Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Hal Baru yang Saya Temukan setelah Menikah dengan Orang Minang

Nazila Zubair oleh Nazila Zubair
26 Juli 2021
A A
orang minang gegar budaya culture shock minangkabau mojok

orang minang gegar budaya culture shock minangkabau mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya seorang perempuan Bugis. Sejak 13 tahun yang lalu, saya menikah dengan lelaki dari etnis Minangkabau, Sumatera Barat. Selama pernikahan itu, banyak kejutan yang saya temukan. Budaya orang Minang yang berbeda bikin saya terkejut alias cultural shock. Mau tidak mau, saya harus beradaptasi.

Disclaimer dulu ya, ini bukan dalam rangka menjelekkan orang Minang. Justru tulisan ini memberikan pengetahuan buat kalian yang kepikiran menikah dengan orang suku lain. Tradisi dan budaya suku atau daerah lain perlu dipahami agar bisa membuat kita saling memahami. Indonesia kan kaya akan suku dan budaya, kalau nggak saling mengerti dan memahami, terus buat apa kekayaan itu dibanggakan, ya nggak?

Berikut beberapa perbedaan yang saya temukan.

Kebiasaan makan dan memasak yang berubah total

Pertama, kebiasaan saya makan ketan pakai kelapa parut yang diberi garam sedikit atau ketan pakai ikan asin dan sambal. Di Minang, orang makan ketan pakai pisang goreng dan durian/duren. Saya makan pisang goreng pakai sambal atau pisang goreng pakai campuran margarin dan gula pasir diaduk jadi pasta. Ini yang aneh siapa sebenarnya?

Kedua, di Minang, minuman teh itu dibuat dengan cara bubuk teh dimasak bersama air dan gula sampai mendidih, lalu disaring. Kebiasaan saya teh itu dimasukkan ke saringan, disiram air panas di gelas berisi gula. Tinggal aduk, minum.

Ketiga, penggunaan ulekan. Di kampung saya, untuk ulekan kami memakai lesung batu yang dalam. Di kampung suami, ulekan yang dipakai adalah yang datar kayak buat gado-gado dan anak batunya oval kayak buah mangga. Sementara, saya terbiasa menggiling cabe atau bumbu masak dengan ditumbuk.

Keempat, olahan daun-daunan. Bagi saya daun kunyit itu ya hanya daun. Di Minang, daun kunyit itu ya bumbu dapur untuk masak gulai dan rendang, campuran untuk telur dadar dan Indomie. Demikian juga daun jeruk, dan daun-daun lainnya bisa menjadi bumbu masakan, kecuali daun pintu.

Kelima, penggunaan jenis cabe. Sebelum menikah, saya hanya mengenal cabe rawit setan dan lombok besar warna merah dan hijau. Di Minang, cabe harus keriting, mereka tak terima cabe yang di-rebonding.

Baca Juga:

4 Hal yang Wajar di Bogor, tapi Tidak Lumrah di Jakarta

Culture Shock yang Dirasakan Orang Banyumas Ketika Merantau di Pasuruan: Sudah Siap Batin Kena Mental Logat Jatim, eh Justru Sebaliknya

Perlakuan ke anak dan peran suami yang jauh lebih besar

Pertama, anak saya dianggap anak oleh saudara-saudara suami. Saat anak saya lahir, di keluarga saya, anak itu ya anak kandung saya, dan keturunan saya. Saudara-saudara saya ya menganggapnya hanya keponakan saja. Di Minang, beda tradisi. Anak saya itu ya anak mereka. Jadi kalau anak saya menikah nanti, ya itu anak mereka yang akan menikah. Saya hanya sekadar sebagai ibu kandung saja.

Kedua, peran suami yang lebih besar. Suami saya tak hanya jadi ayah anak saya, tapi juga saudaranya. Di Minang, peran suami jadi lebih besar, jadi bapak bagi seluruh keponakannya.

Jenis panggilan atau sapaan

Pertama soal sapaan kepada keluarga. Di kampung saya, cukup saya menggunakan panggilan om/tante bagi saudara ibu atau bapak saya yang laki-laki atau perempuan. Sementara anak saya yang berayah seorang Minang jauh lebih repot memanggil om/tante nya dari pihak suami saya. Dia harus menghafal nama atau panggilan untuk omnya yang nomor dua, tantenya yang nomor tiga, omnya yang nomor empat, dan tantenya yang nomor lima.

