Jabodetabek. Soto tersebut adalah soto mie. Soto mie, dibandingkan soto-soto pada umumnya memang punya pembeda yang amat khas, yaitu mie telor yang ada di dalamnya. Berbeda dengan soto-soto lain yang paling banter pakai bihun/soun.
Jelas lah ya, makanya disebut soto mie. Nah, soto mie yang dikenal banyak orang adalah soto mie asal Kota Hujan, yakni Bogor. Tetapi, soto mie justru juga ada versi lain dan nggak kalah enak, soto mie tersebut adalah khas Betawi. Bukan soto Betawi yang pakai santan loh ya, tapi beneran soto mie.
Memang betul, soto mie Betawi popularitasnya agak kurang dibandingkan dengan soto mie Bogor, tapi kadang-kadang kalau ketemu suka banyak yang nggak tahu perbedaannya. Nggak bisa disalahkan, sih, karena balik lagi soal popularitas tadi. Sebagai orang yang sudah mencicipi keduanya, alhamdulillah juga bisa membedakan, saya akan kasih tahu perbedaan dari masing-masing dua soto mie tersebut.
Pertama, sekilas isinya sama, tapi ada perbedaan yang sebenarnya sangat tipis-tipis di dalamnya. Memang sama-sama pakai tomat, risol, bihun, dan kentang. Namun ada beberapa isian yang berbeda sekali antara soto mie Bogor dan Betawi. Soto mie Bogor lebih sering menggunakan kikil/tunjang/kaki sapi. Tekstur kenyal dari bahan tersebutlah yang menjadi ciri khas dari soto mie Bogor.
Sementara soto mie Betawi lebih sering pakai daging sapi bagian sandung lamur. Daging bagian sekitar dada, agak di bawah ketiak. Orang Betawi lebih demen sama daging sapi ketimbang pakai kakinya. Oh iya, soto mie Betawi juga menggunakan lengkuas dalam campuran bumbu yang membuat aromanya agak berbeda. Selain itu, saya jarang menemukan soto mie Betawi pakai emping.
Kedua, warna kuahnya. Soto mie Bogor dan Betawi memiliki warna yang berbeda jika kamu mau lebih fokus melihatnya. Kuah soto mie Bogor itu agak kemerahan dan lebih oily, sebab menggunakan bumbu dan cabai merah yang pekat. Soto mie Betawi nggak begitu, kuahnya lebih simpel dan lebih bertumpu pada kuah kaldu dari daging. Makanya, kalau kamu makan yang khas Bogor, mulut pasti agak berminyak dan terasa pedas.Â
Ketiga, karena popularitasnya, soto mie Bogor lebih gampang ditemukan dibandingkan soto mie Betawi. Soto mie Bogor bisa ditemukan di mana saja karena mereka jualan menggunakan gerobak dan keliling. Sementara soto mie Betawi jarang yang begitu, susah ditemukan dan paling bukanya kedai atau rumah makan.
Kira-kira itulah tiga perbedaan antara soto mie Bogor dan Betawi. Kalau kamu nemu yang gerobakan, jelas itu khas Bogor. Kalau rumah makan? Antara Bogor atau Betawi, sih, wqwqwq. Kalau kamu, lebih suka soto mie yang mana? Jangan-jangan malah nggak suka keduanya? Wqwqwq.
Sumber Gambar: YouTube Hareni Agustina
BACA JUGA Lima Kuliner Khas Bogor yang Nggak Dinotice oleh Banyak Orang dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.