Kabar tentang Zidane hengkang begitu santer terdengar dua hari belakangan. Zizou bahkan sudah mengatakan rencananya kepada para pemain Real Madrid sebelum laga melawan Athletic Club. Rumor ini disantap dengan cepat oleh para pemburu berita.
Zidane memang sudah menampik kabar tersebut lewat konferensi pers setelah pertandingan. Blio berkata bahwa mana mungkin dia (tega) bilang kepada pemainnya bahwa blio akan hengkang di saat perburuan gelar sedang sengit-sengitnya. Hal itu cukup masuk akal, mengingat kabar Zidane hengkang sebenarnya berhembus tak hanya sekali dalam musim ini.
Namun, hal ini sebenarnya bukanlah hal yang mengagetkan andai beneran terjadi. Zizou dikabarkan merasa tertekan selama musim ini bergulir. Serangan media kepadanya tidak tanggung-tanggung musim ini. Tak hanya sekali dua kali dia kehilangan kesabarannya menghadapi pertanyaan jurnalis yang aneh-aneh. Tentu saja, kehilangan kesabaran versi Zidane tidak dengan ngamuk-ngamuk, namun menjawab dengan kalimat dan nada yang tegas. Beda sama pelatih tim gurem itu. Ronald Koeman maksudnya.
Apa pun hasil yang diraih Real Madrid musim ini, saya harus bilang bahwa Zidane adalah pelatih yang hebat meski saya tak menyukai taktiknya. Dengan skuat seadanya, tidak mendapat pemain baru, badai cedera yang menerpa (lebih dari 60 cedera dalam satu musim), serta jadwal yang tak masuk akal, Zizou masih bisa membawa Real Madrid ke semifinal UCL dan bertarung hingga pertandingan terakhir di perebutan La Liga.
Pencapaian tersebut jadi spesial sebab para pesaing masih menggelontorkan uang banyak demi menambah ketajaman skuat. Zidane bikin Real Madrid jadi sebuah tim berisi petarung yang tak kenal lelah dan tak pernah menyerah. Ketika pelatih macam begini hengkang, mencari penggantinya bukanlah hal yang mudah.
Dari semua hal yang saya sebut tadi, ada satu hal menarik yang muncul. Andai Zidane hengkang, pelatih yang menggantikannya tidak akan kesulitan dalam meneruskan perjuangan.
Musim transfer lalu, Real Madrid tidak membeli satu pun pemain. Ada tiga hal yang bisa kita simpulkan dari kejadian tersebut. Pertama, tidak ada uang untuk membeli pemain. Kedua, ada uang untuk membeli pemain, namun Zidane dan Perez tidak satu suara. Ketiga, Zidane percaya dengan kualitas skuatnya. Di akhir musim, terlihat bahwa sepertinya hal yang ketiga yang terjadi.
Benar, Real Madrid tidak punya uang, tapi Perez bukanlah tipikal orang yang menyerah pada keadaan, mesti digolekke dalan. Kalau Zizou butuh pemain, dia pasti sudah memintanya saat itu juga. Kenapa saya yakin uang bukanlah masalah, dan kepercayaan pada skuat adalah alasan, karena performa Real Madrid belakangan ini.
Performa pemain cadangan yang belakangan diberi kesempatan sebagai starter bisa dibilang memuaskan. Duet Nacho dan Eder Militao begitu solid, Alvaro Odriozola mulai bisa memberikan rasa tenang ketika Lucas “GOAT” Vazquez dan Dani Carvajal harus absen hingga akhir musim. Nama macam Lucas Vazquez dan Rodrygo juga memberikan permainan yang memuaskan. Untuk Rodrygo, performanya begitu solid dan mengancam lawan sebelum didera cedera selama empat bulan. Jadi masih layak lah ya.
Badai cedera pun mau tak mau bikin Zidane memberi kesempatan pemain akademi Real Madrid untuk bersinar. Marvin Park, Miguel Gutierrez, Sergio Arribas, Victor Chust, dan Blanco adalah nama baru yang memberi jaminan bahwa masa depan Real Madrid tetap cerah meski tidak membeli pemain.
Andai Zidane hengkang, pelatih yang meneruskan pekerjaannya tak perlu pusing akan kualitas skuat. Pemain yang ada sudah cukup bagus dan mumpuni untuk mengarungi kompetisi. Ditambah masih banyak punggawa Real Madrid yang dipinjamkan, memberi pelatih baru opsi yang lebih kaya. Lini serang adalah satu-satunya hal yang perlu dipoles, namun dengan rumor kedatangan Mbappe, semuanya sudah lengkap.
Itu di sisi teknis, meski nggak teknis-teknis amat. Nah, kita coba liat kemungkinan lain andai Zidane hengkang beneran.
Meski Zidane adalah pelatih yang dikenal begitu dihormati di ruang ganti Madrid, bukan berarti dia tak punya “konflik” dengan pemain. Ada beberapa pemain yang memberikan sinyal tak ingin melanjutkan kariernya di Real Madrid karena Zidane. Contohnya adalah Martin Odegaard. Odegaard memikirkan opsi karier yang lain jika Zidane masih bertahan, karena minimnya kesempatan yang ia dapat di bawah Zidane. Contoh lain adalah Marcos Llorente dan Reguilon. Keduanya pergi karena Zidane tak memberikan mereka kesempatan untuk merumput.
Andai Zidane hengkang, Martin Odegaard mungkin tak akan kepikiran untuk hengkang dari Real Madrid. Meyakinkan pemain baru untuk datang pun tak susah, karena tak lagi ragu apakah pemain tersebut bisa dapat kesempatan bermain. Zidane memang terkenal susah untuk merombak skuat inti. Hingga kini dia masih mempertahankan pemain era threepeat UCL meski grafik permainan mereka terjun bebas, macam Marcelo dan Isco.
Nah, itu yang positif. Kali ini yang negatif.
Pelatih yang menggantikan Zidane akan menemui hambatan yang paling utama: respek para pemain. Zidane memenangkan respek para pemain dengan cepat, beda dengan pelatih yang lain. Ketika respek pemain tak ada, meski kau punya strategi paling moncer sekalipun, tak akan ada gunanya. Nah, ketika Zidane hengkang, akan susah bagi para pemain untuk mempercayai pelatih baru. Hal ini, mau tak mau, memang harus dihadapi. Hengkangnya Zidane bukanlah hal yang sepele, Real Madrid harus mencari pelatih dengan kualitas dan nama yang jauh lebih besar jika ingin semuanya berjalan lancar.
Meski hingga kini belum ada comunicado oficial dan nama Allegri memenuhi kabar, kita hanya bisa berandai-andai apa yang akan terjadi ketika Zidane hengkang. Yang pasti, Real Madrid akan menemui beberapa masalah yang tak mudah untuk dihadapi. Meski begitu, hengkangnya Zidane sebenarnya tak buruk-buruk amat.
Ya namanya hidup, selalu berjalan meninggalkan yang semestinya.
Sumber gambar: Akun Twitter @realmadriden
BACA JUGA Eden Hazard Main 20 Menit Jauh Lebih Bagus dari Vinicius Junior dalam 3 Musim dan artikel Rizky Prasetya lainnya.