Lalu bagaimana dengan kakek dan neneknya? Ya, pasti berbeda juga. Kakeknya dipanggil Kakek Atuk, neneknya dipanggil Iyak. Ibunya Nenek juga beda. Ada yang dipanggil Uci’ dan Inyiak. Oleh karena saya tidak cukup sering mudik, sampai saat ini saya sering lupa nama sapaan itu.

Kedua, penggunaan gelar suami. Bayangkan, ibu saya mengenal nama suami saya dengan nama aslinya. Lalu, setelah ia menjadi mertua dari suami saya, ibu saya tak boleh lagi memanggil suami saya dengan nama aslinya tapi harus dengan gelar. Ketika ibu saya keceplosan memanggil nama asli, tentu itu pelanggaran bagi suami dan keluarga besarnya. Repotnya bagi ibu saya yang sering lupa, saya pun harus sering-sering memberi kode keras untuk ibu dan bapak saya saya saat mereka ingin memanggil menantunya itu.

Panggilan uni

Bersuamikan orang Minang, Anda otomatis akan dipanggil uni. Ketika saya berkunjung ke pasar, saya dan suami pasti berjumpa dengan perantau Minang. Pedagang yang bercakap-cakap dengan suami saya menggunakan bahasa Minang spontan menyapa saya dengan panggilan “uni”. Otomatis. Di lapak berikutnya lanjut uni lagi, uni lagi.

Bagi orang Minang, bersuamikan orang Minang ya harus langsung lebur dengan budaya mereka. Jadi, sebagai istri Anda harus menjadi pembelajar cepat untuk menyesuaikan diri dalam budaya itu, termasuk kalau Anda dipanggil uni-uni di jalan.

Beras

Saya yang terbiasa makan aneka beras sejak menikah tak dapat lagi menikmati kepulenan nasi-nasi lain. Yang ada hanya beras pera. Ketika ke pasar, orang hanya tahu bahwa beras pera itu dijual khusus untuk pedagang nasi goreng. Ketika saya beli dengan alasan untuk konsumsi makan setiap hari, mereka kaget. Dikira saya pedagang nasi goreng.

Beras pera itu teksturnya keras, dan ketika Anda masuk di RM Padang ya nasinya pasti nggak nempel-nempel amat kayak prangko tapi biasanya agak berserak-serak tapi tidak selekat si pulen. Namun, ada juga RM Padang yang mau mengakomodir selera orang-orang di luar Minang dengan cara mencampur si pulen dan si pera. Nah, kalau di rumah saya ngga ada toleransi, ya harus si pera saja.

Ini baru satu lelaki Minang. Barangkali akan ditemukan kejutan-kejutan lain yang berbeda jika Anda bersuku di luar Minang kebetulan menikah dengan lelaki Minang lainnya. Tapi, saya yakin, suku lain pun punya hal-hal mengejutkan yang bikin orang lain kaget.

BACA JUGA Panduan Pesan Makan di RM Padang Pakai Bahasa Minang. Terminal Mulok #08

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2021 oleh

Tags: culture shockIstriKeluargaminangkabauNusantara Terminalorang bugisorang minangperan suamisuami
Nazila Zubair

Nazila Zubair

ASN.

ArtikelTerkait

Lampung Bukan Tempat Merantau untuk Orang Lemah

Lampung Bukan Tempat Merantau untuk Orang Lemah

11 Januari 2025
Solaria: Restoran Family Friendly yang Tahan Diguncang Pesaing

Solaria: Restoran Family Friendly yang Tahan Diguncang Pesaing

17 Juli 2022
Culture Shock Orang Sidoarjo yang Merantau ke Tulungagung: Kopi kok Ijo?

Culture Shock Orang Sidoarjo yang Merantau ke Tulungagung: Kopi kok Ijo?

17 September 2023
Nasi Goreng kok Lemes? Culture Shock yang Saya Rasakan di Magelang

Nasi Goreng kok Lemes? Culture Shock yang Saya Rasakan di Magelang

26 Agustus 2023
4 Tipe Orang yang Nggak Cocok Liburan ke Surabaya Mojok.co bandung

Culture Shock Warga Bandung ketika Menjadi Arek Suroboyo: Motoran Pake Sarung? Nasi Goreng Merah?

27 Juni 2025
Beberapa Hal yang Harus Diketahui Sebelum Kuliah, Menangis, dan Tertawa di Palangka Raya terminal mojok

Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Kuliah, Menangis, dan Tertawa di Palangka Raya

10 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.