Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Papua Barat Bagian dari Majapahit Itu Narasi Nasionalis Romantik yang Keliru

Zahra Amalia oleh Zahra Amalia
9 September 2019
A A
papua barat majapahit

papua barat majapahit

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu argumen tentang mengapa Papua Barat tidak boleh berpisah dari Indonesia adalah karena wilayah itu sudah jadi bagian dari Indonesia sejak “dulu kala.” Beserta argumen itu kerap dicantumkan pula peta Majapahit serta daerah di bawah pengaruhnya–-termasuk Papua Barat-–yang dinarasikan sebagai “batas Indonesia dulu” sebagai justifikasi batas negara Indonesia kini. Tapi itu hanya narasi nasionalis romantik yang keliru.

“Peta Majapahit” yang tersebar ini dibuat berdasar kutipan Negarakertagama, sebuah kakawin atau syair berbahasa Jawa kuna, yang menyebutkan sebaran ‘vassal states’ atau ‘tributary’ Majapahit pada puncak kejayaannya di abad XIV. Yang perlu dicatat vassal states atau tributary bukanlah daerah kekuasaan Majapahit. Tentu keliru memandang daerah-daerah tersebut dengan kacamata “negara berkedaulatan” dan “batas negara” modern masa kini.

Vassal states atau tributary memang berada di bawah pengaruh Majapahit yang berpusat di Jawa Timur modern, mungkin mereka berdagang dengan Majapahit, atau turut berkontribusi dalam peperangan dan pertahanan, dan lain-lain. Tapi sekali lagi, mereka tidak mutlak tunduk pada Majapahit.

Memahami hubungan antara Majapahit dan vassal statesnya butuh kacamata untuk melihat “pusat” dan “power” melalui konsep Mandala. Mandala yang dalam Bahasa Sanskerta berarti “lingkaran” merupakan sebuah konsepsi spiritual Hindhu-Buddha. Kedigdayaan Majapahit amat bergantung pada karisma personal pemimpinnya–-entah sosok Hayam Wuruk atau Mahapatih Gajah Mada–-dan kemampuan mereka untuk meletakkan diri sebagai representasi Majapahit di pusat Mandala tersebut.

Hubungan Majapahit dan vassal statesnya bukanlah hubungan hierarkis yang asimetris, tapi merupakan hubungan horizontal yang berdasar kesetiaan pada sosok Hayam Wuruk atau Gajah Mada sebagai pusat Mandala. Karisma kedua tokoh tersebutlah yang membuat keduanya mampu meletakkan berbagai daerah di sekitar Majapahit dalam sphere of influencenya serta memanfaatkan kesetiaan daerah-daerah itu untuk berbagai kepentingan politis Majapahit.

Sphere of influence Majapahit tentu tidak statis namun  bisa melebar seperti saat puncak kejayaannya di bawah Hayam Wuruk dan Gajah Mada, dan menyurut seperti di abad XV pasca wafatnya kedua tokoh tersebut. Dengan berkembangnya Kerajaan Malaka dan ekspansi Kekaisaran China misalnya, daerah-daerah di bawah pengaruh Majapahit tersebut mulai ‘berpaling’ dan mandiri dari ketergantungannya dengan Majapahit. Selain itu, perang sipil perebutan tahta sepeninggal Hayam Wuruk semakin menegaskan lunturnya Mandala Majapahit.

Konsepsi negara modern, atau yang sering disebut ‘Westphalian system’ dicirikan oleh kejelasan batas negara, kedaulatan negara, dan pengakuan negara lain atas kedaulatan dan batas negara tersebut. Jadi jelas bahwa konsep sphere of influence Majapahit berbeda dengan konsep batas negara berdaulat modern Indonesia.

Tentu keliru untuk menjustifikasi Papua Barat sebagai bagian dari Indonesia karena sudah menjadi “bagian Indonesia” sejak dulu. Meskipun pusat kerajaan Majapahit dulu ada di area Indonesia modern, Negara Indonesia jelas merupakan entitas politik yang berbeda dengan Kerajaan Majapahit. Yang ada sekarang adalah narasi politik nasionalis romantik, yang membuat kejayaan Majapahit seakan jadi kejayaan Indonesia yang harus diraih lagi. Hal ini melanggengkan motto “NKRI harga mati” dan membutakan diri pada adanya konflik internal dalam negara seperti yang sedang terjadi di Papua Barat saat ini.

Baca Juga:

Trowulan, Daerah di Mojokerto yang (Hampir) Tak Mungkin Kena Banjir

Merasakan Slow Living di Nabire, Ibu Kota Provinsi Papua Tengah yang Cukup Menguras Kantong

Pemahaman bahwa semua warga Indonesia adalah bagian dari NKRI yang katanya harga mati harus dibarengi dengan kesadaran bahwa semua warga negara harus diperlakukan secara adil dan dihargai kemanusiaannya.(*)

Bibliografi

Colless, B. E. (1975). Majapahit Revisited. Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, 48(2), 124-161.

Noorduyn, J. (1978). Majapahit in the Fifteenth Century. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 134(2/3), 207-274.

Tucci, G. (1961). The Theory and Practice of the Mandala. Chelmsford, MA: Courier Corporation.

Wolters, O. W. (2000). History, Culture and Religion in Southeast Asian Perspectives. Singapore: The Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS).

BACA JUGA Masalah Papua Merupakan Urusan Dalam Negeri Indonesia atau tulisan Zahra Amalia lainnya. Follow Twitter Zahra Amalia.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2021 oleh

Tags: majapahitpapuapapua barat
Zahra Amalia

Zahra Amalia

PhD Student in Sociology @UCSanDiego | @pssatugm | Political Sociologist l Social Movement - Political Party Strategy & Repertoire, Southeast Asia

ArtikelTerkait

Begini Rasanya Jadi Orang Batak Keturunan Jawa Berwajah Timur terminal mojok

Begini Rasanya Jadi Orang Batak Keturunan Jawa Berwajah Timur

23 Maret 2021
#blacklivesmatter rasisme papua kyrie irving mojok

Gerakan #Blacklivesmatter dan Benih Rasisme yang Jarang Kita Sadari

8 Agustus 2020
jadi musisi

Jadi Musisi Itu Lebih Menjanjikan Daripada Jadi Presiden

19 September 2019
ranggalawe bendera majapahit berdiri tahun 1293 M bonek bondho nekat mentalitas asal-usul surabaya sejarah madura menakjingga mojok

Surat dari Menakjingga: Semua Ini karena Ratu Ayu Kencana Wungu Ingkar Janji

22 Agustus 2020
siapa di balik insighID

Siapa di Balik InsightID: Manipulasi Platform untuk Manipulasi Informasi

8 Oktober 2019
Saya Terlahir sebagai Anak Papua dan Saya Mensyukuri Banyak Hal terminal mojok.co

Saya Terlahir sebagai Anak Papua dan Saya Mensyukuri Banyak Hal

17 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Saya Sudah Menyerah Recook Resep Viral TikTok dan Instagram. Mending Beli, Jelas Lebih Murah dan Enak!

Saya Sudah Menyerah Recook Resep Viral TikTok dan Instagram. Mending Beli, Jelas Lebih Murah dan Enak!

6 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.