Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Musik

Lagu-lagu yang ‘Dianggap’ Emo yang Bikin Orang Suka sama Emo

Muhammad Sabilurrosyad oleh Muhammad Sabilurrosyad
3 Juli 2021
A A
Lagu-lagu yang ‘Dianggap’ Emo yang Bikin Orang Suka sama Emo terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Mengingat kembali ada era ketika remaja Indonesia mengadopsi suatu gaya dan tren baru yang dinamakan emo. Kalau nggak salah tahun 2010-an? Pada saat itu, saya ingat gimana teman-teman sebaya mengadopsi sebuah tren baru, sebuah gaya di mana rambut poni panjang miring, lalu HP dipenuhi foto dan wallpaper berisi gambar pasangan emo yang kadang disisipin kata-kata ekspresi serupa depresi putus cinta dan semacamnya. Waktu itu, saya belum tahu kalau ternyata emo bukan sekadar gaya rambut atau fashion, tapi ternyata berhubungan dengan musik. Misalnya, Kangen Band atau Vierra. Eh? Bercanda, kok.

Setelah dewasa, saya pun sebenarnya baru menyadari kalau dulu ternyata termasuk anak emo, tapi terbatas pada selera musik saja, nggak menular ke selera fashion atau selera wallpaper HP. Dulu, saat awal-awal menyukai beberapa lagu Amerika, secara nggak sadar ternyata lagu-lagu yang saya suka itu terklasifikasi dalam genre yang sama, pop punk. Loh, kok pop punk? Nah, ternyata pop punk dan emo ini punya hubungan tak terpisahkan. Meski kadang suka malu-malu nggak mengakui, baik dari fansnya maupun para musisinya, secara realita banyak lagu dari band-band pop punk ini menjadi gerbang dari banyak orang untuk masuk kedalam tren emo. Bahkan, kebanyakan lagu-lagu ikonik dari label emo yang ada di Spotify sebagian besar berasal dari band-band pop punk. Nah, jadi saya anak emo dong dulu?

Hanya saja, saya tetap tak mengerti apa itu emo, baik itu dulu maupun sekarang. Yah mungkin sekarang sedikit-sedikit paham, tapi nggak berani mengklaim memahami sepenuhnya. Gara-gara ini, saya penasaran dan akhirnya berdiskusi dengan teman saya yang memang pencinta musik rock, yang termasuk mengikuti tren emo saat itu. Hal yang paling mengganjal adalah sebenarnya gimana musik emo itu? Karena band-band yang sering dihubungkan dengan emo justru erat kaitannya dengan band-band bergenre seperti pop punk, power pop, metalcore, post-hardcore, hingga alternative rock.

Pada akhirnya, kami sama-sama bingung dan cuma bisa menerka-nerka saat membahas musikalitas. Tapi ada satu hal yang kami sepakati dan rasanya valid kalau tren emo saat itu membuat beberapa band dengan genre yang sudah disebut tadi, secara kolektif memasukan elemen tertentu—di mana entah sengaja atau nggak—yang membentuk benang merah yang membuat mereka dilabeli sebagai emo. Toh, akhirnya mereka pun sering dianggap satu circle permusikan.

Menurutnya, dari segi nada musik-musik yang dianggap emo punya keunikan tersendiri. Ada elemen mellow tersendiri, tetapi tetap up beat dengan hentakan ala rock. Sesuai dengan namanya, emo sering dianggap sebagai emotional music. Jadi kesannya nangis sambil teriak dan marah-marah, dan itu bisa melepaskan beban emosionalnya. Kombinasi nada yang gloomy dan sad dipadukan dengan distorsi dan hentakan yang up beat hanya ada di wave emo ini. Jadi benar-benar bikin anak muda yang ingin marah, meluapkan kekecewaan merasa relate banget. Dari segi lirik pun terasa mewakili anak muda karena kebanyakan bercerita soal patah hati, permasalahan tongkrongan, broken home, bahkan depresi.

Pada akhirnya saya berkesimpulan membedah emo itu rumit, butuh tulisan yang panjang banget. Biar serahkan pada ahlinya, siapa tahu ada yang mau bikin artikel khususnya. Sementara itu, saya akan ikut-ikutan orang-orang dan media pada umumnya saja, ikut-ikutan stereotip yang ada karena jujur saja, deh, semua orang melakukannya dan bodo amat juga, kan?

Berdasarkan obrolan tadi, saya bisa paham kenapa beberapa lagu ini dianggap sebagai gerbang yang membuat orang suka pada musik yang dianggap emo.

My Chemical Romance – Helena

Bagi anak emo, hampir mayoritas akan menganggap MCR sebagai gerbang utama—bahkan ikonnya—meskipun MCR sendiri nggak sudi dianggap emo. Khususnya lagu “Helena” yang secara gaya, lirik, dan nada terdengar progresif. Lagu ini sangat menunjukan tentang sakitnya ditinggalkan orang terkasih, Ditambah pula dengan konsep MV yang gothic pol-polan. Jadi pas banget gayanya sering dijadiin referensi buat berdandan ala emo. Plus lagunya juga pas banget buat nangis sambil teriak marah-marah karena patah hati.

