Jujur saja, saya merasa sedikit kecewa setelah selesai menyaksikan drakor tvN My Roommate Is a Gumiho. Kekecewaan tersebut tentunya bukan dari aktris utamanya, Lee Hyeri, yang juga berperan sebagai Deok-sun di Reply 1988. Drama yang baru selesai 15 Juli kemarin itu tidak meninggalkan kesan yang mendalam karena memang semuanya terasa biasa saja.
Hyeri memang jadi cinta pertama saya kepada aktris Korea, namun di drakor ini saya tidak bisa menemukan pengalaman menyenangkan menonton dirinya seperti di Reply 1988. Memang, sih, drama yang berlatar di tahun 80-an itu berada di level god tier dan susah dibandingkan dengan drama lain, tapi sayang sekali tidak ada perasaan senang yang sama saat menonton Hyeri beradu peran dengan Jang Ki-yong.
Dari kekecewaan terhadap ceritanya, apalagi terhadap hubungan Lee Dam dengan eoreushin-nya, saya malah senang dengan hubungan teman mereka berdua, Do Jae-jin dan Yang Hye-sun. Pasangan yang di awal-awal episode tidak saya duga bisa menjadi couple yang cocok dan jauh lebih menggemaskan dibanding pasangan utamanya, Lee Dam dan Shin Woo-yeo.
Sekilas mengenai aktor dan aktris yang memainkan Jae-jin dan Hye-sun, mereka berdua sudah pernah beradu akting di Start-Up. Meski jarang terlihat berinteraksi berdua, banyak warganet yang memasangkan mereka berdua di drama tersebut. Sayangnya, kapal mereka tidak pernah berlayar.
Sepertinya tvN mendengar keluh kesah para penonton dan memasangkan mereka berdua kembali dalam My Roommate Is a Gumiho dan menjadikan mereka couple. Tak disangka, mereka berdua menjadi pasangan yang uwu~
Ini, loh, alasan-alasan kenapa mereka itu lebih cocok menjadi pasangan utama di drama itu.
#1 Memulai semuanya dengan pelan
Interaksi pertama Hye-sun dengan Jae-jin terjadi saat mereka dipasangkan sebagai couple di salah satu mata kuliah. Di matkul itu, mereka sedang membahas pola komunikasi antarmanusia dan sang dosen menyuruh tiap mahasiswanya berpasangan, lalu pergi kencan berdua untuk saling menilai satu sama lain. Tak disangka dari situ adalah langkah awal mereka membangun hubungan.
Semenjak itu, mereka berdua akhirnya terlibat di banyak percakapan bersama. Jae-jin yang baru saja terlepas dari mantannya yang toxic, kembali mencoba untuk merasakan rasanya jatuh cinta. Di sisi lain, Hye-sun yang sudah hidup ratusan tahun saat masih menjadi gumiho, sudah paham dengan gerak-gerik laki-laki. Ia pun bisa dibilang sebagai orang yang skeptis terhadap percintaan.
Berkat pendekatan mereka berdua yang dijalankan dengan perlahan dan hati-hati, Hye-sun berhasil dibuat luluh oleh Jae-jin yang memperlakukan Hye-sun sangat baik. Wanita itu tidak pernah mendapatkan perhatian dan perilaku seperti ini sebelumnya, sehingga ini menjadi hal yang baru bagi dirinya. Kebaruan itu pula yang membuat ia tertarik untuk mengetahui Jae-jin lebih dalam.
Tidak ada unsur pemaksaan dalam hubungan mereka. Semuanya berjalan lancar karena masing-masing dari mereka membawanya pelan-pelan, hingga pada puncaknya di episode 15. Kedua pihak saling memaklumi kekurangan masing-masing dan saling mengatakan kalau tidak menyukai suatu hal.
#2 Jae-jin paham akan artinya ‘consent’
Jae-jin paham betul akan arti dari “consent”, di mana harus ada kesepakatan antar-dua pihak jika ingin melakukan sesuatu. Tidak seperti mantan penyiar radio yang bertato itu. Eh? Jae-jin bahkan malu-malu untuk memegang tangan Hye-sun karena dia takut timbul perasaan tidak enak pada dirinya.
Sebelumnya, Jae-jin sempat mengira kalau ia terlibat one night stand dengan Hye-Sun. Akibatnya, ia merasa tidak enak karena mereka melakukannya tanpa kesadaran masing-masing (saat itu mereka sedang mabuk). Hal itu menjadikan Jae-jin memilih untuk menahan gerak-geriknya di hubungan tersebut dan baru akan mencium Hye-sun kalau sudah dapat izin.
Ini sangat berbeda dengan pasangan utama drakor ini, Woo-yeo dan Lee Dam. Ada satu adegan saat Woo-yeo nyosor langsung mencium bibir Lee Dam karena sedang membutuhkan energi untuk kebutuhan dia sebagai gumiho. Itu saja dia seperti memaksa gitu dan akhirnya Lee Dam tidak suka dan langsung melepaskan dirinya dari ciuman tersebut.
Benar-benar bukan gambaran couple utama. Ckckck.
#3 Jauh lebih menggemaskan
Berkat pendekatan yang pelan-pelan, Jae-jin dan Hye-sun terlihat lebih menggemaskan dan enak diikuti jalan ceritanya. Pada cerita couple utama, Lee Dam terlihat sangat agresif di hubungan dia dan Woo-yeo. Terlebih lagi, masalah marble milik Woo-yeo membuat hubungan mereka menjadi seakan lebih kompleks. Padahal, ya, cuma berputar di situ-situ saja.
Jae-jin dan Hye-sun yang lempeng-lempeng saja dalam dalam membangun hubungan, membuat mereka jadi sering memunculkan berbagai interaksi yang lucu dan menggemaskan. Apalagi jika Hye-sun sudah salah mengartikan sebuah majas dan Jae-jin mencoba untuk mengoreksinya.
Keputusan mereka untuk “berpacaran” agar mendongkrak nilai akhir juga menjadi salah satu daya tarik dari hubungan ini. Ada momen di mana Hye-sun geram akan anggapan orang-orang yang menyebutkan kalau hubungan asmara dia dengan Jae-jin hanya semata-mata untuk nilai, lalu merespons dengan menjadi lebih manja dan sering glendotan sama pacar bohongannya itu. Jae-jin-nya, sih, suka-suka aja. Jadi makin gemes.
Sumber Gambar: YouTube iQIYI K-Drama
BACA JUGA Penyakit Time Jump di Drama Korea yang Sebetulnya Nggak Perlu-perlu Amat dan tulisan Endrapta Ibrahim Pramudhiaz lainnya.