Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Wawancara dengan Pat Kai: Tentang Kasus Babi Ngepet dan Murkanya Blio kepada Manusia

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
30 April 2021
A A
zhu bajie pat kai babi ngepet mojok

zhu bajie pat kai babi ngepet mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Geger tentang babi ngepet menemui titik akhir. Ternyata, kasus babi ngepet di Depok tersebut adalah rekayasa AI. AI melakukannya atas dasar motif keuntungan pribadi. Namun, meski sudah tertangkap, gegernya belum mereda. Tanpa kita sadari, ada yang terluka dan tersinggung atas kasus babi ini.

Zhu Bajie, atau yang kita kenal dengan nama Pat Kai, adalah pihak tersebut. Tokoh yang dulunya bergelar Tianpeng ini merasa bahwa akibat rekayasa tersebut, dia kembali terkenal namun tidak dengan cara yang baik. Saya langsung ambil kesempatan ini untuk mewawancarai beliau, dan beliau setuju.

Sebenarnya beliau sempat diundang oleh Deddy Corbuzier untuk masuk ke podcast, tapi dia menolak. Entah apa alasannya, dia diam saja waktu saya tanya.

Langsung saja, inilah wawancara saya dengan Pat Kai, alias Zhu Bajie, alias Tianpeng.

“Selamat malam, Mas Pat Kai, atau enaknya saya panggil Zhu Bajie saja? Mengingat itu nama jenengan yang bener. Jenengan dipanggil Pat Kai kayaknya gara-gara sinetron Kera Sakti itu dulu kan?”

“Selamat malam, Mas Rizky. Bebas mau panggil apa, Mas. Pat Kai juga nggak apa-apa. Paraban itu bikin kita makin dekat dengan umum kan. Saya itu orangnya andhap asor kok.”

“Aseeek tenan, Djarum Super mau, Mas? Enak lho udud iki.”

“Ha kene, gelem aku. Iki kopine yo nggo aku to, Mas?”

Baca Juga:

Setelah 3 Bulan Tinggal di Depok, Saya Sadar Ternyata Depok Itu Indah Jika Bisa Menikmatinya

Adu Derita Antara Juliari Batubara, Sisyphus, dan Pat Kai: Siapakah yang Paling Sengsara?

“Oh ya jelas, iki Senncoin, Mas. Enak pokoke. Saya langsung masuk saja ya, Mas?”

“Monggo, Mas.”

“Menurut Mas, babi ngepet itu ada nggak?”

“Yo nggak ada, Mas. Gawe-gawene menungso wae kui.”

“Lho, tapi agak aneh. Mas kan siluman, yang artinya, sama saja dengan babi ngepet, hantu, dan semacamnya. Kok bisa siluman bilang hantu itu nggak ada?”

“Lha aku kan tokoh fiktif yang dibuat untuk memberikan pelajaran hidup ribuan tahun yang lalu. Saya dan babi ngepet itu sama-sama tokoh fiktif, ya jelas tau lah status masing-masing. Cuman karena saya harus menegaskan status saya, saya mewujud ada untuk jenengan, Mas.”

“Ha kok saya jadi pusing ya dengerin penjelasan Mas Pat Kai?”

“Yo ojo dipikir, lanjut takok wae.”

“Anda kemarin bilang bahwa Anda tersinggung gara-gara kasus babi ini. Apa yang bikin Anda tersinggung sebenarnya?”

“Wo ya jelas saya tersinggung. Masak babi ngepet tersebut disamain dengan saya? Saya ini siluman yang menjaga Tang Sanzang mengambil Sutra ke Barat. Sun Wukong, kalau mau berantem geden, itu pasti ngajak saya. Gini-gini saya punya status yang tinggi. Saya kan jadi babi juga karena kutukan, bukan keinginan saya sendiri.”

“Sebetulnya, Anda tidak harus tersinggung. Sebagai ‘Cleanser of the Altar’—gelar yang Anda dapatkan ketika perjalanan selesai—Anda kan harusnya nggak ngurus urusan duniawi gini. Aku bener ora, Mas?”

“Wah sek, iki tetep kudu dilurusne. Ya memang itu urusan duniawi, tapi kan saya juga punya hak untuk tersinggung. Saya ini udah menerima kutukan paling asu, yaitu jadi babi…”

“Asu opo babi?”

“Sek to…”

“Shap”

“Bayangkan, aku dulunya adalah panglima gagah, ganteng, berwibawa, terus hingga akhir hayat yang tak tau kapan ini, saya harus jadi manusia separo babi. Penderitaan saya ini udah paripurna, kok ya saya dibawa-bawa ke urusan babi ngepet. Apalagi, kasus ini motifnya kepentingan pribadi.”