Baca Juga:

Aksi Liar Sok Rock n Roll dan Destruktif di Panggung Musik yang Kerap Merugikan Tidak Bisa Dibenarkan!

5 Starter Pack Remaja Jompo Saat Nonton Festival Musik

Paramore – Misery Busines

Lagu ini menjadi fasilitas bagi orang yang marah-marah karena intrik drama percintaan masa remaja. Lagunya sendiri bercerita mengenai  cewek-cewek rebutan cowok. Meskipun nggak ngerti liriknya, secara musikalitas sendiri sudah sangat memfasilitasi buat teriak-teriak meluapkan kekesalan hati. Belum lagi energi suara Hayley Williams yang kalau teriak kaya memuaskan banget mewakili teriakan pendengarnya, power suaranya Hayley mantep betul, Cuy.

Saosin – You Are Not Alone

Lagu ini adalah anthem buat orang-orang yang sedang merasa di titik terendah hidupnya. Lagunya sendiri memotivasi pendengarnya bahwa dalam menghadapi masalah pelik, kita tak sendiri, dan kita bisa melaluinya. Sebuah lagu yang terasa diperlukan buat para pendengar emo untuk masuk ke urutan playlist-nya setelah berpuas diri merayakan perasaan sedih mereka. Tentu masih ada banyak lagu Saosin yang lebih merepresentasikan lagu-lagu emonya, tapi ini biggest hits mereka dan pesannya bagus banget.

Simple Plan – Perfect

Lagu-lagu Simple Plan memang terasa sangat relate buat kehidupan anak muda, Termasuk lagu “Perfect” yang menjadi gerbang utama mengenal lagu-lagu mereka. “Perfect” sendiri menceritakan mengenai love-hate relationship orang tua dan anak yang sedang dalam fase memberontak. Sudah pasti relate buat anak muda yang sudah mulai punya keinginan sendiri tapi bertentangan dengan orang tua. Saya yakin pas sampai pada lirik “I’m sorry I can’t be… perfect” pasti banyak yang ambyar.

Yellow Card – Only One

Lagu ini punya aspek mellow yang memikat pencinta musik emo. Sebuah lagu patah hati yang akan membuatmu mendayu-dayu hingga akhirnya pada suatu momen, menghentak untuk teriak melupakan emosi. Sumpah lagu ini cocok banget buat sambil nangis-nangis meratapi nasib pas diputusin.

Panic at The Disco – I Write Sins Not Tragedies

Panic at The Disco dulu adalah salah satu band (iya band, bukan cuma Brandon Urie) ikonik yang mengantarkanmu ke gerbang emo. “I Write Sins Not Tragedies” adalah lagu yang mengantarkan mereka pada kepopuleran. Liriknya… yah nggak perlu dipikirkan lah, kadang beberapa lagu liriknya nggak perlu harus relate. Yang penting lagunya enak saja, kan? Selain itu lagunya juga agak unik, sih.

Tentu masih ada banyak lagu-lagu lain yang bikin orang suka sama emo, bahkan lagu yang lebih dianggap emo banget yang warnanya agak berbeda dari judul-judul yang saya sebut di atas. Tapi, nggak bisa menampik juga banyak yang lebih mengenal emo diantarkan lagu-lagu tadi. Setidaknya lagu yang pernah menghiasi fase emo mereka.

BACA JUGA Lagu-lagu Band Vagetoz yang Bikin Masa Remaja Saya Kayak Berada di FTV dan tulisan Muhammad Sabilurrosyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: emogenre musikHiburan TerminalMusik
Muhammad Sabilurrosyad

Muhammad Sabilurrosyad

Tukang nonton.

ArtikelTerkait

they call me babu mojok

They Call Me Babu: Seutas Kisah Sejarah Babu pada Masa Kolonial Belanda

27 Juli 2021
Begini Rasanya Jadi Murid yang Selalu Gagal kayak Nobita terminal mojok.co

Begini Rasanya Jadi Murid yang Selalu Gagal kayak Nobita

2 Agustus 2021
susu gratis segelas susu sapi perah mojok

Acara Bagi-bagi Susu Gratis di Sekolah Dasar Adalah Berkah bagi Saya

23 Juni 2021
Lagu 'Aku Bukan Superman' Mengandung Lirik Kelam yang Salah Banget mojok.co/terminal

Lagu ‘Aku Bukan Superman’ Mengandung Lirik Kelam yang Salah Banget

19 Maret 2021
Membayangkan Sinetron Indonesia Dibuat ala Anime terminal mojok

Membayangkan Sinetron Indonesia Dibuat ala Anime

17 Juni 2021
shiro aturan pelihara anjing di jepang shibuya hachiko mojok

Shiro, Shinchan, dan Aturan Memelihara Hewan di Jepang

1 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.