“Sek-sek, Mas. Rasane kok hipokrit yo, Mas. Semasa jenengan pergi ke Barat, bukannya jenengan selalu menempatkan kepentingan pribadi?”

“Nah itu bedanya, saya siluman. Pelaku rekayasa babi ngepet itu manusia, kok polahnya macam siluman? Yang rugi malah siluman beneran lagi.”

“Saya kok masih bingung jenengan ruginya di mana, ya?”

“Koe wae sing goblok, haesh. Ngene, saya kan udah damai. Saya mengabdikan diri menjadi pembersih altar, melakoni apa yang sudah digariskan buat saya. Saya nggak merugikan manusia. Lha kok saya sekarang kerep di-mention gegara kasus babi ngepet ini. Saya jelas nggak terima. Ini kan cuman ulah segelintir manusia yang cari-cari masalah, kalau kedamaian saya terusik, ya nggak terima lah ya. Manusia dari dulu kayak gitu, suka mengusik dan mengurusi yang bukan urusannya… “

“Emang siluman nggak?”

“Bukan begitu. Siluman nggak punya kode etik dan moral, lha manusia kan punya. Bagaimana bisa mereka yang punya etik dan moral malah bertindak ngawur macam siluman?”

“Wah dalem iki, koe jebul sangar ya Bung Pat Kai.”

“Lha aku je. Kamu bakal ngerti seberapa pedihnya yang saya rasakan sekarang setelah melalui penderitaan ribuan tahun. Saya pikir lagi, kok hidup saya nggak bahagia-bahagia ya. Baru tenang dikit, malah diusik oleh manusia.”

Tiba-tiba Bung Pat Kayi menitikkan air mata sembari menyulut batang kedua Djarum Super milik saya. Saya lihat lagi, ha kok tinggal dua batang. Ternyata, dia menyulut dua batang, tapi ngambil separuh lebih isi rokok saya. Taek.

“Sepertinya ini terakhir saja, Bung Pat Kai, sebelum saya tutup. Ada yang ingin disampaikan tentang ontran-ontran ini? Kalau bisa yang agak masuk. Kemarin saya wawancara Jose Mourinho, malah disuruh patuhi protokol kesehatan.”

“Kalian, manusia, ini kenapa terlalu terobsesi dengan yang namanya ketenaran dan rela berbuat apa aja demi keuntungan pribadi. Mbok ya sing tenang, sing kalem, rasah serakah. Segala bikin hoax babi ngepet segala, ini apa coba. Mbok ya belajar dari perjalanan hidup saya, demi memenuhi nafsu, harus jadi babi selamanya meski sudah dapat pencerahan. Begitulah fitnah, deritanya tiada akhir.”

“Anjir, upamane koe ra dadi babi ngono wis patut dadi musisi indie, Bung Zhu Bajie.”

“Koyo Fiersa Besari, Hindia, ngono kae?”

“Hooh.”

“Prei, nggak mau aku jadi kaumnya mereka.”

Setelah itu, saya pamit. Rasa-rasanya, saya nggak akan bisa menjalani hidup menderita, namun diterima dengan lapang hati seperti Zhu Bajie. Tapi, setelah wawancara ini, saya jadi kepikiran satu pertanyaan yang bakal mengganggu saya.

Kok bisa orang-orang di Depok saat itu percaya kalau itu babi ngepet beneran?

BACA JUGA Korupsi Bansos dan Dana Haji, Mana yang Lebih Bajingan? dan artikel Rizky Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 April 2021 oleh

Tags: babi ngepetcu pat kaijourney to the westsun wukongzhu bajie
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

perjuangan cinta

Perjuangan Cinta Saya Kepada Mbaknya Kok Mirip Perjuangan Tong Sam Cong Cari Kitab Suci

23 Oktober 2019
Adu Derita Antara Juliari Batubara, Sisyphus, dan Pat Kai_ Siapakah yang Paling Sengsara_ terminal mojok

Adu Derita Antara Juliari Batubara, Sisyphus, dan Pat Kai: Siapakah yang Paling Sengsara?

15 Agustus 2021
perdunu pesugihan dewandaru dukun pemilu pesugihan tulungagung mojok.co

Mengenang 3 Pesugihan yang Trending pada Zamannya

29 April 2021
Margonda Depok Medan Tempur Semua Orang: Trotoar Jadi Parkiran, Jalan Jadi Lautan Macet

Setelah 3 Bulan Tinggal di Depok, Saya Sadar Ternyata Depok Itu Indah Jika Bisa Menikmatinya

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.